Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Covid Jadi Salah Satu Indikator Anak Putus Sekolah

Christian Sohilait ST. M.Si  ( FOTO: Gratianus silas/cepos)

Covid Jadi Salah Satu Indikator Anak Putus Sekolah

JAYAPURA- Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait ST. M.Si, mengaku bahwa Covid 19 dapat menjadi indikator meningkatnya angak putus sekolah dan angka buta aksara di Papua.

“Kalau dilihat dari data BPS 2018 – 2019, sudah ada angka buta aksara dan angka putus sekolah. Namun, setelah adanya Covid 19, indikator penyebab putus sekolah dan angka buta aksara ini bertambah. Salah satunya indikator karena Covid 19, misalnya, persoalan ekonomi,” jelas Christian Sohilait, Jumat (8/1) kemarin.

Artinya, sambung Sohilait, ketika normal, pendapatan masyarakat cukup baik. Namun, ketika Covid 19, nilai beli menjadi turun, sehingga berpengaruh pada ekonomi keluarga atau orang tua dalam menyekolahkan anaknya.

Baca Juga :  Urusan Bank Papua, Masalah Internal Pemprov Papua

“Jadi, Covid 19 ini bisa berpengaruh, bahkan sangat berpengaruh. Karena akses pembelajaran jadi susah, termasuk guru yang tidak hadir, tidak ada waktu pembelajaran tatap muka, serta tidak bisa melakukan pembelajaran daring. Itu bisa menyebabkan putus sekolah,” tambahnya.

Demikian, dalam penyampaiannya kepada Dinas Pendidikan kabuapten/kota di Papua, Sohilait menekankan pendataan yang harus dilakukan secara baik. Misalnya, untuk buta aksara yang harus dilihat berbedasarkan jenjang pendidikan, serta inovasi pemerintah daerah dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

“Termasuk untuk persoalan putus sekolah,  harus diketahui apa penyebabnya. Bisa saja karena kontak senjata di daerahnya. Jadi bukan karena ekonomi keluarga, melainkan karena kontak senjata yang terjadi di daerahnya. Bisa juga karena gurunya tidak ada,” jelasnya. (gr/gin)

Baca Juga :  PON XX, Kebutuhan Pangan Dipastikan Tersedia
Christian Sohilait ST. M.Si  ( FOTO: Gratianus silas/cepos)

Covid Jadi Salah Satu Indikator Anak Putus Sekolah

JAYAPURA- Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait ST. M.Si, mengaku bahwa Covid 19 dapat menjadi indikator meningkatnya angak putus sekolah dan angka buta aksara di Papua.

“Kalau dilihat dari data BPS 2018 – 2019, sudah ada angka buta aksara dan angka putus sekolah. Namun, setelah adanya Covid 19, indikator penyebab putus sekolah dan angka buta aksara ini bertambah. Salah satunya indikator karena Covid 19, misalnya, persoalan ekonomi,” jelas Christian Sohilait, Jumat (8/1) kemarin.

Artinya, sambung Sohilait, ketika normal, pendapatan masyarakat cukup baik. Namun, ketika Covid 19, nilai beli menjadi turun, sehingga berpengaruh pada ekonomi keluarga atau orang tua dalam menyekolahkan anaknya.

Baca Juga :  Bersama Menjag dan Melindungi Anak dari Covid

“Jadi, Covid 19 ini bisa berpengaruh, bahkan sangat berpengaruh. Karena akses pembelajaran jadi susah, termasuk guru yang tidak hadir, tidak ada waktu pembelajaran tatap muka, serta tidak bisa melakukan pembelajaran daring. Itu bisa menyebabkan putus sekolah,” tambahnya.

Demikian, dalam penyampaiannya kepada Dinas Pendidikan kabuapten/kota di Papua, Sohilait menekankan pendataan yang harus dilakukan secara baik. Misalnya, untuk buta aksara yang harus dilihat berbedasarkan jenjang pendidikan, serta inovasi pemerintah daerah dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

“Termasuk untuk persoalan putus sekolah,  harus diketahui apa penyebabnya. Bisa saja karena kontak senjata di daerahnya. Jadi bukan karena ekonomi keluarga, melainkan karena kontak senjata yang terjadi di daerahnya. Bisa juga karena gurunya tidak ada,” jelasnya. (gr/gin)

Baca Juga :  Angka Covid 19 Terus Menurun mendekati 0%

Berita Terbaru

Artikel Lainnya