JAYAPURA-Pihak kampus Fakultas Kedokteran Uncen memastikan tidak memberlakukan kebijakan khusus terhadap para calon dokter yang terancam Drop Out (DO). Upaya yang dilakukan pihak kampus untuk menolong mereka adalah melalui Ujian Afirmasi UKMPPD.
Ujian ini dibuat oleh asosiasi pendidikan kedokteran seperti yang sudah dilakukan pada periode Februari yang lalu dan dikhususkan hanya untuk Fakultas Kedokteran Uncen. Namun kebijakan afirmasi itu tidak mengurangi standar nilai.
“Ujian dibuat dua hari, hari pertama materi non bedah dan hari kedua materi bedah,”kata Dekan Fakultas Kedokteran Uncen, dr. Inneke V. Sumolang, Senin (14/4).
Dalam pelaksanaannya waktu diperpanjang, dari yang biasanya 150 menit menjadi 200 menit. Kemudian soal ujian yang diambil juga banyak mengenai porsi penyakit lokal yang banyak di Papua. Seperti malaria, TB, HIV/AIDS, Kusta dan Frambusia, dan bentuk lain sesuai lokal spesifik FK Uncen.
“Sebagai perbandingan, bahkan Desember 2024 yang lulus hanya 8 orang dokter, tapi Februari 2025 yang lulus 43 orang.”ungkapnya.
Dari 102 mahasiswa reteker ujian UUKMPPD periode Februari yang mengikuti test, 43 lulus. 4 orang lulus first taker, 39 lulus dari reteker ujian terdiri dari OAP yang lulus 30 orang dan , 9 orang non OAP,” jelasnya.

Menurut dia, persoalanya sekarang adalah mahasiswa tersebut sudah melewati masa studi secara aturan normal. Misalnya seharusnya maksimal 7 tahun atau 14 semester, tetapi ada yang sudah melebihi batas waktu tersebut. Masa studi itu kemudian tidak memenuhi syarat di Lembaga Gelar Pendidikan Tinggi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Tinggi (LGPT PDPT), karena banyak juga yang sudah tidak membayar UKT.
“Tidak bayar SPP tetapi melakukan putaran di rumah sakit. Sehingga ketika ditemui, kenapa NIM-nya tidak ada, karena tidak bayar UKT, bukan cuma satu, puluhan ada,” katanya.