Thursday, April 18, 2024
25.7 C
Jayapura

Mulai Kurangi Kebiasaan Bersalaman

BERPASRAH – Salah satu jamaah di Masjid Raya Baiturrahim Jayapura menggunakan masker sambil menjalankan ibadah salat jumat, (20/3) kemarin. Meski ada imbauan dari MUI soal tidak melakukan salat jamaah namun untuk Papua hal ini tetap dilakukan karena masih dianggap relatif aman. ( FOTO: GAMEL/CEPOS ) 

JAYAPURA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan himbauan untuk tidak menyelenggarakan salat berjamaah pada hari Jumat guna mengeliminir penyebaran virus Corona. Meski demikian beberapa daerah termasuk Papua masih tetap menyelenggarakan salat berjamaah meski ada hal yang ditekankan. Di Masjid Raya Jayapura kini tak lagi menggunakan sajadah milik masjid tetapi jamaah diminta membawa sajadah sendiri dan mengurangi bersalam-salaman. 

 Selain itu pihak masjid juga menyiapkan sabun untuk mencuci tangan dan tidak terlalu lama ngumpul di masjid. Hanya saja meski ada himbauan untuk tidak melakukan salat berjamaah terutama salat Jumat namun masjid raya tetap menyeleggarakan. Ketua Takmir Masjid Raya Baiturahim Jayapura, H Abdul Kahar Yelipele mengungkapkan bahwa salat adalah media yang berhubungan langsung dengan Tuhan dan tak boleh batal. 

Baca Juga :  Kapolres Berharap Jamaah Masjid Ikut Andil Jaga Kamtibmas

 Salat 5 waktu juga tergantung dengan para jamaah. Jika ingin salat di masjid disilahkan dan jika mau di rumah juga disilahkan. “Saya tak sependapat jika masjid dikosongkan karena virus ini. Kami tetap menyelenggarakan salat Jumat jamaah namun tetap mengantisipasi,” jelas Abdul Kahar melalui ponselnya, Jumat (20/3). Iapun menyampaikan khusus umat Islam perlu memperbanyak salawat dan doa meminta perlindungan. Kemudian ketika berwudhu yang dilakukan 5 kali ini diniatkan untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT. 

 “Ini (wudhu) juga bisa dipakai untuk menghilangkan penyakit. Masjid raya ini miniatur masjid di Papua sehingga kami tak bisa mengistruksikan libur salat. Bagi yang ingin salah di rumah silahkan dan di masjid juga silahkan. Sedangkan untuk penyemprotan sejak awal sudah kami lakukan bahkan di kamar mandi dan tempat wudhu juga,” jelas Kahar. Namun jamaah yang mau salat di masjid diminta membawa sajadah sendiri karena karpet panjang milik masjid sementara tidak digunakan. Disinggung  soal salam-salaman usai salat, Masjid Raya tidak  melarang untuk bersalaman namun setelah itu perlu langsung mencuci tangan. 

Baca Juga :  Peran Media Massa Wujudkan Keterbukaan Informasi Publik di Papua

 “Ini sudah menjadi tradisi dimana ada yang berprinsip bahwa mati adalah takdir Allah dan hubungan sosial ini sulit dibatasi. Tidak masalah bersalaman tapi harus segera cuci tangan. Wudhu juga bisa membantu menghilangkan penyakit atau kotoran yang ada pada diri,” imbuhnya. Sementara Pantauan Cenderawasih Pos di masjid ini terlihat masyarakat yang salat juga mulai berhati-hati.  Tak terlihat orang-orang bersalaman usai salat dan sajadah juga lebih banyak dibawa masing-masing. (ade/wen) 

BERPASRAH – Salah satu jamaah di Masjid Raya Baiturrahim Jayapura menggunakan masker sambil menjalankan ibadah salat jumat, (20/3) kemarin. Meski ada imbauan dari MUI soal tidak melakukan salat jamaah namun untuk Papua hal ini tetap dilakukan karena masih dianggap relatif aman. ( FOTO: GAMEL/CEPOS ) 

JAYAPURA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan himbauan untuk tidak menyelenggarakan salat berjamaah pada hari Jumat guna mengeliminir penyebaran virus Corona. Meski demikian beberapa daerah termasuk Papua masih tetap menyelenggarakan salat berjamaah meski ada hal yang ditekankan. Di Masjid Raya Jayapura kini tak lagi menggunakan sajadah milik masjid tetapi jamaah diminta membawa sajadah sendiri dan mengurangi bersalam-salaman. 

 Selain itu pihak masjid juga menyiapkan sabun untuk mencuci tangan dan tidak terlalu lama ngumpul di masjid. Hanya saja meski ada himbauan untuk tidak melakukan salat berjamaah terutama salat Jumat namun masjid raya tetap menyeleggarakan. Ketua Takmir Masjid Raya Baiturahim Jayapura, H Abdul Kahar Yelipele mengungkapkan bahwa salat adalah media yang berhubungan langsung dengan Tuhan dan tak boleh batal. 

Baca Juga :  Penyelundupan TSL Keluar Jayapura Meninggkat Pesat

 Salat 5 waktu juga tergantung dengan para jamaah. Jika ingin salat di masjid disilahkan dan jika mau di rumah juga disilahkan. “Saya tak sependapat jika masjid dikosongkan karena virus ini. Kami tetap menyelenggarakan salat Jumat jamaah namun tetap mengantisipasi,” jelas Abdul Kahar melalui ponselnya, Jumat (20/3). Iapun menyampaikan khusus umat Islam perlu memperbanyak salawat dan doa meminta perlindungan. Kemudian ketika berwudhu yang dilakukan 5 kali ini diniatkan untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT. 

 “Ini (wudhu) juga bisa dipakai untuk menghilangkan penyakit. Masjid raya ini miniatur masjid di Papua sehingga kami tak bisa mengistruksikan libur salat. Bagi yang ingin salah di rumah silahkan dan di masjid juga silahkan. Sedangkan untuk penyemprotan sejak awal sudah kami lakukan bahkan di kamar mandi dan tempat wudhu juga,” jelas Kahar. Namun jamaah yang mau salat di masjid diminta membawa sajadah sendiri karena karpet panjang milik masjid sementara tidak digunakan. Disinggung  soal salam-salaman usai salat, Masjid Raya tidak  melarang untuk bersalaman namun setelah itu perlu langsung mencuci tangan. 

Baca Juga :  Kapolres Berharap Jamaah Masjid Ikut Andil Jaga Kamtibmas

 “Ini sudah menjadi tradisi dimana ada yang berprinsip bahwa mati adalah takdir Allah dan hubungan sosial ini sulit dibatasi. Tidak masalah bersalaman tapi harus segera cuci tangan. Wudhu juga bisa membantu menghilangkan penyakit atau kotoran yang ada pada diri,” imbuhnya. Sementara Pantauan Cenderawasih Pos di masjid ini terlihat masyarakat yang salat juga mulai berhati-hati.  Tak terlihat orang-orang bersalaman usai salat dan sajadah juga lebih banyak dibawa masing-masing. (ade/wen) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya