MERAUKE– Bupati Boven Digoel Hengki Yaluwo mengaku kesulitan memenuhi permohonan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Boven Digoel untuk biaya pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) atas pemilihan kepala daerah di Boven Digoel. Hal ini terjadi karena PSU tersebut dilakukan ditengah efisiensi anggaran yang harus dilakukan.
‘’Kami akan memohon petunjuk gubernur untuk PSU di Boven Digoel segera dapat dilakukan. Tapi, untuk kebutuhan anggaran PSU, saya belum bisa pastikan karena kita ketahui saat ini dalam tahap efisiensi. Sisa-sisa yang ada pada kita itu yang akan kita alokasikan untuk membiayai PSU ini,’’ jelas bupati Boven Digoel Hengki Yaluwo.
Menurut bupati Hengki Yaluwo, untuk PSU tersebut pihaknya hanya mampu membiayai antara Rp 15-20 miliar. Sementara sisanya, pihaknya akan minta bantuan pemerintah provinsi atau Kemendagri.
Sementara biaya PSU ini, selain dari KPU Boven Digoel, juga Bawaslu dan untuk biaya pengamanan. Untuk PSU ini, KPU Boven Digoel mengajukan anggaran sebesar Rp 31 miliar.
Disinggung soal keamanan selama tahap PSU, bupati memberi menjamin keamanan. Sebab, menurutnya, masyarakat Boven Digoel cinta kedamaian.
‘’Kami jamin proses PSU sampai pada terpilihnya bupati dan wakil bupati Boven Digoel aman. Karena masyarakat Boven Digoel adalah masyarakat yang cinta damai. Karena siapapun yang terpilih nanti itu bupati dan wakil bupati Boven Digoel,’’ tambahnya.