Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Kenapa Tidak ke Bali? Anda kan Tahu Kerjaan Saya Tambah Banyak…

Dialog ’’Listrik Padam’’ Elon Musk, Pesan Anne Hathaway untuk Indonesia

Kalau Elon Musk memuji potensi generasi muda dan sumber daya alam Indonesia, Anne Hathaway berharap rekomendasi dari G20 bisa mengakomodasi isu-isu strategis perempuan dan anak. Musk tampil diterangi lilin sambil mengenakan batik dari Sulawesi Tengah.   

DINDA JUWITA, Badung

DENGAN segala kekayaan dan sepak terjangnya, Elon Musk jelas terbiasa menjadi sorotan. Tapi, tidak kemarin (14/11), ketika dia tampil secara virtual sebagai narasumber dalam B20 yang merupakan rangkaian KTT G20.

’’Saya baru saja melihat (wajah saya lewat) videonya, sangat aneh. Saya berada di sini dalam kegelapan, dikelilingi oleh lilin, sangat aneh,’’ kata bos Tesla dan Twitter itu disambut tawa para hadirin.

Sesi dengan Musk itu dibuka dengan lagu A Little Less Conversation dari King of Rock and Roll Elvis Presley. CEO dan Presdir Bakrie & Brothers Anindya Bakrie memandu sesi dialog bertajuk Navigating Future Disruption of Global Technological Innovation tersebut.

Sejumlah delegasi dan peserta langsung merangsek maju ke bangku depan. Sambil berlomba mengangkat smartphone dan mengabadikan momen itu tentunya.

Disambut ribuan ribu pasang mata, Musk justru mengawali cerita bahwa sesi dialog itu dilakukannya di tengah kondisi listrik padam. Itu yang membuat orang terkaya di dunia versi Bloomberg dan Forbes itu kaget melihat dirinya sendiri.

Menanggapi itu, Anindya pun melontarkan guyonan. ’’Makanya, lebih baik Anda ke sini. Di sini terang, di sana gelap,” selorohnya.

Musk mengenakan batik Bomba asal Sulawesi Tengah yang dikirim khusus untuk dirinya. Dia pun mengaku menyukai apa yang dia kenakan tersebut.

Anindya menimpali, ’’Kami mengirimkan itu 15 ribu kilometer mengelilingi dunia buat Anda. Batik yang Anda pakai itu berasal dari Sulawesi Tengah, dari sebuah desa kecil tempat di mana ada banyak nikel di sana,’’ imbuh Anindya.

Sepanjang dialog, Musk dan Anindya memang saling melempar candaan. Itu yang membuat sesi berlangsung cair dan segar.  ’’Mengapa Anda tidak terbang saja ke Bali lalu bersantai di sini?” tanya Anindya. ’’Anda kan tahu, pekerjaan saya makin banyak akhir-akhir ini,” jawab pendiri SpaceX itu sambil menertawakan diri sendiri, merujuk pada akuisisi Twitter yang belum lama ini dia lakukan.

Baca Juga :  Juni, Wapres Akan Kunjungi Tanah Papua

Terkait Twitter, Anindya juga bertanya, bagaimana rasanya menjadi pemilik media. Tapi, Musk yang dilahirkan di Pretoria, Afrika Selatan, 51 tahun lalu itu menjawab bahwa Twitter bukanlah media, melainkan sebuah medium. Meski fungsinya hampir mirip dengan media.

Sejumlah isu diangkat Anindya dalam dialog tersebut. Mulai Twitter, Tesla, SpaceX, hingga The Boring Company.  Di mata Musk, potensi Indonesia sangat besar. Terlebih dalam jumlah generasi muda yang besar hingga sumber daya alam yang melimpah.

Anindya menceritakan, saat mengunjungi fasilitas SpaceX di Boca Chica, Texas, Amerika Serikat, dia mendengar bahwa tempat terbaik untuk meluncurkan roket adalah dari khatulistiwa. Elon pun membenarkan.

Untuk itu, pria bernama lengkap Elon Reeve Musk itu pun membuka kemungkinan untuk membangun platform peluncuran roket SpaceX di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini terkait dengan rencananya menggunakan stasiun peluncuran untuk transportasi ke seluruh penjuru dunia.

’’Roket bisa membuat perjalanan dilakukan di tempat mana pun di dunia kurang dari satu jam saja,’’ imbuh pria yang memutuskan drop out saat menempuh PhD di Universitas Stanford lantaran sibuk mengembangkan perusahaannya itu.

Dialog 20 menit tersebut juga dibumbui oleh cerita-cerita seperti bagaimana beberapa kelompok manusia masih memercayai bumi datar, hingga seputar visi Musk dalam kehidupan. Menurut Anindya, Musk adalah gambaran ’’global citizen” alias warga dunia. Sebab, dia lahir di Afrika Selatan, belajar dan berkarier di AS, hingga sukses menjalankan sejumlah bisnisnya.

Tak mengherankan, lanjut Anindya, banyak yang ingin menjadi Elon Musk. ’’Orang-orang itu sebenarnya nggak ingin menjadi saya. Mereka itu ingin seperti saya saja. Itu dua hal yang berbeda,’’ jawab Musk yang disambut tepuk tangan dan anggukan para hadirin.

Sebelum melanjutkan jawabannya, Musk berdiam beberapa saat. Berkontemplasi sejenak dan kembali melanjutkan jawabannya. ’’Jadi, menurut saya, sebagai manusia kita harus melakukan upaya yang bermanfaat. Terutama memberi manfaat bagi umat manusia di bumi ini,’’ katanya sambil menutup sesi itu yang disambut riuh tepuk tangan.

Anindya pun menceritakan kepada Musk alasan mengapa ada lagu Elvis Presley diputar ketika sesi dialog akan dimulai. Bagi Anindya, penggalan lirik lagu A Little Less Conversation (a little less conversation, a little more action, please) mencerminkan sosok presiden Yayasan Musk tersebut. Sedikit bicara, banyak aksi. ’’Walaupun Anda melakukan sesi dialog ini di tengah kondisi gelap gulita dengan lilin,’’ kata Anindya.  Mendengar alasan itu, Elon pun tertawa. ’’Ini sungguh momen yang sangat lucu,’’ tutup Elon.

Baca Juga :  Gara-gara Selingkuh, Karier Militer Hancur, Keluarga Berantakan

Tak lama berselang, sesi dilanjutkan dengan pidato dari Jeff Bezos. Bos Amazon itu melakukan pidato lewat rekaman video.  Jeff menuturkan, dunia usaha dan pemerintah boleh jadi tengah menghadapi berbagai ancaman global seperti pandemi akibat Covid-19, konflik, dan perubahan iklim.

Menurut Jeff, inovasi, pendidikan, kewirausahaan, dan kebijakan publik yang lebih baik bertanggung jawab atas pencapaian yang diperoleh hari ini. Jeff sempat menyinggung kerja sama Amazon dengan PLN untuk kerja sama 210 megawatt energi terbarukan di seluruh proyek tenaga surya skala utilitas di Indonesia.

Pria berkepala plontos itu mengajak perusahaan lain untuk bergabung. ’’Kami akan melindungi planet ini dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Kami akan melakukan keduanya,’’ katanya.

Beberapa jam berselang, nama lain yang banyak dinanti adalah aktris Anne Hathaway. Peraih Oscars lewat film Les Miserables itu menjadi pembicara pada sesi bertajuk Investing in Inclusive Growth for A Resilient Future.

Pada pidatonya, Anne membawa pesan khusus dengan tema Unlocking The Full Potential of Women in The Economy. ’’Pandemi memberi dampak yang sangat berat bagi perempuan dan anak-anak. Terlebih, banyak muncul kekerasan domestik,’’ ujar UN Women Goodwill Ambassador tersebut.

Anne melanjutkan, perempuan menghadapi kerumitan yang lebih kompleks. Sebab, harus mengerjakan pekerjaan rumah sembari menghidupi keluarga. ’’Perempuan bekerja sebanyak 512 miliar jam tanpa dibayar. Ini statistik selama pandemi,’’ tutur pemeran Catwoman dalam Dark Knight Rises itu.

Pada kesempatan itu, dia mendorong agar Presidensi G20 Indonesia ikut melibatkan peran perempuan dalam ekonomi. Berbagai rekomendasi yang dihasilkan juga diharapkan mengakomodasi isu-isu strategis, terutama bagi perempuan dan anak.

’’Kita harus merestorasi apa yang hilang di perempuan dan anak. Kita harus optimalkan inklusivitas perempuan. Saya mendorong Anda meletakkan perempuan di jantung pemulihan ekonomi,’’ tutupnya disambut tepuk tangan hadirin. (*/c17/ttg)

Dialog ’’Listrik Padam’’ Elon Musk, Pesan Anne Hathaway untuk Indonesia

Kalau Elon Musk memuji potensi generasi muda dan sumber daya alam Indonesia, Anne Hathaway berharap rekomendasi dari G20 bisa mengakomodasi isu-isu strategis perempuan dan anak. Musk tampil diterangi lilin sambil mengenakan batik dari Sulawesi Tengah.   

DINDA JUWITA, Badung

DENGAN segala kekayaan dan sepak terjangnya, Elon Musk jelas terbiasa menjadi sorotan. Tapi, tidak kemarin (14/11), ketika dia tampil secara virtual sebagai narasumber dalam B20 yang merupakan rangkaian KTT G20.

’’Saya baru saja melihat (wajah saya lewat) videonya, sangat aneh. Saya berada di sini dalam kegelapan, dikelilingi oleh lilin, sangat aneh,’’ kata bos Tesla dan Twitter itu disambut tawa para hadirin.

Sesi dengan Musk itu dibuka dengan lagu A Little Less Conversation dari King of Rock and Roll Elvis Presley. CEO dan Presdir Bakrie & Brothers Anindya Bakrie memandu sesi dialog bertajuk Navigating Future Disruption of Global Technological Innovation tersebut.

Sejumlah delegasi dan peserta langsung merangsek maju ke bangku depan. Sambil berlomba mengangkat smartphone dan mengabadikan momen itu tentunya.

Disambut ribuan ribu pasang mata, Musk justru mengawali cerita bahwa sesi dialog itu dilakukannya di tengah kondisi listrik padam. Itu yang membuat orang terkaya di dunia versi Bloomberg dan Forbes itu kaget melihat dirinya sendiri.

Menanggapi itu, Anindya pun melontarkan guyonan. ’’Makanya, lebih baik Anda ke sini. Di sini terang, di sana gelap,” selorohnya.

Musk mengenakan batik Bomba asal Sulawesi Tengah yang dikirim khusus untuk dirinya. Dia pun mengaku menyukai apa yang dia kenakan tersebut.

Anindya menimpali, ’’Kami mengirimkan itu 15 ribu kilometer mengelilingi dunia buat Anda. Batik yang Anda pakai itu berasal dari Sulawesi Tengah, dari sebuah desa kecil tempat di mana ada banyak nikel di sana,’’ imbuh Anindya.

Sepanjang dialog, Musk dan Anindya memang saling melempar candaan. Itu yang membuat sesi berlangsung cair dan segar.  ’’Mengapa Anda tidak terbang saja ke Bali lalu bersantai di sini?” tanya Anindya. ’’Anda kan tahu, pekerjaan saya makin banyak akhir-akhir ini,” jawab pendiri SpaceX itu sambil menertawakan diri sendiri, merujuk pada akuisisi Twitter yang belum lama ini dia lakukan.

Baca Juga :  Pisang Kupasan sang Kiai dan Kapal yang Sampai Ditunda Jadwalnya

Terkait Twitter, Anindya juga bertanya, bagaimana rasanya menjadi pemilik media. Tapi, Musk yang dilahirkan di Pretoria, Afrika Selatan, 51 tahun lalu itu menjawab bahwa Twitter bukanlah media, melainkan sebuah medium. Meski fungsinya hampir mirip dengan media.

Sejumlah isu diangkat Anindya dalam dialog tersebut. Mulai Twitter, Tesla, SpaceX, hingga The Boring Company.  Di mata Musk, potensi Indonesia sangat besar. Terlebih dalam jumlah generasi muda yang besar hingga sumber daya alam yang melimpah.

Anindya menceritakan, saat mengunjungi fasilitas SpaceX di Boca Chica, Texas, Amerika Serikat, dia mendengar bahwa tempat terbaik untuk meluncurkan roket adalah dari khatulistiwa. Elon pun membenarkan.

Untuk itu, pria bernama lengkap Elon Reeve Musk itu pun membuka kemungkinan untuk membangun platform peluncuran roket SpaceX di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini terkait dengan rencananya menggunakan stasiun peluncuran untuk transportasi ke seluruh penjuru dunia.

’’Roket bisa membuat perjalanan dilakukan di tempat mana pun di dunia kurang dari satu jam saja,’’ imbuh pria yang memutuskan drop out saat menempuh PhD di Universitas Stanford lantaran sibuk mengembangkan perusahaannya itu.

Dialog 20 menit tersebut juga dibumbui oleh cerita-cerita seperti bagaimana beberapa kelompok manusia masih memercayai bumi datar, hingga seputar visi Musk dalam kehidupan. Menurut Anindya, Musk adalah gambaran ’’global citizen” alias warga dunia. Sebab, dia lahir di Afrika Selatan, belajar dan berkarier di AS, hingga sukses menjalankan sejumlah bisnisnya.

Tak mengherankan, lanjut Anindya, banyak yang ingin menjadi Elon Musk. ’’Orang-orang itu sebenarnya nggak ingin menjadi saya. Mereka itu ingin seperti saya saja. Itu dua hal yang berbeda,’’ jawab Musk yang disambut tepuk tangan dan anggukan para hadirin.

Sebelum melanjutkan jawabannya, Musk berdiam beberapa saat. Berkontemplasi sejenak dan kembali melanjutkan jawabannya. ’’Jadi, menurut saya, sebagai manusia kita harus melakukan upaya yang bermanfaat. Terutama memberi manfaat bagi umat manusia di bumi ini,’’ katanya sambil menutup sesi itu yang disambut riuh tepuk tangan.

Anindya pun menceritakan kepada Musk alasan mengapa ada lagu Elvis Presley diputar ketika sesi dialog akan dimulai. Bagi Anindya, penggalan lirik lagu A Little Less Conversation (a little less conversation, a little more action, please) mencerminkan sosok presiden Yayasan Musk tersebut. Sedikit bicara, banyak aksi. ’’Walaupun Anda melakukan sesi dialog ini di tengah kondisi gelap gulita dengan lilin,’’ kata Anindya.  Mendengar alasan itu, Elon pun tertawa. ’’Ini sungguh momen yang sangat lucu,’’ tutup Elon.

Baca Juga :  Efek Jera Miskinkan Bandar Narkoba

Tak lama berselang, sesi dilanjutkan dengan pidato dari Jeff Bezos. Bos Amazon itu melakukan pidato lewat rekaman video.  Jeff menuturkan, dunia usaha dan pemerintah boleh jadi tengah menghadapi berbagai ancaman global seperti pandemi akibat Covid-19, konflik, dan perubahan iklim.

Menurut Jeff, inovasi, pendidikan, kewirausahaan, dan kebijakan publik yang lebih baik bertanggung jawab atas pencapaian yang diperoleh hari ini. Jeff sempat menyinggung kerja sama Amazon dengan PLN untuk kerja sama 210 megawatt energi terbarukan di seluruh proyek tenaga surya skala utilitas di Indonesia.

Pria berkepala plontos itu mengajak perusahaan lain untuk bergabung. ’’Kami akan melindungi planet ini dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. Kami akan melakukan keduanya,’’ katanya.

Beberapa jam berselang, nama lain yang banyak dinanti adalah aktris Anne Hathaway. Peraih Oscars lewat film Les Miserables itu menjadi pembicara pada sesi bertajuk Investing in Inclusive Growth for A Resilient Future.

Pada pidatonya, Anne membawa pesan khusus dengan tema Unlocking The Full Potential of Women in The Economy. ’’Pandemi memberi dampak yang sangat berat bagi perempuan dan anak-anak. Terlebih, banyak muncul kekerasan domestik,’’ ujar UN Women Goodwill Ambassador tersebut.

Anne melanjutkan, perempuan menghadapi kerumitan yang lebih kompleks. Sebab, harus mengerjakan pekerjaan rumah sembari menghidupi keluarga. ’’Perempuan bekerja sebanyak 512 miliar jam tanpa dibayar. Ini statistik selama pandemi,’’ tutur pemeran Catwoman dalam Dark Knight Rises itu.

Pada kesempatan itu, dia mendorong agar Presidensi G20 Indonesia ikut melibatkan peran perempuan dalam ekonomi. Berbagai rekomendasi yang dihasilkan juga diharapkan mengakomodasi isu-isu strategis, terutama bagi perempuan dan anak.

’’Kita harus merestorasi apa yang hilang di perempuan dan anak. Kita harus optimalkan inklusivitas perempuan. Saya mendorong Anda meletakkan perempuan di jantung pemulihan ekonomi,’’ tutupnya disambut tepuk tangan hadirin. (*/c17/ttg)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya