Pada Desember 2024, ia bertemu Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi untuk memperkuat dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dan memperjuangkan implementasi solusi dua negara. Kemudian pada April 2025, Prabowo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Abu Dhabi. Keduanya membahas pentingnya solidaritas negara-negara Arab dan Asia dalam memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.
Masih di bulan yang sama, Prabowo menyampaikan pidato di hadapan Parlemen Turki di Ankara dan menyerukan kerja sama global menegakkan keadilan. “Ketika anak-anak dibom, ibu-ibu yang tidak berdosa dibom, rakyat Gaza kehilangan semua kehidupan mereka, banyak negara diam pura-pura tidak tahu. Turki punya sikap tegas. Karena itu kami merasa ingin bersama Turki membela keadilan, kebenaran di dunia yang sekarang penuh ketidakpastian,” ungkapnya.
Dalam forum Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025, Prabowo juga melontarkan kritik tajam terhadap negara-negara adidaya yang dinilai gagal menepati janji mereka kepada negara berkembang. “Situasi di Gaza mengajarkan bahwa banyak negara adidaya yang menganut cita-cita besar kini, di mata banyak orang di belahan bumi selatan, telah gagal,” ujarnya dalam ADF Talk.
Puncaknya, pada Sidang Umum PBB ke-80 di New York, 23 September 2025, Prabowo kembali menegaskan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan menuju perdamaian sejati. “Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, tetapi kita juga harus menghormati dan menjamin keselamatan serta keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita bisa memiliki perdamaian sejati. Satu-satunya solusi adalah solusi dua negara,” tegasnya.