Thursday, April 25, 2024
33.7 C
Jayapura

Sekarang Sudah Mulai Sepi, Apalagi Nanti

Warga singgah untuk membeli jualan dari mama-mama Papua yang ada di pertigaan Muara Tami, Rabu (30/10) kemarin.  ( FOTO : Noel Wenda/Cenderawasih Pos )

Kekhawatiran Pedagang Buah dan Sayur Ketika Jembatan Youtefa Diresmikan 

Sejak mulai diresmikannya Jembatan Youtefa oleh Presiden Joko Widodo Senin (28/10) lalu, kendaraan sudah bisa melewati  kawasan tersebut, tapi ada warga dalam hal ini para pedagang yang biasa berjualan di jalan menuju Koya mulai khawatir, apa yang dikhawatirkan? 

Laporan : Noel Wenda

Kehadiran Jembatan Youtefa sebelumnya bernama Jembatan Hamadi – Holtekamp yang menghubungkan Holtekamp dengan Hamadi sepanjang 732 meter dengan lebar 21 meter telah memberikan manfaat positif bagi masyarakat Kota Jayapura khususnya di distrik Muara Tami dari segi aksesibilitas

 Seperti diketahui bahwa kehadiran pembangunan pasti ada dampak positif dan juga negatif yang muncul dari kehadiran jembatan ini dirasakan langsung oleh sekelompok pedagang sayur buah-buahan yang ada di Muara Tami.

 Arus lalu lintas yang dulunya melintas melewati jalan kampung nafri  -Kampung Koya Koso – Muara Tami dan Skow sebelumnya telah memunculkan beberapa tempat – tempat usaha oleh para pedagang di sekitar Jalan pertigaan Muara Tami dan juga di pusat Kota Muara Tami, untuk memudahkan warga dan pengedara roda dua dan empat untuk singgah dan membeli jualan mereka.

Baca Juga :  Abisai Rollo: Tidak Ada Polemik di DPRD Kota Jayapura.

 Namun dengan kehadiran jembatan Youtefa menjadikan berubah semua sehingga warga dan pengendara tidak lagi menggunakan jalan tersebut, Namun ada rute baru yang tercipta sehingga warga yang melintas berkurang hal ini mempengaruhi hasil jualan mama – mama Papua yang ada berjualan dipertigaan Muara Tami Kabupaten Keerom dan juga pedagang non Papua yang ada di Kota Muara Tami.

 “Aduh Jembatan baru ini ada, kita punya pembeli semakin berkurang dulunya berapa (pembeli) biasanya lewat sini tapi sekarang mereka sudah lewat (Jembatan) sana, Jadi sekarang pembeli sepi sekali,” kata Mama Maria.

 Mama Maria yang rutinitasnya sebagai penjual pinang ini mengatakan bahwa kehadiran jembatan Youtefa mengurangi hasil pendapatannya karena masyarakat memilih jalur jembatan Youtefa daripada jalur Nafri.

“Dulu mereka mau pergi ke Jayapura  dan Keerom pasti mereka lewat sini, tapi sekarang mereka  berjalan terus pegawai dari Keerom juga pasti lewat sini tapi sekarang tidak mereka langsung belok Muara Tami menuju Jembatan Youtefa jadi ya kami sekarang begini sudah,” jelasnya.

 Hal sama juga dialami ibu Siti sebagai penjual sayur dan buah di Muara Tami ia selalu berharap adanya pembeli jika hendak melewati jalan dari Abepura –  Nafri  dan Muara Tami, menuju Skouw, namun hal itu nampaknya akan makin menurun karena jalan makin sepi karena warga sudah memiliki rute pilihan.

Baca Juga :  Masih Berharap Banyak kepada Paramedis

“Sekarang saja sudah mulai sepi, apalagi nanti, dan untuk penghasilan kami tidak menentu kadang jika ramai Rp. 500.000 tapi kalau sepi ya cuma Rp. 20.000 apalagi jika jembatannya sudah dilewati sehari-hari, maka masyarakat mau ke perbatasan langsung mereka lewat Holtekamp ke Skouw tidak lewat ini, jadi pasti tidak akan ramai seperti biasanya,” katanya.

 Terkait hal ini dia mengaku belum ada rencana untuk memindahkan jualannya ke tempat yang lebih ramai lagi karena kurangnya pembeli tetapi pihaknya terus optimis dan terus berharap agar usaha mereka dapat laku walau hal itu menurutnya tidak tentu namun dirinya mengambil itu sebagai risiko dari sebuah usaha berdagang Jualan buah buah sayur berbagai jenis keripik dan jualan lainya.

“Kita mau ke sana (Jalan Holtekamp Skow)  juga tapi kami takut belum ada izin juga kami belum punya uang untuk itu,” jelasnya. (*/wen)

Warga singgah untuk membeli jualan dari mama-mama Papua yang ada di pertigaan Muara Tami, Rabu (30/10) kemarin.  ( FOTO : Noel Wenda/Cenderawasih Pos )

Kekhawatiran Pedagang Buah dan Sayur Ketika Jembatan Youtefa Diresmikan 

Sejak mulai diresmikannya Jembatan Youtefa oleh Presiden Joko Widodo Senin (28/10) lalu, kendaraan sudah bisa melewati  kawasan tersebut, tapi ada warga dalam hal ini para pedagang yang biasa berjualan di jalan menuju Koya mulai khawatir, apa yang dikhawatirkan? 

Laporan : Noel Wenda

Kehadiran Jembatan Youtefa sebelumnya bernama Jembatan Hamadi – Holtekamp yang menghubungkan Holtekamp dengan Hamadi sepanjang 732 meter dengan lebar 21 meter telah memberikan manfaat positif bagi masyarakat Kota Jayapura khususnya di distrik Muara Tami dari segi aksesibilitas

 Seperti diketahui bahwa kehadiran pembangunan pasti ada dampak positif dan juga negatif yang muncul dari kehadiran jembatan ini dirasakan langsung oleh sekelompok pedagang sayur buah-buahan yang ada di Muara Tami.

 Arus lalu lintas yang dulunya melintas melewati jalan kampung nafri  -Kampung Koya Koso – Muara Tami dan Skow sebelumnya telah memunculkan beberapa tempat – tempat usaha oleh para pedagang di sekitar Jalan pertigaan Muara Tami dan juga di pusat Kota Muara Tami, untuk memudahkan warga dan pengedara roda dua dan empat untuk singgah dan membeli jualan mereka.

Baca Juga :  Playgrup dan TK Nava  Dhammasekha Numbay Dilaunching

 Namun dengan kehadiran jembatan Youtefa menjadikan berubah semua sehingga warga dan pengendara tidak lagi menggunakan jalan tersebut, Namun ada rute baru yang tercipta sehingga warga yang melintas berkurang hal ini mempengaruhi hasil jualan mama – mama Papua yang ada berjualan dipertigaan Muara Tami Kabupaten Keerom dan juga pedagang non Papua yang ada di Kota Muara Tami.

 “Aduh Jembatan baru ini ada, kita punya pembeli semakin berkurang dulunya berapa (pembeli) biasanya lewat sini tapi sekarang mereka sudah lewat (Jembatan) sana, Jadi sekarang pembeli sepi sekali,” kata Mama Maria.

 Mama Maria yang rutinitasnya sebagai penjual pinang ini mengatakan bahwa kehadiran jembatan Youtefa mengurangi hasil pendapatannya karena masyarakat memilih jalur jembatan Youtefa daripada jalur Nafri.

“Dulu mereka mau pergi ke Jayapura  dan Keerom pasti mereka lewat sini, tapi sekarang mereka  berjalan terus pegawai dari Keerom juga pasti lewat sini tapi sekarang tidak mereka langsung belok Muara Tami menuju Jembatan Youtefa jadi ya kami sekarang begini sudah,” jelasnya.

 Hal sama juga dialami ibu Siti sebagai penjual sayur dan buah di Muara Tami ia selalu berharap adanya pembeli jika hendak melewati jalan dari Abepura –  Nafri  dan Muara Tami, menuju Skouw, namun hal itu nampaknya akan makin menurun karena jalan makin sepi karena warga sudah memiliki rute pilihan.

Baca Juga :  Abisai Rollo: Tidak Ada Polemik di DPRD Kota Jayapura.

“Sekarang saja sudah mulai sepi, apalagi nanti, dan untuk penghasilan kami tidak menentu kadang jika ramai Rp. 500.000 tapi kalau sepi ya cuma Rp. 20.000 apalagi jika jembatannya sudah dilewati sehari-hari, maka masyarakat mau ke perbatasan langsung mereka lewat Holtekamp ke Skouw tidak lewat ini, jadi pasti tidak akan ramai seperti biasanya,” katanya.

 Terkait hal ini dia mengaku belum ada rencana untuk memindahkan jualannya ke tempat yang lebih ramai lagi karena kurangnya pembeli tetapi pihaknya terus optimis dan terus berharap agar usaha mereka dapat laku walau hal itu menurutnya tidak tentu namun dirinya mengambil itu sebagai risiko dari sebuah usaha berdagang Jualan buah buah sayur berbagai jenis keripik dan jualan lainya.

“Kita mau ke sana (Jalan Holtekamp Skow)  juga tapi kami takut belum ada izin juga kami belum punya uang untuk itu,” jelasnya. (*/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya