Kasus “Taman Imbi” dan Keprihatinan yang Mendalam bagi Generasi Muda
Baru-baru ini dunia maya dihebohkan dengan video asusila di taman imbi yang dilakukan sepasang muda-mudi. Kejadian itu dilakukan di siang hari serta di tempat umum dan videonya telah ditonton ribuan kali. Banyak yang mencibir namun tak sedikit yang merasa prihatin.
Laporan: Noel Wenda
Taman imbi, dan taman-taman lainnya yang ada di Kota Jayapura diduga sering dijadikan tempat nongkrong, miras bahkan tempat mesum. Tindakan asusila yang direkam oleh warga memperkuat dugaan itu, bahwa taman-taman diciptakan sejatinya untuk tempat bermain, bersantai, olahraga dan sebagainya justru menjadi tempat negatif.
Tentu situasi ini membuat sejumlah pihak bertanya apakah ini akibat pengaruh media sosial yang makin membahayakan generasi muda saat ini ataukah kurangnya perhatian pemerintah melihat kehidupan masyarakat yang hidup di jalanan dan tak ada pengelolaan taman imbi.
Melihat ini salah satu musisi Papua dari genre musik Hip Hop Epo’ Defenomemo mengatakan situasi ini membuktikan pemerintah kurang serius menata taman Imbi.
Dinas terkait perlu melihat hal tersebut. “Dengan adanya isu video taman imbi membuat orang makin viral dan melihat apa fungsi taman imbi yang sebenarnya dan kenapa ada perilaku tidak senonoh tersebut,” katanya.
Dikatakan, ketika adanya video mesum yang viral harusnya pengguna telpon seluler tersebut tidak merekam dan menyebar karena hal ini jadi bahan candaaan dan stigma kurang baik bagi orang Papua , menurut orang luar ini jadi jejak digital dan sesuatu yang tidak baik bagi orang Papua .
Epo menegaskan kejadian tersebut bukan pertama kalinya, tapi banyak kasus serupa namun tidak terekam saja jika orang dilihat dari luar ini suatu yang kurang baik.
“Pasti ada orang yang beranggapan, mereka ini sampah masyarakat karena makan tidur, mandi dan beraktifitas di taman kota ada juga di Ampera, sayangnya kita punya orang Papua sendiri, kita bisa memberdayakan mereka lewat kreatifitas, dan hal positif lainnya. Seperti merawat taman, dan bisa jadikan mereka menjadi tenaga kebersihan dan sebagainya,” kata Epo yang baru merilis lagu soal kasus Taman Imbi dengan judul, “Nonses”yang videonya di Youtube sudah ditonton lebih dari 12 ribu.
Ia pun mengatakan sebagai musisi ia yang hanya bisa buat lagu dan memberikan teguran bagi mereka yang melihat mereka rendah dan jadi lelucon di sosial media.
“Saya buat lagu ini dari sisi kreatif menegur publik yang salah menilai, karena orang yang buat viral mereka tidak tahu dampak digital akan menimbulkan stigma orang luar terhadap kami di Papua ,” katanya.
Untuk itu, ia berencana dirinya dan musisi hip hop lainnya akan membuat satu gerakan untuk mengaktifkan taman imbi itu,men jadi tempat kreatifitas dan anak anak berkarya dan bisa berdampak mereka yang ada di pinggiran kota. “Dengan buly-an kepada mereka tentu tidak memberikan pengaruh baik dan ini buat mereka makin terpuruk,” katanya.
Sementara ketua Solidaritas Pedagang Asli Papua , (Solpap) Frengki Warer mengatakan pria tersebut hanya ketiban sial saja, sebab banyak yang melakukannya tapi tidak terekspose.
Dengan kejadian ini dia meminta aparat juga harus mengamankan orang yang ekspose agar ada keadilan dalam kasus tersebut. “Kami harapkan bagi pengguna media sosial bisa lebih bijak mengunakan medsos karena jejak digital. Jika hal yang sifatnya pribadi seperti ini baiknya jangan dibuat video tapi kesana menegur mereka apa lagi ini orang Papua sendiri,” sesalnya.
Dia juga menilai, dengan adanya kasus tersebut maka sudah saatnya ada pengelolaan terhadap taman-taman di Kota Jayapura, sehingga benar-benar taman berfungsi dengan baik. (*/wen)