Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Spanyol U-17 Hadapi Jepang U-17: Produk Akademi VS Hasil Kompetisi Antar-SMA

KOMPETISI sepak bola antar-SMA dan universitas di Jepang termasuk salah satu jalur pembinaan sepak bola andalan.

Dikelola secara profesional setelah belajar dari Jerman, ajang tersebut pun dimanfaatkan klub-klub J-League untuk menjaring pemain berbakat.

Tak heran jika banyak pemain dari kejuaraan sepak bola antar-SMA dan universitas saat ini yang membela timnas Jepang di berbagai level. Di antaranya, Yuto Nagatomo dan Kaoru Mitoma di skuad senior.

Di skuad Jepang U-17 yang terjun di Piala Dunia U-17 saat ini, setidaknya ada tiga pemain yang juga berasal dari kejuaraan antar-SMA. Salah satunya top scorer sementara Piala Dunia U-17 Rento Takaoka.

Pemain yang sudah mencetak empat gol itu berasal dari Nissho Gakuen High School. Masih SMA, bukan berasal dari akademi ataupun sudah masuk ke tim junior klub J-League.

Baca Juga :  Tidak Hanya Sukses Prestasi, tapi Juga Sukses Adminstrasi

Pelatih Jepang Yoshiro Moriyama membenarkan pentingnya kontribusi kompetisi level SMA dan kampus bagi sepak bola Negeri Matahari Terbit. Apalagi dulu ketika Jepang masih dalam tahap membangun sepak bola.

”Tapi, saat ini akademi klub dan kompetisi antar-SMA ini bersaing. Timnas Jepang menjaring pemain dari sana,” ujarnya.

Nah, malam nanti di Stadion Manahan, Solo, kekuatan ”akar rumput” sepak bola Jepang dari kompetisi antar-SMA itu akan melawan kedigdayaan tradisi akademi sepak bola klub-klub La Liga Spanyol di 16 besar Piala Dunia U-17. Termasuk melawan pemain seperti Marc Guiu yang sudah naik ke tim senior Barcelona dan bermain di La Liga.

”Banyak pemainnya (Spanyol) sudah profesional. Filosofi sepak bola mereka juga sudah berjalan,” puji Moriyama.

Belum lagi, pemahaman taktikal pemain Spanyol U-17 juga sangat bagus. ”Bermain dengan formasi 4-3-3, inside dan outside kotak penaltinya sangat bagus,” tambahnya.

Baca Juga :  Pemprov Terus Berkolaborasi Memastikan Stok Bapok Aman Saat Nataru

Di sisi lain, meski calon lawan banyak dihuni mereka yang berawal dari level antar-SMA dan kampus, pelatih Spanyol Jose Maria Lana menjelaskan bahwa Kosugi Keita dkk punya banyak kelebihan. Salah satunya fisik. ”Buktinya, mereka bisa lolos ke babak 16 besar. Kami akan menghadapi tim yang kuat,” ujarnya.

Karena sudah punya ”filosofi”, Lana menegaskan akan bermain seperti biasa. Bermain sesuai dengan gaya Spanyol U-17 saat ini. ”Kami berusaha menjadi diri sendiri. Tidak ada perubahan meskipun lawan tim yang berbeda,” tegasnya. (rid/c19/ttg)

KOMPETISI sepak bola antar-SMA dan universitas di Jepang termasuk salah satu jalur pembinaan sepak bola andalan.

Dikelola secara profesional setelah belajar dari Jerman, ajang tersebut pun dimanfaatkan klub-klub J-League untuk menjaring pemain berbakat.

Tak heran jika banyak pemain dari kejuaraan sepak bola antar-SMA dan universitas saat ini yang membela timnas Jepang di berbagai level. Di antaranya, Yuto Nagatomo dan Kaoru Mitoma di skuad senior.

Di skuad Jepang U-17 yang terjun di Piala Dunia U-17 saat ini, setidaknya ada tiga pemain yang juga berasal dari kejuaraan antar-SMA. Salah satunya top scorer sementara Piala Dunia U-17 Rento Takaoka.

Pemain yang sudah mencetak empat gol itu berasal dari Nissho Gakuen High School. Masih SMA, bukan berasal dari akademi ataupun sudah masuk ke tim junior klub J-League.

Baca Juga :  STY Buka Suara Usai Anak Asuhannya Dibekuk Irak, Ada Perbedaan Level Performa

Pelatih Jepang Yoshiro Moriyama membenarkan pentingnya kontribusi kompetisi level SMA dan kampus bagi sepak bola Negeri Matahari Terbit. Apalagi dulu ketika Jepang masih dalam tahap membangun sepak bola.

”Tapi, saat ini akademi klub dan kompetisi antar-SMA ini bersaing. Timnas Jepang menjaring pemain dari sana,” ujarnya.

Nah, malam nanti di Stadion Manahan, Solo, kekuatan ”akar rumput” sepak bola Jepang dari kompetisi antar-SMA itu akan melawan kedigdayaan tradisi akademi sepak bola klub-klub La Liga Spanyol di 16 besar Piala Dunia U-17. Termasuk melawan pemain seperti Marc Guiu yang sudah naik ke tim senior Barcelona dan bermain di La Liga.

”Banyak pemainnya (Spanyol) sudah profesional. Filosofi sepak bola mereka juga sudah berjalan,” puji Moriyama.

Belum lagi, pemahaman taktikal pemain Spanyol U-17 juga sangat bagus. ”Bermain dengan formasi 4-3-3, inside dan outside kotak penaltinya sangat bagus,” tambahnya.

Baca Juga :  Timnas Indonesia vs Thailand, Menanti Tuah Kota Surabaya

Di sisi lain, meski calon lawan banyak dihuni mereka yang berawal dari level antar-SMA dan kampus, pelatih Spanyol Jose Maria Lana menjelaskan bahwa Kosugi Keita dkk punya banyak kelebihan. Salah satunya fisik. ”Buktinya, mereka bisa lolos ke babak 16 besar. Kami akan menghadapi tim yang kuat,” ujarnya.

Karena sudah punya ”filosofi”, Lana menegaskan akan bermain seperti biasa. Bermain sesuai dengan gaya Spanyol U-17 saat ini. ”Kami berusaha menjadi diri sendiri. Tidak ada perubahan meskipun lawan tim yang berbeda,” tegasnya. (rid/c19/ttg)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya