Thursday, October 9, 2025
22.2 C
Jayapura

Dana BOSDA Ribuan Siswa Masih Tertahan di Bank

JAYAPURA-Ribuan siswa di Kota Jayapura hingga kini belum bisa menikmati dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) tahun anggaran 2023 dan 2024. Dana tersebut masih tertahan di Bank Papua, lantaran banyak penerima tidak memiliki dokumen lengkap yang menjadi syarat utama dalam proses pencairan bantuan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Rocky Bebena, mengungkapkan bahwa kendala utama terletak pada kelengkapan administrasi siswa penerima bantuan. Banyak siswa yang belum memiliki dokumen penting seperti akta kelahiran, KTP, maupun dokumen identitas lain yang dibutuhkan pihak bank untuk proses verifikasi.

“Kami sudah koordinasi dengan pihak Bank Papua. Ada sekitar seribu siswa SD, tujuh ratus siswa SMP, dan delapan ratus siswa SMA yang hingga kini belum mencairkan BOSDA karena terkendala dokumen,” jelas Rocky kepada wartawan di Abepura, Senin (6/10).

Baca Juga :  180 Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah Jayapura Ikut Ujian ASA

Rocky menjelaskan, selama ini mekanisme pencairan BOSDA dilakukan langsung ke rekening masing-masing siswa. Namun, pihak bank mewajibkan adanya verifikasi dokumen identitas sebelum pencairan dilakukan. Akibatnya, banyak siswa gagal mengklaim bantuan karena tidak melengkapi persyaratan tersebut.

“Selama ini dana BOSDA langsung masuk ke rekening siswa. Tapi untuk pencairan, bank harus pastikan identitas penerima. Karena banyak yang belum urus dokumen, uangnya akhirnya tertahan di bank,” bebernya.

Kondisi sosial sebagian siswa di Kota Jayapura juga menjadi faktor penghambat. Rocky menyebut, banyak siswa yang berasal dari keluarga broken home atau tinggal bersama keluarga lain seperti nenek, tante, atau ayah tunggal, sehingga pengurusan dokumen seringkali terabaikan.

“Kami cukup memaklumi, karena banyak anak-anak kita di Kota Jayapura yang tidak tinggal bersama orang tua lengkap. Jadi hal seperti ini wajar saja terjadi, tapi tetap harus dicarikan solusinya,” ujarnya.

Baca Juga :  DP3AKB dan Distrik  Evaluasi Penanganan Stunting

Melihat persoalan yang terus berulang, Pemerintah Kota Jayapura memutuskan untuk mengubah mekanisme pencairan BOSDA mulai tahun 2026. Jika sebelumnya dana dikirim langsung ke rekening siswa, ke depan dana tersebut akan disalurkan ke rekening sekolah masing-masing. Nantinya, pihak sekolah yang akan membantu proses pencairan dan penyaluran kepada siswa penerima.

‘Mulai tahun 2026, formatnya kita ubah. Dana BOSDA akan masuk ke rekening sekolah. Sekolah yang bantu urus pencairan dan memastikan setiap siswa penerima mendapatkan haknya. Dengan cara ini, prosesnya bisa lebih cepat dan efisien,” jelas Rocky.

JAYAPURA-Ribuan siswa di Kota Jayapura hingga kini belum bisa menikmati dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) tahun anggaran 2023 dan 2024. Dana tersebut masih tertahan di Bank Papua, lantaran banyak penerima tidak memiliki dokumen lengkap yang menjadi syarat utama dalam proses pencairan bantuan.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, Rocky Bebena, mengungkapkan bahwa kendala utama terletak pada kelengkapan administrasi siswa penerima bantuan. Banyak siswa yang belum memiliki dokumen penting seperti akta kelahiran, KTP, maupun dokumen identitas lain yang dibutuhkan pihak bank untuk proses verifikasi.

“Kami sudah koordinasi dengan pihak Bank Papua. Ada sekitar seribu siswa SD, tujuh ratus siswa SMP, dan delapan ratus siswa SMA yang hingga kini belum mencairkan BOSDA karena terkendala dokumen,” jelas Rocky kepada wartawan di Abepura, Senin (6/10).

Baca Juga :  Jaga Inflasi Stabil, Pemkot Ambil Langkah Baru 

Rocky menjelaskan, selama ini mekanisme pencairan BOSDA dilakukan langsung ke rekening masing-masing siswa. Namun, pihak bank mewajibkan adanya verifikasi dokumen identitas sebelum pencairan dilakukan. Akibatnya, banyak siswa gagal mengklaim bantuan karena tidak melengkapi persyaratan tersebut.

“Selama ini dana BOSDA langsung masuk ke rekening siswa. Tapi untuk pencairan, bank harus pastikan identitas penerima. Karena banyak yang belum urus dokumen, uangnya akhirnya tertahan di bank,” bebernya.

Kondisi sosial sebagian siswa di Kota Jayapura juga menjadi faktor penghambat. Rocky menyebut, banyak siswa yang berasal dari keluarga broken home atau tinggal bersama keluarga lain seperti nenek, tante, atau ayah tunggal, sehingga pengurusan dokumen seringkali terabaikan.

“Kami cukup memaklumi, karena banyak anak-anak kita di Kota Jayapura yang tidak tinggal bersama orang tua lengkap. Jadi hal seperti ini wajar saja terjadi, tapi tetap harus dicarikan solusinya,” ujarnya.

Baca Juga :  20 Persen Pendapatan BLUD Untuk Bayar Utang

Melihat persoalan yang terus berulang, Pemerintah Kota Jayapura memutuskan untuk mengubah mekanisme pencairan BOSDA mulai tahun 2026. Jika sebelumnya dana dikirim langsung ke rekening siswa, ke depan dana tersebut akan disalurkan ke rekening sekolah masing-masing. Nantinya, pihak sekolah yang akan membantu proses pencairan dan penyaluran kepada siswa penerima.

‘Mulai tahun 2026, formatnya kita ubah. Dana BOSDA akan masuk ke rekening sekolah. Sekolah yang bantu urus pencairan dan memastikan setiap siswa penerima mendapatkan haknya. Dengan cara ini, prosesnya bisa lebih cepat dan efisien,” jelas Rocky.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/