Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

400 Lebih Pendeta dan Evangelis Hadiri Seminar ke-1 Klasis Kuari

KARUBAGA-Guna meningkatkan pelayanan para pendeta dan evangelis dan mendorong jemaat selalu taat pada Firman Tuhan, maka Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Klasis Kuari, Wilayah Toli menggelar seminar ke-1.

Lebih dari 400 orang pendeta dan evangelis dari 28 klasis dan para undangan dari wilayah Toli dan Presiden Gereja GIDI hadir mengikuti seminar selama 3 hari di Aula Klasis Kuari, dari Rabu 23 sampai Jumat 25 Agustus.

Hari ke 3 atau hari terakhir seminar itu, panitia menggelar  acara barapen atau bakar batu ala suku Dani Tolikara dengan masak babi lebih dari 200 ekor sumbangan jemaat Klasis Kuari.

  Ketua Panitia, Atoar Yikwa saat diwawancarai pada acara barapen  itu mewakili Jemaat Gereja GIDI Klasis Kuari dan panitia memberikan apresiasi yang tinggi dan terima kasih yang tak terhingga kepada Pemerintah Tolikara khususnya PJ. Bupati Marthen Kogoya, SH, M.AP yang telah membantu panitia Rp 100 juta dan anggota DPR RI Wellem Wandik Rp 120 juta.

Juga Anggota DPR Papua, Timiles Yikwa serta semua kader Gereja GIDI yang bekerja di berbagai lembaga pemerintah maupun swasta yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Baca Juga :  KPU Puncak Jaya Gelar Debat Perdana Antar Paslon Bupati dan Wakil Bupati

“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada jemaat Gereja GIDI Klasis Kuari yang telah memberikan sumbangan babi dan sayur bahkan tenaga masak barapen yang sangat meriah ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberkati kita semua,”ujar Ketua Panitia Atoar Yikwa.

Dikatakan, dalam seminar ini telah memilih ketua dan dan wakil ketua Klasis Kuari dilengkapi dengan bidang – bidang lainnya untuk masa jabatan 3 tahun 2023-2026. Ketua Klasis yang terpilih memperoleh suara mayoritas yaitu Pdt. Iles Liwiya dan suara mayoritas kedua menjadi  wakil, Pdt. Perau Yikwa.

“Masa jabatan Ketua Klasis Kuari sudah habis sehingga dilakukan pemilihan sistem poting satu orang satu suara dari para pendeta utusan 10 jemaat Gereja GIDI Klasis Kuari. Dan yang terpilih adalah yang terbaik dari beberapa calon, sehingga semua jemaat senang dan mendukung penuh, terbukti semua jemaat datang menyumbang babi dan masak barapen dengan meriah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pasien Covid-19 di RSUD Abepura Menurun

Ketua Panitia Atoar Yikwa menambahkan, beberapa agenda penting juga dibahas dalam seminar itu, yakni membuka pos penginjilan (PI) di dua tempat di wilayah pelayanan Klasis Kuari.

Dan pemalangan jalan yang sering dilakukan warga di  jalan utama antar kabupaten dan antar distrik di Wilayah Toli dilarang, apabila ada orang masih melakukan pemalangan, maka diproses sesuai hukum dan jemaat Gereja asal orang atau kelompok diberikan sanksi.

“Orang selalu palang jalang setelah perbaikan jalan rusak itu dilarang, karena perbaikan jalan tanggungjawab pemerintah dan soal ini yang sering dikeluhkan warga karena akses umum terganggu,”katanya.

Atoar Yikwa megatakan, agenda lain yang dibahas dan ditetapkan yaitu budaya dari luar Papua tidak diizinkan bawah masuk di wilayah Toli, karena menurut pengamatan Gereja GIDI selama ini telah merusak tatanan kehidupan jemaat Gereja GIDI. Warga yang datang ke wilayah Toli harus tunduk pada budaya suku Dani khususnya Tolikara, apabila kedapatan Gereja GIDI tentu menegur untuk pindah. (Diskominfo Tolikara)*

KARUBAGA-Guna meningkatkan pelayanan para pendeta dan evangelis dan mendorong jemaat selalu taat pada Firman Tuhan, maka Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Klasis Kuari, Wilayah Toli menggelar seminar ke-1.

Lebih dari 400 orang pendeta dan evangelis dari 28 klasis dan para undangan dari wilayah Toli dan Presiden Gereja GIDI hadir mengikuti seminar selama 3 hari di Aula Klasis Kuari, dari Rabu 23 sampai Jumat 25 Agustus.

Hari ke 3 atau hari terakhir seminar itu, panitia menggelar  acara barapen atau bakar batu ala suku Dani Tolikara dengan masak babi lebih dari 200 ekor sumbangan jemaat Klasis Kuari.

  Ketua Panitia, Atoar Yikwa saat diwawancarai pada acara barapen  itu mewakili Jemaat Gereja GIDI Klasis Kuari dan panitia memberikan apresiasi yang tinggi dan terima kasih yang tak terhingga kepada Pemerintah Tolikara khususnya PJ. Bupati Marthen Kogoya, SH, M.AP yang telah membantu panitia Rp 100 juta dan anggota DPR RI Wellem Wandik Rp 120 juta.

Juga Anggota DPR Papua, Timiles Yikwa serta semua kader Gereja GIDI yang bekerja di berbagai lembaga pemerintah maupun swasta yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Baca Juga :  Fokus Penanganan Keamanan Dalam 9 Bulan

“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada jemaat Gereja GIDI Klasis Kuari yang telah memberikan sumbangan babi dan sayur bahkan tenaga masak barapen yang sangat meriah ini. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberkati kita semua,”ujar Ketua Panitia Atoar Yikwa.

Dikatakan, dalam seminar ini telah memilih ketua dan dan wakil ketua Klasis Kuari dilengkapi dengan bidang – bidang lainnya untuk masa jabatan 3 tahun 2023-2026. Ketua Klasis yang terpilih memperoleh suara mayoritas yaitu Pdt. Iles Liwiya dan suara mayoritas kedua menjadi  wakil, Pdt. Perau Yikwa.

“Masa jabatan Ketua Klasis Kuari sudah habis sehingga dilakukan pemilihan sistem poting satu orang satu suara dari para pendeta utusan 10 jemaat Gereja GIDI Klasis Kuari. Dan yang terpilih adalah yang terbaik dari beberapa calon, sehingga semua jemaat senang dan mendukung penuh, terbukti semua jemaat datang menyumbang babi dan masak barapen dengan meriah,” ungkapnya.

Baca Juga :  Covid-19 Mereda, ASN Wajib Ikut Apel Umum

Ketua Panitia Atoar Yikwa menambahkan, beberapa agenda penting juga dibahas dalam seminar itu, yakni membuka pos penginjilan (PI) di dua tempat di wilayah pelayanan Klasis Kuari.

Dan pemalangan jalan yang sering dilakukan warga di  jalan utama antar kabupaten dan antar distrik di Wilayah Toli dilarang, apabila ada orang masih melakukan pemalangan, maka diproses sesuai hukum dan jemaat Gereja asal orang atau kelompok diberikan sanksi.

“Orang selalu palang jalang setelah perbaikan jalan rusak itu dilarang, karena perbaikan jalan tanggungjawab pemerintah dan soal ini yang sering dikeluhkan warga karena akses umum terganggu,”katanya.

Atoar Yikwa megatakan, agenda lain yang dibahas dan ditetapkan yaitu budaya dari luar Papua tidak diizinkan bawah masuk di wilayah Toli, karena menurut pengamatan Gereja GIDI selama ini telah merusak tatanan kehidupan jemaat Gereja GIDI. Warga yang datang ke wilayah Toli harus tunduk pada budaya suku Dani khususnya Tolikara, apabila kedapatan Gereja GIDI tentu menegur untuk pindah. (Diskominfo Tolikara)*

Berita Terbaru

Artikel Lainnya