Tak hanya itu, banyaknya material pasir dan batu dari atas gunung mengakibatkan gorong-gorong di jalan utama tersebut tersumbat. “Di sini ada gorong-gorong sebenarnya, tetapi karena tersumbat perlahan-lahan tertutup pasir yang pada akhirnya air tidak bisa mengalir dengan stabil sehingga harus muncul di permukaan jalan,” ungkapnya.
Melihat hal itu terus terjadi ketika musim hujan tiba, Numberi berharap pemerintah dapat mengambil tindakan tegas bagi mereka yang melakukan penebangan hutan liar di sembarang tempat Kota Jayapura. Serta berharap kepada dinas terkait untuk segera menyelesaikan persoalan gorong-gorong yang rusak itu.
Sementara itu di Kotaraja Distrik Abepura, tepatnya di perempatan lampu merah Otonom air kali sempat meluap ke badan jalan. Kondisi mengakibatkan wilayah tersebut mengalami kebanjiran serta badan jalan tertutup lumpur.
Cristo (37) pengemudi sepeda motor yang melintas, mengungkapkan jalan di kawasan ini memang sering mengalami genangan air. Jelasnya kondisi jalan yang licin dan berlumpur membuatnya berhati-hati dalam mengemudi.
“Kalau di tempat ini juga sering terjadi banjir, apalagi kalau hujan dengan intensitas tinggi terjadi pasti tetap banjir,” singkat Heru kepada Cenderawasih Pos.
Ditambahkan Cristo, volume air hujan terkadang tidak sesuai dengan daya tampung volume selokan sehingga menyebabkan terjadinya genangan air hujan tersebut.