Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Apakah Boleh Sholat Tahajud Walaupun Sudah Tarawih dan Witir? Ini Penjelasannya

BULAN Ramadhan merupakan momen bagi umat Islam dalam berlomba-lomba mengerjakan kebaikan. Karena pada bulan suci ini, seluruh kebaikan yang dikerjakan oleh umat Muslim akan diganjar dengan yang pahala lebih besar dibandingkan pada bulan-bulan lainnya.

Umat Muslim diperintahkan untuk mempertebal keimanan dengan mengerjakan setiap ibadah pada bulan Ramadhan ini. Baik ibadah yang bersifat wajib maupun ibadah yang bersifat sunnah.

Biasanya pada malam hari di bulan Ramadhan, umat Muslim akan melaksanakan salat Tarawih.

Sholat ini merupakan sholat malam yang dapat dikerjakan setelah salat Isya, seperti halnya sholat Tahajud.

Yang membedakan hanyalah sholat Tarawih memiliki waktu khusus yaitu di bulan Ramadhan.

Lalu bagaimana bagi kita yang selalu meluangkan waktu malamnya untuk mengerjakan sholat Tahajud pada bulan selain Ramadhan, ingin mengerjakan ibadah tersebut walaupun sudah menunaikan sholat Tarawih serta Witir.

Dikutip dari Muhammadiyah.or.id, untuk menjawab perkara ini terdapat gambaran tentang praktik sholat Nabi Muhammad saw pada bulan Ramadhan, yang tercantum pada salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Salamah bin Abdur Rahman.

Baca Juga :  Di Balik Rumor Megawati Tolak Jokowi Jadi Presiden 3 Periode

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ قَالَتْ مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا

Dari Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman (diriwayatkan) bahwa dia bertanya kepada ‘Aisyah r.a.: Bagaimana tata cara sholat Nabi saw pada bulan Ramadhan? ‘Aisyah r.a. menjawab: Beliau sholat (sunnah qiyamul–lail) pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat, maka jangan kamu tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya, kemudian beliau sholat lagi empat rakaat, maka jangan kamu tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya kemudian beliau sholat tiga rakaat [H.R. al-Bukhari Nomor 3304].

Berdasarkan kutipan hadis di atas, Rasulullah melaksanakan sholat sunnah di malam hari tidak lebih dari sebelas rakaat. Pola sholat terdiri dari empat rakaat, diikuti empat rakaat berikutnya, dan diakhiri dengan witir 3 rakaat.

Baca Juga :  Buka Bersama, Rustan Saru Ajak Warga Donorkan Darah

Dicukil pada hadis yang lain, Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah melaksanakan sholat malam antara Isya dan Subuh sebanyak sebelas rakaat. Beliau mengucap salam pada setiap dua rakaat, yang terdiri dari sepuluh rakaat, dan diakhiri dengan Witir satu rakaat.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مَا بَيْنَ الْعِشَاءِ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ

Dari ‘Aisyah (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw melakukan sholat antara Isya dan Subuh sebanyak sebelas rakaat. Beliau mengucapkan salam pada setiap dua rakaat dan melakukan witir dengan satu rakaat [H.R ad-Darimi Nomor 1538].

Dari hadis-hadis di atas dapat diteladani ibadah Rasulullah saat melakukan ibadah sholat malam. Dapat disimpulkan bahwa sholat Tahajud dan sholat Tarawih pada prinsipnya memiliki kesamaan.

Kita dapat mengerjakan sholat Tahajud walaupun sudah melaksanakan sholat Tarawih tanpa mengerjakan sholat Witir. Karena sesuai cara sholat sunah Nabi, Witir menjadi penutup dari ibadah sholat malam. (*)

Sumber: Jawapos

BULAN Ramadhan merupakan momen bagi umat Islam dalam berlomba-lomba mengerjakan kebaikan. Karena pada bulan suci ini, seluruh kebaikan yang dikerjakan oleh umat Muslim akan diganjar dengan yang pahala lebih besar dibandingkan pada bulan-bulan lainnya.

Umat Muslim diperintahkan untuk mempertebal keimanan dengan mengerjakan setiap ibadah pada bulan Ramadhan ini. Baik ibadah yang bersifat wajib maupun ibadah yang bersifat sunnah.

Biasanya pada malam hari di bulan Ramadhan, umat Muslim akan melaksanakan salat Tarawih.

Sholat ini merupakan sholat malam yang dapat dikerjakan setelah salat Isya, seperti halnya sholat Tahajud.

Yang membedakan hanyalah sholat Tarawih memiliki waktu khusus yaitu di bulan Ramadhan.

Lalu bagaimana bagi kita yang selalu meluangkan waktu malamnya untuk mengerjakan sholat Tahajud pada bulan selain Ramadhan, ingin mengerjakan ibadah tersebut walaupun sudah menunaikan sholat Tarawih serta Witir.

Dikutip dari Muhammadiyah.or.id, untuk menjawab perkara ini terdapat gambaran tentang praktik sholat Nabi Muhammad saw pada bulan Ramadhan, yang tercantum pada salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Salamah bin Abdur Rahman.

Baca Juga :  Di Balik Rumor Megawati Tolak Jokowi Jadi Presiden 3 Periode

عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ قَالَتْ مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا

Dari Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman (diriwayatkan) bahwa dia bertanya kepada ‘Aisyah r.a.: Bagaimana tata cara sholat Nabi saw pada bulan Ramadhan? ‘Aisyah r.a. menjawab: Beliau sholat (sunnah qiyamul–lail) pada bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya tidak lebih dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat, maka jangan kamu tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya, kemudian beliau sholat lagi empat rakaat, maka jangan kamu tanya tentang kualitas bagus dan panjangnya kemudian beliau sholat tiga rakaat [H.R. al-Bukhari Nomor 3304].

Berdasarkan kutipan hadis di atas, Rasulullah melaksanakan sholat sunnah di malam hari tidak lebih dari sebelas rakaat. Pola sholat terdiri dari empat rakaat, diikuti empat rakaat berikutnya, dan diakhiri dengan witir 3 rakaat.

Baca Juga :  Berkah Ramadan, Panti Asuhan Santa Susana Dapat Bantuan Sembako

Dicukil pada hadis yang lain, Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah melaksanakan sholat malam antara Isya dan Subuh sebanyak sebelas rakaat. Beliau mengucap salam pada setiap dua rakaat, yang terdiri dari sepuluh rakaat, dan diakhiri dengan Witir satu rakaat.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مَا بَيْنَ الْعِشَاءِ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ فِي كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ

Dari ‘Aisyah (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw melakukan sholat antara Isya dan Subuh sebanyak sebelas rakaat. Beliau mengucapkan salam pada setiap dua rakaat dan melakukan witir dengan satu rakaat [H.R ad-Darimi Nomor 1538].

Dari hadis-hadis di atas dapat diteladani ibadah Rasulullah saat melakukan ibadah sholat malam. Dapat disimpulkan bahwa sholat Tahajud dan sholat Tarawih pada prinsipnya memiliki kesamaan.

Kita dapat mengerjakan sholat Tahajud walaupun sudah melaksanakan sholat Tarawih tanpa mengerjakan sholat Witir. Karena sesuai cara sholat sunah Nabi, Witir menjadi penutup dari ibadah sholat malam. (*)

Sumber: Jawapos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya