KALTIM – Di era digital, rutinitas kita sering kali melibatkan duduk berjam-jam—baik di depan laptop, TV, atau ponsel. Meskipun terlihat santai, kebiasaan ini membawa risiko serius yang tidak boleh kita abaikan. Tubuh manusia dirancang untuk bergerak. Ketika kita terlalu lama diam, kita menghambat aliran darah dan mengganggu metabolisme. Awalnya, sinyal ketidaknyamanan muncul: nyeri punggung, leher kaku, atau sulit konsentrasi.
Jika sinyal awal ini terus diabaikan, efek jangka panjangnya bisa jauh lebih berbahaya. Kebiasaan duduk terlalu lama dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis dan memengaruhi kualitas hidup serta kesehatan mental anda.Lantas, apa saja bahaya spesifik yang mengintai? Melansir dari jawapos.com, Berikut adalah 4 risiko kesehatan utama dari gaya hidup sedentari yang harus Anda waspadai.
1. Risiko Obesitas dan Metabolisme Lambat
Saat Anda duduk dalam waktu lama, otot hampir tidak digunakan, sehingga tubuh membakar kalori jauh lebih sedikit. Menurut Cleveland Clinic, kurangnya aktivitas fisik berarti tubuh tidak perlu menghasilkan energi tambahan. Akibatnya, terjadi penumpukan kalori yang dapat memicu kenaikan berat badan dan obesitas.
2. Penyakit Jantung dan Hipertensi
Jantung adalah otot yang perlu dilatih. Terlalu banyak duduk membuat tubuh tidak aktif, yang kemudian menciptakan tekanan pada sistem tubuh hingga ke tingkat sel. Kondisi pasif ini terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk memicu faktor risiko kardiovaskular seperti Hipertensi (tekanan darah tinggi).
3. Nyeri Kronis dan Postur Tubuh Buruk
Duduk terlalu lama tidak hanya menimbulkan rasa kaku, tetapi juga membebani otot punggung dan pinggul, memicu rasa pegal dan nyeri. Apalagi jika postur duduk Anda kurang tepat, tekanan pada cakram tulang belakang akan semakin besar. Hal ini berisiko menyebabkan nyeri kronis yang menetap dalam jangka panjang dan memengaruhi postur tubuh secara keseluruhan.
4. Berpotensi Memicu Kanker
Gaya hidup pasif dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kurangnya aktivitas fisik dapat meningkatkan kemungkinan terkena: Kanker Usus Besar (Colon Cancer), Kanker Paru-paru (Lung Cancer), Kanker Rahim (Uterine/Endometrial Cancer). (*/jawapos)