Namun, pada prakteknya, mantan pelatih FC Barcelona itu menempatkan Julian Alvarez sebagai false nine karena dia bisa bermain lebih dalam, termasuk gaya bermain penyerang Argentina itu ketika menghadapi Luton meski ada konsekuensi atas pilihan tersebut. Yang paling menonjol adalah kurang klinisnya lini serang Man City di dalam kotak penalti.
Inilah yang membuat mereka bisa kebobolan di pengubung babak pertama meskipun mendominasi penguasaan bola dan menciptakan beberapa peluang krusial. Tak hanya itu, ketidakmampuan lini pertahanan klub asal Manchester itu juga terekspos dengan baik karena gagal mengatasi umpan silang yang dilancarkan The Hatters pada laga itu.
Di babak kedua, Man City bermain lebih dinamis dengan formasi yang sudah jadi andalan Pep Guardiola, yakni 3-2-4-1 dengan satu atau dua bek tengah yang diplot sebagai gelandang bertahan. Upaya tak lama membuahkan hasil. Dua gol cepat tercipta. Man City sukses menang tanpa striker andalan, Erling Haaland.
Ketika diwawancarai pasca pertandingan, dia menyebut permainan timnya sangat impresif karena sempat tidak pernah meraih kemenangan dalam empat pertandingan terakhir. Apalagi kemenangan ini diraihnya tanpa sang striker utama.
“Itu penampilan yang luar biasa setelah apa yang terjadi pada hasil terakhir. Kami kebobolan di menit terakhir babak pertama. Itu adalah ujian yang sangat bagus dan para pemain merespon sebagaimana biasanya,” ujar Pep Guardiola dilansir dari The Athletic.
Sementara itu, saat ditanyai mengenai kondisi Haaland, Pep Guardiola belum bisa memastikan kapan sang penyerang akan kembali merumput bersama timnya.
“Kami tidak tahu. (Cederanya) di kakinya. Ya, kita akan melihatnya nanti. Hari ke hari, minggu ke minggu. Semoga kami bisa menyembuhkannya agar bisa bermain untuk piala dunia antarklub,” imbuhnya. (*)
Sumber: The Athletic