JAYAPURA – Setelah sempat ditutup total untuk proses perbaikan, ruas jalan Ring Road yang menghubungkan Hamadi-Abepura, kini kembali bisa dilalui kendaraan. Perbaikan dilakukan setelah, pada Kamis (13/11) lalu ruas jalan tersebut tertutup material bebatuan longsor yang menumpuk di tengah jalan. Akses lalu lintas resmi kembali dibuka sejak, Jumat (28/11) pagi.
Pantauan di lapangan, hari pertama jalan itu dibuka, kondisi di sekitar rusak jalan terlihat debu sisa proyek perbaikan ruas itu semakin tebal hingga beterbangan dan menutupi jalan.
Debu yang dihasilkan saat itu dua kali lebih tebal dari biasanya. Sebab, tidak turun hujan sama sekali. Sehingga ketika mulai memasuki kawasan tersebut, jalanan makin tak terlihat. Sebab saat kendaraan besar melintas abu ikut terbawa dan menutupi jalan.
Para pengendara terpaksa harus berhenti sejenak menurunkan kaca helm dan menutupi hidung dan mulut dengan mengunakan masker sebelum memasuki kabut debuh itu. Para pengemudi baik roda dua maupun roda empat harus menyalakan lampu sein dan berjalan perlahan melewati kabut debu itu.
Ahmad Rifandi (29), pengguna jalan, mengaku debu tersebut membuat baju yang dikenakan dan motor yang dikendarai ikut berubah warna menjadi terlihat cream dan terlihat sangat kotor. Berikutnya, abu itu mengganggu penglihatan dan pernapasan.
“Debunya tebal sekali, sampai nggak bisa lihat jalan terus debunya masuk ke mata,” ucapnya usai melewati kawasan itu.
JAYAPURA – Setelah sempat ditutup total untuk proses perbaikan, ruas jalan Ring Road yang menghubungkan Hamadi-Abepura, kini kembali bisa dilalui kendaraan. Perbaikan dilakukan setelah, pada Kamis (13/11) lalu ruas jalan tersebut tertutup material bebatuan longsor yang menumpuk di tengah jalan. Akses lalu lintas resmi kembali dibuka sejak, Jumat (28/11) pagi.
Pantauan di lapangan, hari pertama jalan itu dibuka, kondisi di sekitar rusak jalan terlihat debu sisa proyek perbaikan ruas itu semakin tebal hingga beterbangan dan menutupi jalan.
Debu yang dihasilkan saat itu dua kali lebih tebal dari biasanya. Sebab, tidak turun hujan sama sekali. Sehingga ketika mulai memasuki kawasan tersebut, jalanan makin tak terlihat. Sebab saat kendaraan besar melintas abu ikut terbawa dan menutupi jalan.
Para pengendara terpaksa harus berhenti sejenak menurunkan kaca helm dan menutupi hidung dan mulut dengan mengunakan masker sebelum memasuki kabut debuh itu. Para pengemudi baik roda dua maupun roda empat harus menyalakan lampu sein dan berjalan perlahan melewati kabut debu itu.
Ahmad Rifandi (29), pengguna jalan, mengaku debu tersebut membuat baju yang dikenakan dan motor yang dikendarai ikut berubah warna menjadi terlihat cream dan terlihat sangat kotor. Berikutnya, abu itu mengganggu penglihatan dan pernapasan.
“Debunya tebal sekali, sampai nggak bisa lihat jalan terus debunya masuk ke mata,” ucapnya usai melewati kawasan itu.