JAYAPURA-Kelompok Legio Maria Kuria Tabut Perjanjian Jayapura bersama ratusan umat umat Katolik yang ada di Keuskupan Jayapura, mengikuti perarakan Patung Bunda Maria dari Paroki Santo Petrus dan Paulus Argapura menuju Paroki Santo Fransiskus Asisi APO, Sabtu, (22/10).
Menariknya peserta yang mengikuti perarakan Patung Bunda Maria menggunakan baju adat dari masing masing daerah. Di Paroki St. Petrus dan Paulus Argapura tepatnya di Greja St. Agustinus Entrop perarakan Patung Bunda Maria dari dalam gereja menuju mobil diringi dengan prosesi tarian adat suku Papua.
Kemudian dilanjutkan dengan perjalan menuju Paroki Fransiskus Asisi APO. Selama perjalanan prosesi perarakan Patung sangat terlihat khyusuk sembari diringi dengan doa yang dipimpin langsung oleh RD Jhon Buiney Pr, selaku Pembimbing Rohani juga selaku Ketua Kuria Tabut Perjanjian Jayapura.
Patung tiba di St. Franssiskus APO juga dijemput dengan tarian adat, dimana dari depan pintu masuk menuju halaman gereja St. Fransiskus APO Patung Arca Bunda Maria dijemput dengan prosesi tarian adat suku Papua kemudian dilanjutkan dengan perarakan Patung kedalam Gerja, dan didalam gereja Patung juga diarak dengan tarian adat suku flores.
Pastor Paroki St. Petrus dan Paulus Argapura, RP. Paul Tumayang Tangdilintin, OFM menyampaikan makna dari pada perarakan patung Arca Bunda Maria ini untuk menyatukan umat Katholik yang ada di keuskupan Jayapura.
“Kita ini terdiri dari berbagai macam perbedaan baik suku, agama, ras maupun golongan, namun pada moment ini kita dapat dipersatukan dengan iman dan pengakuan yang sama yaitu iman Katholik,” ujar Pastor Aroki St. Petrus dan Paulus Argapura.
RP. Paul Tumayang Tangdilintin sangat mengapresiasi atas antusias Kelompok Legio Maria Kuria Tabut Perjanjian Jayapura, juga umat yang ada di Keuskupan Jayapura, yang telah mengikuti perarakan Patung Arca Bunda Maria ke Paroki St Fransiskus APO.
Perarakan Patung Acra Bunda Maria ini dilakukan sejak tanggal 1 Oktober mulai dari Paroki Sang Penebus Sentani, setelah 4 hari di Paroki Sang Penebus Sentani di arakan ke Paroki Kristus Terang Dunia Waena, kemudian dilanjutkan ke Paroki Gembala Baik Abepura, berlanjut ke Paroki Kristus Juru Selamat Kotaraja berlanjut ke Paroki Santo Petrus dan Paulus Argapura menuju Paroki Santo Fransiskus Asisi APO dan puncaknya di Gereja Katedral Dok 5, Jayapura.
Selama Patung Bunda Maria berada di suatu Paroki, dilakukan berbagai kegiatan, seperti Pencerahan iman, jalan Salib bersama Bunda Maria dan lanjut doa Rosario
“Tujuan dari kegiatan pencerahan ini agar semakin mendalami iman kekatholikan umat yang ada di Keuskupan Jayapura,” paparnya.
Sementara itu RD Jhon Buinei, Pr selaku Pembimbing Rohani juga selaku Ketua Kuria Tabut Perjanjian Jayapura mengatakan latar belakang adanya prosesi perarakan Patung Bunda Maria dari Paroki ke Paroki selama bulan Rosario (bulan Oktober) ini karena ingin berdoa bersama untuk pemulihan dunia dari pandemi.
“Sudah cukup lama kita dilandai oleh situasi yang tidak menentu kerinduan kita untuk kembali menyatu sudah sangat lama, itu dibatasi oleh Virus Corona, namun karena tahun ini kondisi virus Corona cukup membaik, akhirnya kami Kelompok Legio Maria Kuria Tabut Perjanjian Jayapura menginisiasi untuk melakukan Ziarah Patung Bunda Maria dari Paroki ke Paroki yang ada di Keuskupan Jayapura,” ujar Pastur Jhon Buinei Pr. (rel/tri)