JAYAPURA – Agenda tatap muka yang digelar Sat Narkoba Polresta bersama warga kelurahan Argapura, Distrik Jayapura, Selatan mendapatkan banyak informasi dan keluhan dari warga sekitar. Kegiatan tersebut untuk mensosialisasikan serta mendengarkan keluhan warga terkait peredaran narkotika jenis ganja yang marak di daerah tersebut.
Harapannya lokasi Argapura ini menjadi Kampung Tangguh Bebas. Kasat Narkoba Polresta Jayapura Kota Iptu Alamsyah Ali mengatakan kegiatan yang dilakukan merupakan program Quick Wins dan Quick Respon.
“Kampung tangguh bebas dari Narkoba Polresta adalah program dari Mabes, dan ini akan rutin dilakukan,” ucapnya.
Dia pun menjelaskan Argapura menjadi sasaran program kampung tangguh Polresta Jayapura Kota, lantaran Argapura menjadi daerah dengan tingkat peredaran ganja cukup tinggi.
“Sebenarnya ada beberapa daerah yang sudah dipetakan rawan, namun Argapura menjadi atensi karena banyak keluhan warga terkait peredaran ganja disana,” ujar Iptu Alam.
Tidak hanya Argapura, kedepannya kata Iptu Alam, akan dilakukan di berbagai lokasi termasuk sekolah-sekolah yang ada di Kota Jayapura.
“Ganja sudah menyasar bukan hanya di bangku SMA, anak SD juga pernah ditemukan kasus pemakai ganja. Dan ini menjadi atensi kami,” bebernya.
Kata Alam, tercatat sejak Januari hingga Agustus 2023, pihaknya sudah menangani perkaranya narkoba hingga 38 kasus dan melebihi target operasi yang ada.
“Kota Jayapura menjadi pintu masuk dan keluar ganja, sudah banyak pengungkapan ganja di kota Jayapura dan ada yang akan dikirim ke luar,” sambungnya.
Lurah Argapura, Emma Hamadi tak menampik jika daerahnya menjadi kawasan daerah merah peredaran ganja. “Argapura sudah terkenal dengan ganja, bukan hanya Argapura laut, ada Argapura Belakang Relat dan Argapura Pertigaan,” jelasnya.
Ia prihatin, mengingat pengedar hingga pembeli adalah anak-anak Papua. Sementara seorang warga Kace Zoro, meminta agar pihak kepolisian serius dalam menindak tegas para pelaku karena sudah sangat meresahkan.
Ironisnya kata Kace, transaksi ganja juga sudah dilakukan disekitar gereja yang seharusnya justru menjadi tempat mendekatkan diri pada Tuhan dan menjadi tempat berdoa. “Ganja itu di barter di depan gereja dan itu sudah terjadi sejak lama,” ceritanya.
Dia menjelaskan, dulunya Argapura tidak separah ini, namun seiring berjalannya waktu banyak warga PNG berdatangan dan tinggal, Argapura menjadi sasaran peredaran ganja.
“Dulu Argapura terkenal hanya bom ikan, tapi sekarang sebut Argapura di benak warga kota Jayapura yakni ganja,” bebernya.
Satuan Narkoba Polresta Jayapura Kota hadir di lokasi tersebut untuk dapat mengambil langkah-langkah kepolisian dengan menggandeng seluruh lapisan masyarakat guna mencari solusi untuk meniadakan narkoba lagi di lokasi tersebut dengan menjadikannya Kampung Tangguh Bebas dari Narkoba. “Butuh kerja keras untuk mewujudkan ini, tapi harus dilakukan,” tutup Alam. (ade/tri)