Sunday, November 24, 2024
30.7 C
Jayapura

Kasus Malaria, DBD dan ISPA Alami Peningkatan  

JAYAPURA-Masalah kasus penyakit malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Jayapura di semester I tahun 2022 mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi diduga karena masalah cuaca jadi tempat perindukan nyamuk banyak sehingga berdampak pada meningkatnya kasus malaria dan DBD.

 Selain itu, permasalahan lainnya adalah obat suntik malaria juga langka,  sehingga Dinkes beralih ke obat kedua yakni  obat kina. “Upaya kita dalam mencegah meningkatnya kasus malaria dan DBD adalah faktor cuaca yang berubah-ubah, kadang panas tinggi kemudian dingin sehingga mempengaruhi peningkatan kasus DBD dan Malaria,”ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr. I  Nyoman Sri Antari,

  Diakui, salah satu upaya Dinkes dalam meminimalisir kasus DBD dan malaria, diantaranya telah memberikan kelambu, melakukan penyemprotan (fogging) serta meminta warga memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

Baca Juga :  Berharap Kualitasnya Terjaga, Nantinya Dipasarkan ke Pelaku Usaha, Pemerintah dan Sektor Lain

  Menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.Gotong royong membersihkan lingkungan. Periksa tempat-tempat penampungan air. Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup dan menamam tanaman pencegah nyamuk malaria ada tanaman lavender, sereh dan jenis tanaman yang mengusir nyamuk.

   Sri Antari menambahkan, untuk penyakit lain yang masih mendominasi adalah penyaikt ISPA karena ini juga pengaruh cuaca, termasuk kasus penyakit kaki gajah (filariasis) juga masih ada. Dari 300 yang disurvei ditemukan 14 orang terkena dan dengan pemberian obat masyarakat harus benar-benar meminumnya supaya tidak ada kasus lagi penyakit filariasis dan harusnya zero.

  Ditambahkan, untuk kasus malaria meningkat daerah yang banyak kena adalah di Kelurahan Koya Barat dan Koya Timur, rata rata orang yang  kena masih usia produktif dan sebelumnya masyarakat kena malaria dalam atau tahun lalu bisa 30 ribu jiwa, tapi sampai saat ini baru triwulan 1 sudah lebih 15 ribu jiwa dan ini meningkat banget dan Dinkes tetap terus menekannya.(dil/tri)

Baca Juga :  Butuh Sinergi Semua Stakeholder untuk Berantas Penyalahgunaan Narkoba

JAYAPURA-Masalah kasus penyakit malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Jayapura di semester I tahun 2022 mengalami peningkatan. Peningkatan terjadi diduga karena masalah cuaca jadi tempat perindukan nyamuk banyak sehingga berdampak pada meningkatnya kasus malaria dan DBD.

 Selain itu, permasalahan lainnya adalah obat suntik malaria juga langka,  sehingga Dinkes beralih ke obat kedua yakni  obat kina. “Upaya kita dalam mencegah meningkatnya kasus malaria dan DBD adalah faktor cuaca yang berubah-ubah, kadang panas tinggi kemudian dingin sehingga mempengaruhi peningkatan kasus DBD dan Malaria,”ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr. I  Nyoman Sri Antari,

  Diakui, salah satu upaya Dinkes dalam meminimalisir kasus DBD dan malaria, diantaranya telah memberikan kelambu, melakukan penyemprotan (fogging) serta meminta warga memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.

Baca Juga :  Warga Argapura Minta Dibangunkan Puskesmas

  Menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.Gotong royong membersihkan lingkungan. Periksa tempat-tempat penampungan air. Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup dan menamam tanaman pencegah nyamuk malaria ada tanaman lavender, sereh dan jenis tanaman yang mengusir nyamuk.

   Sri Antari menambahkan, untuk penyakit lain yang masih mendominasi adalah penyaikt ISPA karena ini juga pengaruh cuaca, termasuk kasus penyakit kaki gajah (filariasis) juga masih ada. Dari 300 yang disurvei ditemukan 14 orang terkena dan dengan pemberian obat masyarakat harus benar-benar meminumnya supaya tidak ada kasus lagi penyakit filariasis dan harusnya zero.

  Ditambahkan, untuk kasus malaria meningkat daerah yang banyak kena adalah di Kelurahan Koya Barat dan Koya Timur, rata rata orang yang  kena masih usia produktif dan sebelumnya masyarakat kena malaria dalam atau tahun lalu bisa 30 ribu jiwa, tapi sampai saat ini baru triwulan 1 sudah lebih 15 ribu jiwa dan ini meningkat banget dan Dinkes tetap terus menekannya.(dil/tri)

Baca Juga :  59 Tahanan Polresta Diajak Berjemur

Berita Terbaru

Artikel Lainnya