Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Belum Seminggu Ditertibkan, Pedagang Kembali Jualan di Jalan

JAYAPURA-Persoalan penataan Pasar Otonom Abepura tampaknya perlu adanya perhatian serius dari pemerintah. Pasalnya belum masuk dua minggu pasca penertiban oleh Satpol PP.  Para pedagang tampaknya kembali berjualan di jalan masuk pasar.

  Menurut pengakuan salah satu pedagang yang namanya enggan dikorankan, kembalinya mereka berjualan di luar lokasi pasar teptanya di pinggir jalan masuk pasar Otonom, karena ada yang memberi izin.

  Sayangnya pemberi izin itu tidak diketahui apakah dari pemerintah atau masyarakat adat. Hanya saja pedagang tersebut mengaku, sejak Selasa malam mereka yang notabene dari wilayah Arso kembali diberikan izin untuk berjualan di luar pasar.

  “Kita diminta untuk berjualan, karena katanya yang suruh kita itu, kalau tidak ada pedagang Arso disini, maka pasar otonom sepi,” ujar pedagang buah tersebut tersebut kepada Wartawan Cendrawasih pos, Rabu (13/9).

Baca Juga :  Saga Group Sediakan Berbagai Aneka Kue Kering

  Sementara itu Wahyuni (50) juga pedagang sayur dari daersh Arso menyampaikan mereka kembali berjualan di jalan, lantaran tidak mendapatkan tempat di dalam pasar. “Kita tidak punya tempat khusus di dalam pasar,” ujarnya.

  Selain itu alasan mereka berjualan di jalan, karena bukan pedagang tetap. Namun hanya sebagai pemasok untuk pedagang yang ada di Kota Jayapura. “Kita berjualan tidak setiap hari, tergantung panen hasil kebun,” ujarnya.

  Walaupun mereka berjualan di luar lokasi pasar, namun pedagang di jalan raya ini, setiap hari membayar karcis. “Ada yang setiap sore datang minta uang kebersihan, sebesar Rp 10 ribu, kami pun rajin membayar,” ujarnya.

  Lebih lanjut dia sampaikan, mereka yang notabene dari wilayah Arso, tidak menjual barang dalam bentuk eceran, namun hanya untuk menyetok barang bagi pedagang di Kota Jayapura. Untuk itulah mereka memilih berjualan di pinggir jalan.

Baca Juga :  Sering Kecurian, Anak-anak SDN Inpres Belajar di Lantai

  “Tidak setiap hari, itupun mulai jam 03.00 WIT sampai jam 06.00 WIT pagi, setelah itu kita pulang ke Arso,” katanya.

  Wahyuni mengatakan di Arso memang memiliki pasar sayur, namun kendalanya pembeli sangat berkurang. Sementara petani sayur di daerah tersebut sangat banyak. Sehingga solusi agar hasil kebun mereka bisa terjual, maka harus dijual di Kota Jaapura.

  “Kami ini semata-mata  hanya datang bawa hasil kebun, bukan pedagang tetap, kalau hasil kebun melimpah berarti kami datang jualan,” tuturnya.

  Untuk itu dia mengharapkan adanya kompensasi dari Pemerintah Kota untuk pedagang Arso, sehingga mereka boleh berjualan di depan lokasi pasar. “Semoga dengan persoalan yang ada,  ada solusi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah oleh pemerintah,” harapnya. (rel/tri)

JAYAPURA-Persoalan penataan Pasar Otonom Abepura tampaknya perlu adanya perhatian serius dari pemerintah. Pasalnya belum masuk dua minggu pasca penertiban oleh Satpol PP.  Para pedagang tampaknya kembali berjualan di jalan masuk pasar.

  Menurut pengakuan salah satu pedagang yang namanya enggan dikorankan, kembalinya mereka berjualan di luar lokasi pasar teptanya di pinggir jalan masuk pasar Otonom, karena ada yang memberi izin.

  Sayangnya pemberi izin itu tidak diketahui apakah dari pemerintah atau masyarakat adat. Hanya saja pedagang tersebut mengaku, sejak Selasa malam mereka yang notabene dari wilayah Arso kembali diberikan izin untuk berjualan di luar pasar.

  “Kita diminta untuk berjualan, karena katanya yang suruh kita itu, kalau tidak ada pedagang Arso disini, maka pasar otonom sepi,” ujar pedagang buah tersebut tersebut kepada Wartawan Cendrawasih pos, Rabu (13/9).

Baca Juga :  Pasar Mama Papua Beralih Fungsi jadi “Pasar” Togel

  Sementara itu Wahyuni (50) juga pedagang sayur dari daersh Arso menyampaikan mereka kembali berjualan di jalan, lantaran tidak mendapatkan tempat di dalam pasar. “Kita tidak punya tempat khusus di dalam pasar,” ujarnya.

  Selain itu alasan mereka berjualan di jalan, karena bukan pedagang tetap. Namun hanya sebagai pemasok untuk pedagang yang ada di Kota Jayapura. “Kita berjualan tidak setiap hari, tergantung panen hasil kebun,” ujarnya.

  Walaupun mereka berjualan di luar lokasi pasar, namun pedagang di jalan raya ini, setiap hari membayar karcis. “Ada yang setiap sore datang minta uang kebersihan, sebesar Rp 10 ribu, kami pun rajin membayar,” ujarnya.

  Lebih lanjut dia sampaikan, mereka yang notabene dari wilayah Arso, tidak menjual barang dalam bentuk eceran, namun hanya untuk menyetok barang bagi pedagang di Kota Jayapura. Untuk itulah mereka memilih berjualan di pinggir jalan.

Baca Juga :  Sering Kecurian, Anak-anak SDN Inpres Belajar di Lantai

  “Tidak setiap hari, itupun mulai jam 03.00 WIT sampai jam 06.00 WIT pagi, setelah itu kita pulang ke Arso,” katanya.

  Wahyuni mengatakan di Arso memang memiliki pasar sayur, namun kendalanya pembeli sangat berkurang. Sementara petani sayur di daerah tersebut sangat banyak. Sehingga solusi agar hasil kebun mereka bisa terjual, maka harus dijual di Kota Jaapura.

  “Kami ini semata-mata  hanya datang bawa hasil kebun, bukan pedagang tetap, kalau hasil kebun melimpah berarti kami datang jualan,” tuturnya.

  Untuk itu dia mengharapkan adanya kompensasi dari Pemerintah Kota untuk pedagang Arso, sehingga mereka boleh berjualan di depan lokasi pasar. “Semoga dengan persoalan yang ada,  ada solusi yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah oleh pemerintah,” harapnya. (rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya