Thursday, May 23, 2024
24.7 C
Jayapura

Imbas Perubahan Iklim, WHO Serukan Kurangi Bahan Bakar Fosil

BADAN Kesehatan Dunia PBB (WHO) menuntut pemerintah internasional untuk segera menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan mempercepat penggunaan energi terbarukan. Dilansir dari The Guardian, tuntutan itu dilakukan karena para dokter semakin sering melihat dan menangani pasien yang menderita penyakit akibat perubahan iklim.

Dokter umum dan badan kesehatan terkemuka yang mewakili lebih dari tiga juta ahli kesehatan di seluruh dunia, akan menyampaikan surat terbuka yang menyerukan tindakan segera melawan perubahan iklim untuk melindungi kesehatan masyarakat.

“Kami para dokter keluarga, dokter, serta para ahli kesehatan di dunia menyerukan kepada para pemimpin untuk mengambil tindakan segera guna menjaga kesehatan dari krisis iklim,” demikian isi surat terbuka tersebut.

Baca Juga :  Suhu Naik, Bukan Karena Gelombang Panas

Para penandatangan dari 39 badan kesehatan terkemuka, termasuk badan tertinggi untuk dokter umum dan pengobatan pedesaan di Australia. Mereka telah melihat dampak meluas terhadap kesehatan manusia yang disebabkan oleh perubahan iklim pada pasien mereka.

“Sebagai pekerja kesehatan di garda terdepan, kami semakin sering merespons keadaan darurat kesehatan yang dipicu oleh krisis iklim,” kata mereka.

Namun, dalam menghadapi meningkatnya dampak buruk dan penderitaan, sumber daya bahan bakar fosil baru terus dikembangkan dan emisi gas rumah kaca terus meningkat.

Para penandatangan perjanjian ini mencakup badan-badan kesehatan dari Kanada, India, Eropa, negara-negara Pasifik dan Inggris. Mereka menuntut semua pemerintah mengakhiri perluasan infrastruktur, produksi bahan bakar fosil baru, menghentikan penggunaan bahan bakar yang sudah ada, menghapus subsidi dan berinvestasi pada energi terbarukan.

Baca Juga :  Capai 350 Hingga 450 Kasus HIV Pertahun, 98 Persen Melalui Hubungan Seksual

“Jika kita ingin mempunyai peluang untuk membatasi pemanasan hingga 1,5C dan menghentikan peningkatan darurat kesehatan iklim, kita harus mengakhiri proliferasi bahan bakar fosil,” demikian isi surat tersebut. (*)

Sumber: Jawapos

BADAN Kesehatan Dunia PBB (WHO) menuntut pemerintah internasional untuk segera menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan mempercepat penggunaan energi terbarukan. Dilansir dari The Guardian, tuntutan itu dilakukan karena para dokter semakin sering melihat dan menangani pasien yang menderita penyakit akibat perubahan iklim.

Dokter umum dan badan kesehatan terkemuka yang mewakili lebih dari tiga juta ahli kesehatan di seluruh dunia, akan menyampaikan surat terbuka yang menyerukan tindakan segera melawan perubahan iklim untuk melindungi kesehatan masyarakat.

“Kami para dokter keluarga, dokter, serta para ahli kesehatan di dunia menyerukan kepada para pemimpin untuk mengambil tindakan segera guna menjaga kesehatan dari krisis iklim,” demikian isi surat terbuka tersebut.

Baca Juga :  Dinkes Papua Tengah Gandeng 7 Rumah Sakit

Para penandatangan dari 39 badan kesehatan terkemuka, termasuk badan tertinggi untuk dokter umum dan pengobatan pedesaan di Australia. Mereka telah melihat dampak meluas terhadap kesehatan manusia yang disebabkan oleh perubahan iklim pada pasien mereka.

“Sebagai pekerja kesehatan di garda terdepan, kami semakin sering merespons keadaan darurat kesehatan yang dipicu oleh krisis iklim,” kata mereka.

Namun, dalam menghadapi meningkatnya dampak buruk dan penderitaan, sumber daya bahan bakar fosil baru terus dikembangkan dan emisi gas rumah kaca terus meningkat.

Para penandatangan perjanjian ini mencakup badan-badan kesehatan dari Kanada, India, Eropa, negara-negara Pasifik dan Inggris. Mereka menuntut semua pemerintah mengakhiri perluasan infrastruktur, produksi bahan bakar fosil baru, menghentikan penggunaan bahan bakar yang sudah ada, menghapus subsidi dan berinvestasi pada energi terbarukan.

Baca Juga :  Wilayah Holtekamp Perlu Waspada

“Jika kita ingin mempunyai peluang untuk membatasi pemanasan hingga 1,5C dan menghentikan peningkatan darurat kesehatan iklim, kita harus mengakhiri proliferasi bahan bakar fosil,” demikian isi surat tersebut. (*)

Sumber: Jawapos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya