Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Berpuasa Mendukung Pemulihan dan Kesehatan Penderita Stroke, Fakta atau Mitos?

Puasa merupakan praktik spiritual bagi agama Islam. Namun, selain aspek spiritualnya, puasa juga memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan fisik, terutama bagi orang-orang yang menderita penyakit tertentu seperti stroke.

Stroke merupakan suatu kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan berpotensi mengakibatkan cacat fisik serta gangguan kognitif. Namun, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa puasa dapat menjadi tambahan yang berharga dalam pengelolaan dan pemulihan dari stroke.

Dilansir dari kanal YouTube TV IDI Surabaya, Dr. Abdullah Machin, dr., Sp.S(K) menyampaikan bahwa stroke terjadi karena adanya kelainan dari pembuluh darah otak, bisa juga terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah otak atau gangguan pada aliran darah di otak. Pada kondisi puasa atau intermittent fasting, aliran darah di otak itu lebih banyak dan lebih tinggi proporsinya sehingga secara teori puasa bisa mencegah terjadinya stroke dan dapat merangsang perbaikan pada pasien-pasien stroke.

Baca Juga :  Kader Malaria jadi Corong Pelayanan hingga ke Kampung

Selain itu, salah satu manfaat puasa adalah terjadinya pembaruan sel-sel tubuh yang sudah tua dan harus diganti dengan mekanisme yang namanya autofagi. Pasien stroke diperbolehkan berpuasa apabila tidak ada gangguan pada aktivitas sehari-harinya, karena pada pasien stroke yang berat biasanya kemampuan kognitif pasien akan terganggu sehingga hal tersebut jika dilihat dari secara syariat islam maka tidak diwajibkan untuk berpuasa.

Puasa merupakan praktik spiritual bagi agama Islam. Namun, selain aspek spiritualnya, puasa juga memiliki manfaat yang signifikan bagi kesehatan fisik, terutama bagi orang-orang yang menderita penyakit tertentu seperti stroke.

Stroke merupakan suatu kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan berpotensi mengakibatkan cacat fisik serta gangguan kognitif. Namun, penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa puasa dapat menjadi tambahan yang berharga dalam pengelolaan dan pemulihan dari stroke.

Dilansir dari kanal YouTube TV IDI Surabaya, Dr. Abdullah Machin, dr., Sp.S(K) menyampaikan bahwa stroke terjadi karena adanya kelainan dari pembuluh darah otak, bisa juga terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah otak atau gangguan pada aliran darah di otak. Pada kondisi puasa atau intermittent fasting, aliran darah di otak itu lebih banyak dan lebih tinggi proporsinya sehingga secara teori puasa bisa mencegah terjadinya stroke dan dapat merangsang perbaikan pada pasien-pasien stroke.

Baca Juga :  Isi Bulan Puasa dengan Festival hingga Aneka Lomba Kuliner Bernuansa Islami

Selain itu, salah satu manfaat puasa adalah terjadinya pembaruan sel-sel tubuh yang sudah tua dan harus diganti dengan mekanisme yang namanya autofagi. Pasien stroke diperbolehkan berpuasa apabila tidak ada gangguan pada aktivitas sehari-harinya, karena pada pasien stroke yang berat biasanya kemampuan kognitif pasien akan terganggu sehingga hal tersebut jika dilihat dari secara syariat islam maka tidak diwajibkan untuk berpuasa.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya