JAYAPURA–Puluhan anak-anak Papua korban kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), kini bisa membaca dan menulis, berkat program Polisi Pi Ajar (Si Ipar).
Kebanyakan dari mereka mengungsi bersama orang tua dari Kabupaten Intan Jaya yang merupakan wilayah konflik KKB. Pengajar dari Yayasan Somatua, Yuliani Akagi merasa bersyukur dibantu oleh anggota Bhabinkamtibmas mengajar dari mereka yang sebagian besar merupakan korban KKB untuk belajar di Taman Bacaan Somatua di Kelurahan Timika Jaya, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika.
“Mereka anak-anak mayoritas dari Intan Jaya pegunungan informasi sebelum masuk di sini mereka adalah anak-anak yang pindah dari sana ke sini lalu mereka karena ada konflik di area pegunungan, puji tuhan mereka diawal saya sampaikan mereka bisa berbaur dengan anak-anak lain,”kata Yuliana, Selasa (7/3/2023).
Yuliana menuturkan saat datang ke Mimika, mereka belum bisa membaca dan menulis, bahkan juga berbahasa Indonesia. Dengan dibantu aparat Kepolisian, mereka diberikan literasi membaca, menulis dan berhitung. Menurutunya ketika sudah cukup untuk bisa semuanya, anak-anak tersebut bisa menempuh di pendidikan formal.
Sementara, Kasat Binmas Polres Mimika, Iptu Paulus Rande Ratu mengatakan ada 40 anak-anak yang ikut belajar di Taman Baca Somatua. Bahkan 70 persen dari mereka sudah mengikuti sekolah formal.
Lebih lanjut, Si Ipar yang merupakan salah satu program dari Operasi Rasaka Cartenz 2023 juga melakukan kegiatan door to door. Anggota sambungnya akan mendatangi rumah-rumah untuk mengajarkan anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis.(gin)
“Tujuan sangat baik sekali ini juga menjadi semangat anak-anak bisa ketemu bapak polisi dan ibu guru, tidak takut dengan polisi yang ternyata polisi adalah teman kita. Sekarang mereka sangat akrab sekali dengan kami,” ucapnya.