“Perbedaan istilah ini penting diketahui agar tidak salah kaprah dalam pemberitaan. Sebab, jika media salah menulis, bisa saja menimbulkan stigma atau melukai perasaan mereka yang hidup dengan HIV. Karena itu kami minta ada komunikasi yang baik sebelum publikasi,” tambahnya.
Irawadi juga menekankan pentingnya menjaga privasi ODHA dan ODHIV, termasuk dalam penggunaan foto atau identitas saat dimuat di media. “Kita harus sama-sama melindungi. Kami memahami kerja media, tetapi ada hal-hal sensitif yang perlu dijaga,” tegasnya.
Diketahui, KPA Kota Jayapura mengundang 10 Sahabat KPA sebagai mitra dalam pertemuan ini, namun hanya tujuh yang hadir, yakni Jogka, Iwaja, Jejaka, PKBI, PSP, Waniambey, dan komunitas Disabilitas.
Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara KPA, komunitas, dan media dalam memberikan edukasi publik yang benar mengenai HIV-AIDS, sekaligus mengurangi stigma di masyarakat. (dil/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos