JAKARTA-Angel Fabian di Maria Hernandez, atau yang lebih dikenal dengan nama Angel di Maria, merupakan salah satu pemain sepak bola paling ikonik dari Argentina. Lahir pada 14 Februari 1988 di Rosario, Argentina, Di Maria telah menorehkan berbagai prestasi gemilang sepanjang kariernya, baik di level klub maupun tim nasional.
Dengan pensiunnya sebagai juara Copa America 2024, Di Maria menutup lembaran karier sepak bolanya dengan penuh kehormatan.
Di Maria memulai karier sepak bolanya di klub lokal Rosario Central. Penampilannya yang impresif menarik perhatian klub-klub besar Eropa. Pada 2007, Di Maria memutuskan untuk bergabung dengan Benfica, klub papan atas Portugal.
Selama tiga tahun berseragam Benfica, Di Maria berhasil menunjukkan kemampuan luar biasanya, yang akhirnya membuat Real Madrid tertarik dan merekrutnya pada 2010 dengan nilai transfer sebesar 25 juta euro.
Di Real Madrid, Di Maria menjadi salah satu pemain kunci dan membantu klub tersebut meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk Liga Champions. Keberhasilannya bersama Real Madrid membuat Manchester United tertarik untuk merekrutnya. Pada 2014, Di Maria bergabung dengan Manchester United dengan rekor transfer Inggris sebesar 59,7 juta poundsterling. Namun, masa baktinya di Manchester United tidak berlangsung lama. Pada Agustus 2015, Di Maria resmi dilepas ke Paris Saint-Germain (PSG).
Karier internasional Di Maria bersama tim nasional Argentina juga tidak kalah gemilang. Dia menjadi pemain internasional senior sejak 2008 dan telah mengoleksi lebih dari 50 caps untuk timnas. Di Maria turut membantu Argentina meraih medali emas di Olimpiade 2008, serta menjadi bagian dari skuad yang tampil di dua edisi Piala Dunia dan Copa America 2011. Prestasi puncaknya bersama timnas terjadi ketika Argentina memenangkan Copa America 2021, Finalissima 2022, dan Piala Dunia 2022.
Di Maria lahir dari keluarga sederhana di Rosario. Ayahnya, Miguel Di María, dan ibunya, Diana Hernandez de Di María, bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Di Maria kecil sangat aktif dan energik, sehingga dokter menyarankan agar dia bermain sepak bola sejak usia tiga tahun. Sejak itu, sepak bola menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
Meskipun keluarganya menghadapi kesulitan ekonomi, mereka tetap mendukung impian Di Maria. Setelah bergabung dengan Benfica, Di Maria bahkan meminta ayahnya untuk berhenti bekerja dan membelikan rumah bagi keluarganya sebagai tanda terima kasih atas dukungan mereka.