Monday, April 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Agar Tetap TC, Panjat Tebing Rela Biaya Dikurangi

PON 2021 Papua

JAYAPURA – Menanggapi kebijakan KONI Papua yang akan memetakan atlet unggulan dan atlet non unggulan dalam soal TC terpusat. Pengprov Panjat Tebing Papua menegaskan mereka tetap mematuhi kebijakan KONI yang ingin memulangkan atlet non unggulan dan tetap melakukan latihan mandiri.

“Terkait rencana pemulangan atlet oleh pihak KONI, pada prinsipnya kami cabor Panjat Tebing tidak keberatan karena itu merupakan bagian dari hak KONI selaku induk organisasi yang membiayai kegiatan TC,” ungkap Ketua Harian Pengprov FPTI Papua, M.A Hasan, SH, kepada Cenderawasih Pos saat dihubungi via telepon selulernya, Jumat (8/5) siang kemarin.

Tapi kata Hasan, alangkah baiknya KONI Papua harus melibatkan para Pengprov dalam menentukan mana atlet non unggulan dan atlet unggulan yang tetap menjalankan TC terpusat.

Baca Juga :  Ribka Haluk Kembali Nahkodai Perbasi Papua

“Karena ini berkaitan dengan anggaran, kami sependapat jika TC terpusat mengambil yang atlet inti dan tim lapis 2 di rumahkan atau tetap latihan berjalan. Tapi KONI harus melibatkan Cabor dalam diskusi untuk menentukan mana atlet unggulan yang tetap menjalankan TC terpusat,” ujarnya.

Tapi Hasan berharap, bila bisa 37 Cabor yang telah menjalani TC selama satu tahun lebih tetap menjalankan TC terpusat.

“Harus ada TC terpusat bagi atlet di semua cabor, karena itu adalah sisi positif bagi atlet yang benar-benar sudah siap, sehingga tidak kerja dua kali. Sangat disaayangkan jika apa yang sudah di persiapan selama 1 tahun tidak dijaga dengan baik,” bebernya.

Baca Juga :  Persipura Boyong Semua Pemain ke Tenggarong

Bila nantinya cabang olahraga Panjat Tebing ada yang dipulangkan, Hasan berharap KONI bisa memfasilitasi mereka sarana latihan.

“Untuk Panjat Tebing, kami hanya minta jika nantinya ada yang harus dipulangkan, kiranya kami bisa dibantu dengan penyediaan tempat latihan sementara di Jayapura. Karena kami belum memiliki tempat latihan di Jayapura, sehingga kami sangat yakin jika kembali ke Jayapura pasti kami tidak latihan, mungkin hanya bisa latihan beban saja,” tuturnya.

“Untuk latihan peningkatan performa itu tetap butuh media latihan yang standard. Kalau boleh kami sarankan kami tetap di Jawa walau biaya yang di keluarkan dikurangi tidak masalah. Karena sejauh ini kami Panjat Tebing tidak terlalu memakan biaya yang besar,” tandasnya. (eri/gin).

PON 2021 Papua

JAYAPURA – Menanggapi kebijakan KONI Papua yang akan memetakan atlet unggulan dan atlet non unggulan dalam soal TC terpusat. Pengprov Panjat Tebing Papua menegaskan mereka tetap mematuhi kebijakan KONI yang ingin memulangkan atlet non unggulan dan tetap melakukan latihan mandiri.

“Terkait rencana pemulangan atlet oleh pihak KONI, pada prinsipnya kami cabor Panjat Tebing tidak keberatan karena itu merupakan bagian dari hak KONI selaku induk organisasi yang membiayai kegiatan TC,” ungkap Ketua Harian Pengprov FPTI Papua, M.A Hasan, SH, kepada Cenderawasih Pos saat dihubungi via telepon selulernya, Jumat (8/5) siang kemarin.

Tapi kata Hasan, alangkah baiknya KONI Papua harus melibatkan para Pengprov dalam menentukan mana atlet non unggulan dan atlet unggulan yang tetap menjalankan TC terpusat.

Baca Juga :  Tiga Pemain Papua Akan Hadapi Messi

“Karena ini berkaitan dengan anggaran, kami sependapat jika TC terpusat mengambil yang atlet inti dan tim lapis 2 di rumahkan atau tetap latihan berjalan. Tapi KONI harus melibatkan Cabor dalam diskusi untuk menentukan mana atlet unggulan yang tetap menjalankan TC terpusat,” ujarnya.

Tapi Hasan berharap, bila bisa 37 Cabor yang telah menjalani TC selama satu tahun lebih tetap menjalankan TC terpusat.

“Harus ada TC terpusat bagi atlet di semua cabor, karena itu adalah sisi positif bagi atlet yang benar-benar sudah siap, sehingga tidak kerja dua kali. Sangat disaayangkan jika apa yang sudah di persiapan selama 1 tahun tidak dijaga dengan baik,” bebernya.

Baca Juga :  Bidik Pemain Kanada yang Menolak Tawaran Arsenal

Bila nantinya cabang olahraga Panjat Tebing ada yang dipulangkan, Hasan berharap KONI bisa memfasilitasi mereka sarana latihan.

“Untuk Panjat Tebing, kami hanya minta jika nantinya ada yang harus dipulangkan, kiranya kami bisa dibantu dengan penyediaan tempat latihan sementara di Jayapura. Karena kami belum memiliki tempat latihan di Jayapura, sehingga kami sangat yakin jika kembali ke Jayapura pasti kami tidak latihan, mungkin hanya bisa latihan beban saja,” tuturnya.

“Untuk latihan peningkatan performa itu tetap butuh media latihan yang standard. Kalau boleh kami sarankan kami tetap di Jawa walau biaya yang di keluarkan dikurangi tidak masalah. Karena sejauh ini kami Panjat Tebing tidak terlalu memakan biaya yang besar,” tandasnya. (eri/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya