PUNYA 10 pemain yang merumput di Eropa jelas membuat skuad Maroko U-17 menakutkan bagi tim-tim lawan. Singa Atlas Muda memuncaki klasemen sementara grup A setelah menang 2-0 atas Panama U-17 di laga pertama (10/11).
Tapi, kondisi itu tak selamanya menguntungkan. Ada satu kelemahan dengan banyaknya pemain dari Eropa itu. Yaitu, para pemain tersebut sulit beradaptasi dengan cuaca panas di Indonesia.
Hal itu membuat sang pelatih Said Chiba kebingungan. Sebab, anak asuhnya sambat. ’’Asal tahu saja, banyak pemain kami yang merumput di Eropa. Dan sekarang mereka sedikit-sedikit merasa kepanasan,’’ ungkapnya.
Itu terlihat dalam laga kontra Panama U-17 (10/11). Kickoff dilakukan tepat pukul 16.00 WIB. Cuaca di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, ’’tidak’’ terlalu panas.
Suhunya cuma 30 derajat Celsius. ’’Tapi jujur, itu cukup panas bagi pemain kami,’’ jelas Chiba.
Beruntung, ada sesi water break. Hal itu sangat membantu pemain didikan Eropa mengembalikan kondisi fisiknya. Chiba berharap anak asuhnya bisa segera beradaptasi. Sebab, laga selanjutnya kontra Ekuador U-17 (13/11) akan digelar pukul 16.00 WIB.
’’Saya sampaikan ke pemain bahwa cuaca panas ini adalah part of the game. Mau tidak mau pemain harus adaptasi dengan cuaca di sini (Surabaya),’’ tegas pelatih 53 tahun itu.
Meski begitu, Chiba tetap bersyukur. Dia senang bisa bermain di GBT. ’’Karena atmosfer penonton di Surabaya luar biasa,’’ bebernya.
Chiba juga berharap cuaca panas tidak menghambat pemain yang tengah melakukan recovery. Saat ini ada dua pemain Maroko U-17 yang kondisinya belum 100 persen.
Yakni, striker Zakaria Ouazane (AFC Ajax) dan Abdelhamid Boutlal (Academie Mohammed VI De Football). (gus/c17/ali)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos