Visi ini bertumpu pada konsep Gereja yang aktif berdialog dengan dunia, menjadi pelaku transformasi sosial, dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat.
Untuk mewujudkannya, lima misi utama ditetapkan pertama, membangun Gereja Misioner yang aktif di tengah masyarakat dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, kesehatan, HAM, lingkungan hidup, dan keadilan sosial.
Kedua menjadikan Gereja sebagai komunitas yang solider dan terlibat dalam mendukung kaum miskin, kelompok rentan, serta membangun dialog lintas agama dan budaya. Ketiga menata persekutuan Gereja yang berorientasi pada misi melalui penguatan komunitas iman dan persaudaraan Papua.
Keempat mengembangkan fasilitas dan pengelolaan keuangan yang mendukung karya misioner. Dan kelima menyiapkan tenaga pastoral, termasuk pastor, katekis, serta pembinaan umat melalui pendidikan dan pembentukan kader.
Sebagai persiapan menuju puncak Sinode 2026, Uskup Yan juga menyerukan sejumlah gerakan bersama yang akan dijalankan selama masa Prapaskah hingga Paskah 2025.
Kegiatan ini meliputi; Doa Sinode: Umat diajak untuk berdoa secara khusus agar sinode berjalan dalam penyelenggaraan Allah.
Kemudian musyawarah Iman, umat diharapkan melakukan sosialisasi visi-misi baru dalam kelompok-kelompok umat itu sendiri guna untuk memberikan masukan maupun saran.
“Selain itu perlu dilakukan Doa Jalan Salib tujuannya untuk merefleksi, mendalami tentang pengorbanan Kristus sebagai inspirasi bagi pelayanan Gereja yang lebih solider,” pesannya.
Tidak hanya itu perlu juga dilakukan Ibadat Tobat dan Sakramen Pengampunan Dosa. Dalam hal ini Umat diajak untuk kembali menghayati pentingnya sakramen ini dalam perjalanan iman.
“Selama masa Prapaskah kita terus mengikuti Doa Jalan Salib untuk mengenangkan Kisah Sengsara Tuhan kita Yesus Kristus yang rela sedia menanggung banyak penderitaan sampai wafat di kayu Salib hingga dimakamkam dan bangkit pada hari ketiga serta naik ke surga,” saranya.