Sunday, November 24, 2024
28.7 C
Jayapura

Banyak Menggantungkan Hidup pada Sepak Bola

JAYAPURA-Keputusan PSSI dan PT LIB untuk menghentikan lanjutan Kompetisi Liga 2 2022/2023 tidak hanya merugikan klub kontestan. Tapi yang paling berdampak adalah para pelaku sepak bola seperti pemain, pelatih dan official.

Apalagi banyak pemain, pelatih bahkan official sepenuhnya menggantungkan hidup pada dunia sepak bola tanah air. Sehingga mereka yang tidak memiliki pekerjaan lain atau sampingan tentu akan sangat merasakan dampak dari pemberhentian kompetisi Liga 2.

“Harusnya kompetisi tidak boleh dihentikan, banyak dari mereka sudah menjadikan sepak bola ini pekerjaan utama. Artinya kompetisi yang berhenti ini membuat banyak pengangguran,” ungkap pelatih Persewar Waropen, Eduard Ivakdalam saat ditemui di Stadion Mandala Jayapura, Sabtu (14/1).

Legenda hidup Persipura Jayapura itu menuturkan bahwa banyak pemainnya yang tidak memiliki pekerjaan lain di luar dunia sepak bola. Sehingga keputusan PSSI dan PT LIB untuk menghentikan kompetisi Liga 2 sudah menutup mata pencaharian mereka dalam beberapa bulan kedepan.

Baca Juga :  28 Pemain PSBS Ikut Latihan Perdana 

“Mereka tentunya kesulitan untuk menghidupi keluarga mereka, pemain yang punya pekerjaan sampingan mungkin tidak akan begitu merasakan. Tapi bagaimana dengan pemain yang benar-benar menggantungkan hidupnya dengan sepak bola, ini pastinya akan terasa sangat berat,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Paitua Edu itu memastikan jika kompetisi benar-benar dihentikan, maka besar kemungkinan kompetisi Liga 2 format 2023/2024 akan kembali digelar pada pertengahan bahkan akhir tahun 2023. Sehingga dia khawatir dengan nasib para pemainnya bila klub nantinya dibubarkan.

“Kondisi ini akan membuat kevakuman pemain dan pelatih. Kompetisi Liga 2 selanjutnya masih panjang, karena kita akan tunggu sampai Liga 1 ini berakhir baru Liga 2 jalan. Ini situasi yang sangat sulit, klub juga sudah mengeluarkan uang yang sangat besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Uji Coba dengan Semen Padang Batal

Paitua Edu mengatakan bahwa harusnya PSSI bersama PT LIB bisa mempertimbangkan segala aspek sebelum mengambil keputusan untuk mengenghentikan kompetisi Liga 2 2022/2023.

“Apa yang diputuskan oleh PSSI dan PT LIB ini harus dipertanggungjawabkan, harus ada solusi. Bagaimana dengan nasib pemain dan klub-klub agar semua bisa menerima dengan baik, bukan seenaknya mengatakan bahwa Liga 2 berhenti,” pungkasnya. (eri/nat)

JAYAPURA-Keputusan PSSI dan PT LIB untuk menghentikan lanjutan Kompetisi Liga 2 2022/2023 tidak hanya merugikan klub kontestan. Tapi yang paling berdampak adalah para pelaku sepak bola seperti pemain, pelatih dan official.

Apalagi banyak pemain, pelatih bahkan official sepenuhnya menggantungkan hidup pada dunia sepak bola tanah air. Sehingga mereka yang tidak memiliki pekerjaan lain atau sampingan tentu akan sangat merasakan dampak dari pemberhentian kompetisi Liga 2.

“Harusnya kompetisi tidak boleh dihentikan, banyak dari mereka sudah menjadikan sepak bola ini pekerjaan utama. Artinya kompetisi yang berhenti ini membuat banyak pengangguran,” ungkap pelatih Persewar Waropen, Eduard Ivakdalam saat ditemui di Stadion Mandala Jayapura, Sabtu (14/1).

Legenda hidup Persipura Jayapura itu menuturkan bahwa banyak pemainnya yang tidak memiliki pekerjaan lain di luar dunia sepak bola. Sehingga keputusan PSSI dan PT LIB untuk menghentikan kompetisi Liga 2 sudah menutup mata pencaharian mereka dalam beberapa bulan kedepan.

Baca Juga :  Lagi, Persipura Boyong Satu Pemain Asing, Siapa Sosoknya?

“Mereka tentunya kesulitan untuk menghidupi keluarga mereka, pemain yang punya pekerjaan sampingan mungkin tidak akan begitu merasakan. Tapi bagaimana dengan pemain yang benar-benar menggantungkan hidupnya dengan sepak bola, ini pastinya akan terasa sangat berat,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Paitua Edu itu memastikan jika kompetisi benar-benar dihentikan, maka besar kemungkinan kompetisi Liga 2 format 2023/2024 akan kembali digelar pada pertengahan bahkan akhir tahun 2023. Sehingga dia khawatir dengan nasib para pemainnya bila klub nantinya dibubarkan.

“Kondisi ini akan membuat kevakuman pemain dan pelatih. Kompetisi Liga 2 selanjutnya masih panjang, karena kita akan tunggu sampai Liga 1 ini berakhir baru Liga 2 jalan. Ini situasi yang sangat sulit, klub juga sudah mengeluarkan uang yang sangat besar,” ucapnya.

Baca Juga :  Uji Coba dengan Semen Padang Batal

Paitua Edu mengatakan bahwa harusnya PSSI bersama PT LIB bisa mempertimbangkan segala aspek sebelum mengambil keputusan untuk mengenghentikan kompetisi Liga 2 2022/2023.

“Apa yang diputuskan oleh PSSI dan PT LIB ini harus dipertanggungjawabkan, harus ada solusi. Bagaimana dengan nasib pemain dan klub-klub agar semua bisa menerima dengan baik, bukan seenaknya mengatakan bahwa Liga 2 berhenti,” pungkasnya. (eri/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya