Thursday, July 24, 2025
22.2 C
Jayapura

STY dan Tradisi PSSI: Memecat Pelatih Saat Mulai Menunjukkan Hasil Positif

JAKARTA-Dalam beberapa jam ke depan masa depan Shin Tae-yong ditentukan. PSSI akan mengumumkan nasib pelatih timnas Indonesia dalam konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta, Senin (6/1).

Isu yang berkembang 24 jam terakhir menyebutkan STY akan dipecat. Kendati begitu semua kemungkinan masih bisa terjadi sampai pengumuman resmi federasi.

Jika Shin Tae-yong benar-benar dipecat, PSSI seakan mengulang kembali tabiat buruknya terkait kontrak pelatih timnas Indonesia.

Bukan apa-apa, Tim Garuda sedang dalam tren menanjak bersama pelatih asal Korea Selatan itu. Peluang menembus Piala Dunia 2026 juga masih terbuka.

Saat ini Indonesia berada di peringkat ketiga Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia. Belum lagi langkah timnas di ajang sebelumnya seperti Piala Asia dan melonjaknya peringkat FIFA.

 

Di luar itu, secara permainan Rizky Ridho dkk dianggap banyak pihak mengalami kemajuan pesat. Berani pegang bola, bermain atraktif, umpan-umpan  pendek, dan ball possession.

Melihat sejarah, bukan kali ini saja PSSI memecat pelatih saat timnas Indonesia sedang bagus-bagusnya. Situasi serupa juga terjadi pada era Alfred Riedl dan Luis Milla.

Baca Juga :  Erick Thohir Umumkan Ragnar Oeratmangun sebagai Pemain Naturalisasi

Pada 2011 silam Alfred Riedl dipecat federasi dalam kepengurusan baru Djohar Arifin. Padahal Tim Garuda sedang dalam tren positif kendati kalah di final PIala AFF dari Malaysia.

Animo suporter kala itu menggila dengan permainan apik para pemain. Ditambah lagi kemunculan bintang-bintang baru seperti Irfan Bachdim, Christian Gonzalez, dan Oktovianus Maniani.

Sayang, kisruh di PSSI membuat proyek yang sedang dibangun Alfred Riedl terhenti. Djohar Arifin waktu itu menyebut tidak ada perjanjian hitam di atas putih antara federasi dan pelatih.

Tujuh tahun kemudian timnas Indonesia kembali kehilangan pelatih. Kali ini nakhoda asal Spanyol, Luis Milla, yang jadi korban.

Pemecatan Milla dipicu kegagalan timnas U-22 Indonesia ke Piala Asia U-23 2018. Tetap saja keputusan PSSI yang diketuai Edy Rahmayadi saat itu dianggap blunder.

Baca Juga :  Regulasi Baru Liga 1 2024/2025, Hadiah hingga Negara Asal Pemain Asing

Kinerja mantan pemain Real Madrid disanjung banyak pihak. Tidak sedikit pula yang menganggap permainan atraktif timnas saat ini ditanam oleh Milla.

Atas keputusan federasi Luis Milla sampai angkat bicara. Dalam ucapan perpisahan di Instagram pribadi ia menyebut PSSI tidak profesional dan memiliki manajemen yang buruk.

Baik Shin Tae-yong, Luis Milla, hingga Alfred Riedl gagal mempersembahkan trofi untuk timnas Indonesia. Walau begitu mereka mampu membawa para pemain naik level secara kolektivitas.

Sampai saat ini pemecatan Milla dan Riedl masih disesalkan banyak pihak. Sekarang para suporter kembali diingatkan dua kejadian tersebut jika PSSI benar-benar mengakhiri kerja sama dengan mantan pelatih Seongnam FC. (*/Jawapos)

JAKARTA-Dalam beberapa jam ke depan masa depan Shin Tae-yong ditentukan. PSSI akan mengumumkan nasib pelatih timnas Indonesia dalam konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta, Senin (6/1).

Isu yang berkembang 24 jam terakhir menyebutkan STY akan dipecat. Kendati begitu semua kemungkinan masih bisa terjadi sampai pengumuman resmi federasi.

Jika Shin Tae-yong benar-benar dipecat, PSSI seakan mengulang kembali tabiat buruknya terkait kontrak pelatih timnas Indonesia.

Bukan apa-apa, Tim Garuda sedang dalam tren menanjak bersama pelatih asal Korea Selatan itu. Peluang menembus Piala Dunia 2026 juga masih terbuka.

Saat ini Indonesia berada di peringkat ketiga Grup C babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia. Belum lagi langkah timnas di ajang sebelumnya seperti Piala Asia dan melonjaknya peringkat FIFA.

 

Di luar itu, secara permainan Rizky Ridho dkk dianggap banyak pihak mengalami kemajuan pesat. Berani pegang bola, bermain atraktif, umpan-umpan  pendek, dan ball possession.

Melihat sejarah, bukan kali ini saja PSSI memecat pelatih saat timnas Indonesia sedang bagus-bagusnya. Situasi serupa juga terjadi pada era Alfred Riedl dan Luis Milla.

Baca Juga :  Intip Potensi 26 Pemain Timnas Indonesia yang Dipanggil Shin Tae-yong

Pada 2011 silam Alfred Riedl dipecat federasi dalam kepengurusan baru Djohar Arifin. Padahal Tim Garuda sedang dalam tren positif kendati kalah di final PIala AFF dari Malaysia.

Animo suporter kala itu menggila dengan permainan apik para pemain. Ditambah lagi kemunculan bintang-bintang baru seperti Irfan Bachdim, Christian Gonzalez, dan Oktovianus Maniani.

Sayang, kisruh di PSSI membuat proyek yang sedang dibangun Alfred Riedl terhenti. Djohar Arifin waktu itu menyebut tidak ada perjanjian hitam di atas putih antara federasi dan pelatih.

Tujuh tahun kemudian timnas Indonesia kembali kehilangan pelatih. Kali ini nakhoda asal Spanyol, Luis Milla, yang jadi korban.

Pemecatan Milla dipicu kegagalan timnas U-22 Indonesia ke Piala Asia U-23 2018. Tetap saja keputusan PSSI yang diketuai Edy Rahmayadi saat itu dianggap blunder.

Baca Juga :  Persib Bandung Tak Mau Over Confidence, Marc Klok: Semua Laga itu Sulit

Kinerja mantan pemain Real Madrid disanjung banyak pihak. Tidak sedikit pula yang menganggap permainan atraktif timnas saat ini ditanam oleh Milla.

Atas keputusan federasi Luis Milla sampai angkat bicara. Dalam ucapan perpisahan di Instagram pribadi ia menyebut PSSI tidak profesional dan memiliki manajemen yang buruk.

Baik Shin Tae-yong, Luis Milla, hingga Alfred Riedl gagal mempersembahkan trofi untuk timnas Indonesia. Walau begitu mereka mampu membawa para pemain naik level secara kolektivitas.

Sampai saat ini pemecatan Milla dan Riedl masih disesalkan banyak pihak. Sekarang para suporter kembali diingatkan dua kejadian tersebut jika PSSI benar-benar mengakhiri kerja sama dengan mantan pelatih Seongnam FC. (*/Jawapos)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya