Program S-Ipar Digelar di Nduga
JAYAPURA-Program inovatif Polisi Pi Ajar (S-Ipar) yang diluncurkan Satuan Tugas Binmas Ops Rasaka Cartenz-2023 telah membawa dampak positif bagi masyarakat di Papua. Tak terkecuali anak-anak di Kampung Delpel, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Jumat (18/08) lalu, di Kampung Delpel, terlihat anak-anak mengikuti kegiatan belajar Si-Ipar dengan antusias. Bagi mereka, Si-Ipar menjadi harapan dan suatu langkah berharga yang ditempuh demi meraih cita-cita di masa depan.
Anak-anak Kampung Delpel yang mengikuti program ini berusia 6-12 tahun. Mereka dengan latar belakang putus sekolah atau tidak memiliki akses mendapatkan layanan pendidikan.
Salah satu personel Ops Rasaka Cartenz-2023, Bripda Petrik Arwakon, juga turut serta dalam upaya ini sebagai tenaga pengajar. Fokusnya adalah memberikan pelajaran kepada 15 anak di kampung tersebut, dengan materi yang meliputi membaca, menulis, dan menghitung.
Pendekatan yang sederhana dan interaktif, seperti penggunaan papan tulis dan poster alfabet, digunakan untuk menyampaikan materi ini.
Bripda Petrik menjelaskan, pihaknya menciptakan suasana interaktif ini untuk membangkitkan minat belajar anak-anak dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses belajar-mengajar.
Selain materi dasar, pendekatan yang menghibur juga menjadi bagian dari pembelajaran.
“Kami berusaha membuat pembelajaran menyenangkan bagi anak-anak, melalui bernyanyi dan juga pembagian gula-gula,” tambahnya.
Kasatgas Humas Ops Rasaka Cartenz-2023, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom, menggarisbawahi bahwa program Si-Ipar merupakan wujud dari komitmen Polri dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayah Kabupaten Nduga, terutama di sektor pendidikan.
“Melalui pelaksanaan program ini, Polri ingin menjalankan perannya sebagai pelayan masyarakat, membantu meningkatkan kualitas pendidikan bagi generasi muda di Kabupaten Nduga,” jelas Kombes Pol. Benny.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Kabupaten Nduga masih memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang rendah pada akhir tahun 2022, mencapai angka 34,10. Harapan besar ditumpukan pada Program SI-IPAR untuk memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan IPM wilayah tersebut serta mengatasi permasalahan buta aksara yang masih menjadi tantangan serius di tengah masyarakat.(Bidang Humas/nat)