Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Dinkes Papua Berusaha Habiskan Vaksin Periode 20 Maret – 8 Mei

Dinkes Papua Berusaha Habiskan Vaksin Periode 20 Maret – 8 Mei

JAYAPURA – Dinas Kesehatan Provinsi Papua terus berupaya meningkatkan cakupan vaksin bagi tenaga kesehatan, pelayan publik dan Lansia pada tahap pertama dan kedua vaksinasi Covid-19.

 Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum, M.Kes mengatakan,  hal ini dilakukan guna mencegah  adanya vaksin kadaluwarsa, mengingat vaksinasi Covid-19 memiliki masa penggunaan 6 bulan setelah diproduksi.

 “Khusus di Papua, dari tanggal 18 – 20 Maret terdapat kenaikan cakupan vaksin di Papua. Ada kenaikan sebesar 14. 249 suntikan dalam dua hari atau sebanyak 7. 125 suntikan per hari. Kami sedang berupaya menghabiskan vaksin,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (20/3) kemarin.

Baca Juga :  KIM Kota Jayapura Siap Menangkan Prabowo-Gibran

 Strategi yang pihaknya lakukan untuk menghabiskan sisa vaksin Covid-19  di Papua periode 20 Maret – 8 Mei 2021 yaitu penambahan alternatif interval  penyuntikan dosis pertama dan kedua yaitu 28 hari untuk populasi dewasa (18-59 tahun).

 “Alternatif ini dapat dipilih dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi yang menyasar populasi dewasa maupun Lansia secara bersamaan. Vaksin Covid-19 harus digunakan secepatnya karena memiliki masa pakai yang pendek yaitu 6 bulan sejak tanggal produksi,” terangnya.

 Untuk memastikan bahwa vaksin Covid-19 penggunaanya tepat, juga dibutuhkan monitoring ketat untuk pemakaian vaksin dalam rangka mencegah pemborosan vaksin.

 Selain itu, optimalisasi indeks pemakaian vaksin dengan tepat menjaga mutu dan kualitas vaksin. Vaksin Covid-19 produksi PT. Biofarma dapat dioptimalkan penggunaanya sampai 11 dosis @0,5 ml, sesuai dengan surat Biofarma nomor SD-023.12/DIR/III/2021, tanggal 12 Maret 2021 perihal penjelasan volume vaksin.

Baca Juga :  PLN Gerak Cepat Atasi Pemadaman

 “Sebetulnya antibiotik yang terbentuk akan lebih tinggi, jika jarak penyuntikan satu bulan, selain imunitas lebih maksimal, jarak penyuntikan satu bulan memungkinkan antrean di Puskesmas tempat vaksin lebih teratur,” tambahnya.(ana/ary)

Dinkes Papua Berusaha Habiskan Vaksin Periode 20 Maret – 8 Mei

JAYAPURA – Dinas Kesehatan Provinsi Papua terus berupaya meningkatkan cakupan vaksin bagi tenaga kesehatan, pelayan publik dan Lansia pada tahap pertama dan kedua vaksinasi Covid-19.

 Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dr. Aaron Rumainum, M.Kes mengatakan,  hal ini dilakukan guna mencegah  adanya vaksin kadaluwarsa, mengingat vaksinasi Covid-19 memiliki masa penggunaan 6 bulan setelah diproduksi.

 “Khusus di Papua, dari tanggal 18 – 20 Maret terdapat kenaikan cakupan vaksin di Papua. Ada kenaikan sebesar 14. 249 suntikan dalam dua hari atau sebanyak 7. 125 suntikan per hari. Kami sedang berupaya menghabiskan vaksin,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (20/3) kemarin.

Baca Juga :  Harus Ada Perda Perlindungan Cycloop

 Strategi yang pihaknya lakukan untuk menghabiskan sisa vaksin Covid-19  di Papua periode 20 Maret – 8 Mei 2021 yaitu penambahan alternatif interval  penyuntikan dosis pertama dan kedua yaitu 28 hari untuk populasi dewasa (18-59 tahun).

 “Alternatif ini dapat dipilih dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi yang menyasar populasi dewasa maupun Lansia secara bersamaan. Vaksin Covid-19 harus digunakan secepatnya karena memiliki masa pakai yang pendek yaitu 6 bulan sejak tanggal produksi,” terangnya.

 Untuk memastikan bahwa vaksin Covid-19 penggunaanya tepat, juga dibutuhkan monitoring ketat untuk pemakaian vaksin dalam rangka mencegah pemborosan vaksin.

 Selain itu, optimalisasi indeks pemakaian vaksin dengan tepat menjaga mutu dan kualitas vaksin. Vaksin Covid-19 produksi PT. Biofarma dapat dioptimalkan penggunaanya sampai 11 dosis @0,5 ml, sesuai dengan surat Biofarma nomor SD-023.12/DIR/III/2021, tanggal 12 Maret 2021 perihal penjelasan volume vaksin.

Baca Juga :  Solidaritas Sosial, Faktor Penting Mencegah Penyebaran Covid-19

 “Sebetulnya antibiotik yang terbentuk akan lebih tinggi, jika jarak penyuntikan satu bulan, selain imunitas lebih maksimal, jarak penyuntikan satu bulan memungkinkan antrean di Puskesmas tempat vaksin lebih teratur,” tambahnya.(ana/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya