Kecurigaan mengenai keputusan wasit ini semakin kuat ketika netizen menemukan bahwa Al-Kaf berasal dari Oman, yang berada di bawah federasi yang sama dengan Bahrain, yakni West Asian Football Federation (WAFF). Ini menimbulkan spekulasi adanya keberpihakan dalam kepemimpinan wasit.
Meski begitu, secara aturan, AFC memang hanya melarang penunjukkan wasit dari negara yang berada dalam satu grup, sehingga secara teknis, penunjukan Ahmed Al-Kaf tidak melanggar aturan. Namun, dugaan bias tetap tak terbendung di kalangan suporter Indonesia.
Selain itu, netizen menemukan fakta lain yang mengejutkan. Presiden AFC saat ini, Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, ternyata berasal dari Bahrain.
Sheikh Salman sudah menjabat sebagai presiden AFC sejak 2 Mei 2013 dan hingga kini masih menduduki posisi tersebut. Fakta bahwa orang nomor satu di AFC berasal dari Bahrain menambah bahan bakar spekulasi soal adanya ketidakadilan dalam laga tersebut.
Meski belum ada bukti konkret soal adanya intervensi atau kecurangan, wajar jika publik menaruh curiga. Situasi ini semakin memperkuat perasaan kecewa yang dirasakan oleh pendukung Timnas Indonesia.
Bagaimanapun, hasil akhir pertandingan tidak bisa diubah. Timnas Indonesia harus puas dengan hasil imbang 2-2 di kandang Bahrain, meski ada banyak faktor yang dirasa tidak adil.
Kini, Indonesia harus mengalihkan fokusnya ke laga selanjutnya melawan Tiongkok pada 15 Oktober 2024. Timnas Garuda masih berpeluang besar untuk mengamankan poin dan memperbesar peluang lolos ke babak selanjutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dengan segala kekecewaan yang ada, masyarakat Indonesia berharap Timnas dapat belajar dari pertandingan melawan Bahrain. Tetap semangat Garuda, masih ada peluang besar di depan. (*)
SUmber: jawapos
Kecurigaan mengenai keputusan wasit ini semakin kuat ketika netizen menemukan bahwa Al-Kaf berasal dari Oman, yang berada di bawah federasi yang sama dengan Bahrain, yakni West Asian Football Federation (WAFF). Ini menimbulkan spekulasi adanya keberpihakan dalam kepemimpinan wasit.
Meski begitu, secara aturan, AFC memang hanya melarang penunjukkan wasit dari negara yang berada dalam satu grup, sehingga secara teknis, penunjukan Ahmed Al-Kaf tidak melanggar aturan. Namun, dugaan bias tetap tak terbendung di kalangan suporter Indonesia.
Selain itu, netizen menemukan fakta lain yang mengejutkan. Presiden AFC saat ini, Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, ternyata berasal dari Bahrain.
Sheikh Salman sudah menjabat sebagai presiden AFC sejak 2 Mei 2013 dan hingga kini masih menduduki posisi tersebut. Fakta bahwa orang nomor satu di AFC berasal dari Bahrain menambah bahan bakar spekulasi soal adanya ketidakadilan dalam laga tersebut.
Meski belum ada bukti konkret soal adanya intervensi atau kecurangan, wajar jika publik menaruh curiga. Situasi ini semakin memperkuat perasaan kecewa yang dirasakan oleh pendukung Timnas Indonesia.
Bagaimanapun, hasil akhir pertandingan tidak bisa diubah. Timnas Indonesia harus puas dengan hasil imbang 2-2 di kandang Bahrain, meski ada banyak faktor yang dirasa tidak adil.
Kini, Indonesia harus mengalihkan fokusnya ke laga selanjutnya melawan Tiongkok pada 15 Oktober 2024. Timnas Garuda masih berpeluang besar untuk mengamankan poin dan memperbesar peluang lolos ke babak selanjutnya di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dengan segala kekecewaan yang ada, masyarakat Indonesia berharap Timnas dapat belajar dari pertandingan melawan Bahrain. Tetap semangat Garuda, masih ada peluang besar di depan. (*)
SUmber: jawapos