Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Agenda PON, Jangan Sampai Cenderawasih Babak Belur

JAYAPURA – Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX tinggal menghitung hari. Semua panitia telah mempersiapkan diri sebaik mungkin termasuk yang berkaitan dengan tamu – tamu yang akan datang dan kenang – kenangan yang akan diberikan. Terkait souvenir atau cenderamata ini beberapa penggiat konservasi mulai khawatir jika akhirnya event PON akan  mengkorbankan banyak burung Cenderawasih untuk hadiah atau cenderamata.

 “Sangat mungkin terjadi dan ini bisa menjadi ajang dimana satwa dilindungi akan dipertontonkan dengan cara – cara yag tidak manusiawi. Kami harus katakan demikian karena dugaan kami akan ada mahkota – mahkota Cenderawasih yang dipakai atau digunakan dalam event ini. Jumlahnya juga mungkin tak sedikit,” beber Muhammad Ikbal dari Rumah Bakau Jayapura, Ahad (29/8). Ia melihat jika ini tak diingatkan maka pemerintah atau panitia bisa saja lalai dan akhirnya justru mempertontonkan  sesuatu yang tak sejalan dengan isu konservasi.

Baca Juga :  Persewar Masih Inten Latihan

 “Jangan sampai panitia justru menyiapkan, itu akan menjadi lucu. Kita sepakat Cenderawasih dilindungi oleh negara lewat undang – undangnya tapi dalam event yang diselenggarakan oleh negara justru  melemahkan aturan tersebut dengan melegalkan,” sindir Ikbal. “Kami pikir tidak perlu menggunakan yang asli jika yang imitasi bisa disiapkan dan kami harap pemerintah atau pejabat – pejabat daerah ikut paham tentang isu konservasi. Jangan hanya tahu buat aturan tapi tidak menjalankan,” tegasnya.

 Begitu juga disampaikan Rahmad Saleh, salah satu penggiat lingkungan yang kini focus untuk wilayah Papua Barat. Rahmad yang kenyang naik turun Gunung Cycloop sejak tahun 90 an ini juga memiliki dugaan yang sama dimana ia hingga kini belum melihat mahkota Cenderawasih imitasi yang disiapkan oleh panitia jika itu untuk kenang – kenangan atau souvenir. “Kalau ada yang imitasi coba dipublish, artinya kita juga ada upaya untuk mengganti atau mengurangi penggunaan mahkota yang asli yang diambil dari potongan hewan dilindungi. Kalau tidak ada yang imitasi saya pikir ini yang bahaya,” imbuhnya. 

Baca Juga :  Menang Uji Coba, Toli FC Masih Berbenah

 Rahmad yang sudah malang melintang dengan beberapa organisasi lingkungan termasuk CI ini berpendapat bahwa pemerintah perlu menyiapkan solusi untuk souvenir yang bekaitan dengan bagian hewan dilindungi sebab jika tidak pemerintah juga akan dianggap lalai. “Kalau mau dilihat di jalan naik menuju kantor Wali Kota disitu juga  ada beberapa yang berjualan mahkota cenderawasih dan bulu kasuari dan kami yakin pejabat di Wali Kota juga tahu soal ini termasuk instansi terkait tapi ya seperti itu sudah kondisinya, membiarkan,” singgung Rahmad. (ade/wen)

JAYAPURA – Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX tinggal menghitung hari. Semua panitia telah mempersiapkan diri sebaik mungkin termasuk yang berkaitan dengan tamu – tamu yang akan datang dan kenang – kenangan yang akan diberikan. Terkait souvenir atau cenderamata ini beberapa penggiat konservasi mulai khawatir jika akhirnya event PON akan  mengkorbankan banyak burung Cenderawasih untuk hadiah atau cenderamata.

 “Sangat mungkin terjadi dan ini bisa menjadi ajang dimana satwa dilindungi akan dipertontonkan dengan cara – cara yag tidak manusiawi. Kami harus katakan demikian karena dugaan kami akan ada mahkota – mahkota Cenderawasih yang dipakai atau digunakan dalam event ini. Jumlahnya juga mungkin tak sedikit,” beber Muhammad Ikbal dari Rumah Bakau Jayapura, Ahad (29/8). Ia melihat jika ini tak diingatkan maka pemerintah atau panitia bisa saja lalai dan akhirnya justru mempertontonkan  sesuatu yang tak sejalan dengan isu konservasi.

Baca Juga :  Apolo Safanpo Buka Kejuaraan Panahan Gubernur Cup 

 “Jangan sampai panitia justru menyiapkan, itu akan menjadi lucu. Kita sepakat Cenderawasih dilindungi oleh negara lewat undang – undangnya tapi dalam event yang diselenggarakan oleh negara justru  melemahkan aturan tersebut dengan melegalkan,” sindir Ikbal. “Kami pikir tidak perlu menggunakan yang asli jika yang imitasi bisa disiapkan dan kami harap pemerintah atau pejabat – pejabat daerah ikut paham tentang isu konservasi. Jangan hanya tahu buat aturan tapi tidak menjalankan,” tegasnya.

 Begitu juga disampaikan Rahmad Saleh, salah satu penggiat lingkungan yang kini focus untuk wilayah Papua Barat. Rahmad yang kenyang naik turun Gunung Cycloop sejak tahun 90 an ini juga memiliki dugaan yang sama dimana ia hingga kini belum melihat mahkota Cenderawasih imitasi yang disiapkan oleh panitia jika itu untuk kenang – kenangan atau souvenir. “Kalau ada yang imitasi coba dipublish, artinya kita juga ada upaya untuk mengganti atau mengurangi penggunaan mahkota yang asli yang diambil dari potongan hewan dilindungi. Kalau tidak ada yang imitasi saya pikir ini yang bahaya,” imbuhnya. 

Baca Juga :  Gali Bakat dan Hobi Bidang Otomotif, Pj Bupati Mappi Bangun Sirkuit Grass Track

 Rahmad yang sudah malang melintang dengan beberapa organisasi lingkungan termasuk CI ini berpendapat bahwa pemerintah perlu menyiapkan solusi untuk souvenir yang bekaitan dengan bagian hewan dilindungi sebab jika tidak pemerintah juga akan dianggap lalai. “Kalau mau dilihat di jalan naik menuju kantor Wali Kota disitu juga  ada beberapa yang berjualan mahkota cenderawasih dan bulu kasuari dan kami yakin pejabat di Wali Kota juga tahu soal ini termasuk instansi terkait tapi ya seperti itu sudah kondisinya, membiarkan,” singgung Rahmad. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya