JAKARTA– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan, aksi penjarahan yang terjadi di Sibolga dan sejumlah wilayah terdampak bencana hidrometeorologi di Sumatera dipicu oleh kondisi warga yang terisolir, serta kekurangan stok pangan. Menurutnya, mereka membutuhkan logistik di tengah kondisi bencana.
“Ada beberapa daerah yang terjadi, kebanyakan yang terekspos di daerah Sibolga. Karena memang banyak daerah yang terisolir tadi, dan nggak gampang untuk langsung melakukan dropping kepada mereka,” kata Tito di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (1/12).
Tito menyebut, keterbatasan pasokan logistik membuat sebagian warga terpaksa mengambil barang dari pertokoan dan minimarket untuk memenuhi kebutuhan dasar.
“Stok mereka mungkin kurang, lapar, tapi kemudian ada yang masuk ke pertokoan,” jelasnya. Namun, ia memastikan saat ini Menko PMK Pratikno bersama BNPB telah turun langsung ke Sibolga untuk mengendalikan situasi, sekaligus mempercepat distribusi bantuan. Selain itu, TNI dan Polri juga dikerahkan guna memastikan keamanan di lapangan.“Sekarang sudah diatur, droppingnya cukup,” tegas Tito.
Lebih lanjut, Tito menyatakan Pemerintah Pusat terus memetakan wilayah lain yang masih terisolasi akibat jembatan putus dan akses darat yang rusak parah. Karena itu, distribusi logistik dilakukan melalui berbagai moda transportasi, mulai dari jalur darat, laut, hingga udara agar bantuan dapat segera menjangkau masyarakat terdampak.
“Kita lagi mencari lagi daerah-daerah mana lagi yang terisolir, yang masyarakat memerlukan bantuan. Kalau bisa darat, darat. Kalau nggak bisa darat, laut, nggak bisa juga lewat udara,” pungkasnya. (*/JawaPos.com)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos