JAYAPURA – Tak hanya pelatih Persipura yang mengeluhkan jadwal Liga 2 yang belum dikeluarkan oleh operator Liga dan PSSI, tapi juga manajer Persipura Yan P Mandenas.
Kondisi tersebut tentu membuat para Persipura harus pandai-pandai mengelola dana yang sangat minim, agar tak “kehabisan bensin” di tengah kompetisi Liga 2. Yang paling menyita perhatian besar adalah biaya transportasi.
Ya, jika sesuai manajer meeting yang dilakukan beberapa waktu lalu bahwa kompetisi kasta ke dua ini akan dimulai akhir Agustus mendatang, atau dua pekan lagi. “Kick off rencana tanggal 27 Agustus, tapi sampai saat ini kita belum dapat jadwal resmi dari PSSI.
Memang salah satu kendala, kita belum mendapat data resmi dari PSSI, sehingga kami belum bisa menghitung anggaran dalam satu musim kompetisi,” ungkap manajer Persipura, Yan P. Mandenas kepada awak media pada pekan lalu.
“Kalau sudah ada jadwal resmi, kita bisa merancang anggaran dan kita akan tahu berapa cost yang akan kita keluarkan untuk biayai pemain, pelatih, serta transportasi,” sambungnya.
Persipura saat ini baru memiliki anggaran senilai Rp 12 miliar, namun angka tersebut dinilai belum cukup untuk membiayai Persipura dalam satu musim. Menurut Mandenas, Persipura minimal menghabiskan anggaran senilai Rp 15 miliar dalam satu musim, atau masih kurang Rp 3 miliar lagi.
Tapi pria yang juga menjabat sebagai anggota DPR RI itu mengaku terus membangun komunikasi dengan perusahaan lainnya agar bisa mendapatkan tambahan modal. Seperti pihak maskapai pererbangan.
Bahkan Mandenas menyebutkan akan kembali melakukan komunikasi dengan pihak PT Freeport Indonesia untuk bisa menambah nilai sponsor mereka dari Rp 4 miliar. “Tentunya dengan pihak PT Freeport Indonesia sendiri, saya sudah coba komunikasikan dengan Presdir PT Freeport Indonesia untuk meminta mencari solusi lagi menambah dukungan buat Persipura,” ujarnya.
“Beliau (Presdir PT Freeport Indonesia) merespons itu, nanti beliau akan mencari dukungan lain lagi agar Persipura bisa mendapatkan alokasi sponsor lagi dari entah PT Freeport Indonesia atau pun partnernya,” pungkasnya. (eri/wen)