Friday, November 22, 2024
33.7 C
Jayapura

Mayat Pria Tanpa Indentitas Ditemukan di BTN Dobonsolo

SENTANI-Mayat pria tanpa identitas ditemukan di BTN Dononsolo Sentani, Senin (27/3) sore. Belum diketahui penyebab kematian pria yang diperkirakan berusia antara 30-40 tahun itu. Saat di lokasi, polisi masih kesulitan mengidentifikasi korban. Hal ini disebabkan karena minimnya petunjuk,  termasuk barang bukti yang ada di lokasi kejadian.

Riki salah satu saksi mata menyebutkan,  sebelum ditemukan, warga yang tinggal di sekitar lokasi itu mencium bau menyengat sejak Sabtu (26/3). Mereka sempat menyangka  ada bangkai tikus, namun bau itu semakin menyengat selama dua hari terakhir. Hingga saksi Riki memanggil tetangganya untuk mengecek dari luar karena banyaknya kerumunan lalat didekat jendela kamar rumah korban. Selanjutnya saksi bersama rekannya melapor ke Ketua RT setempat mengenai kondisi tersebut. Mereka juga menghubungi pemilik rumah, karena korban diketahui hanya mengontrak di rumah tersebut.

Baca Juga :  Dishut LH Kembali Kembangkan Ekowisata di Sentani

“Jadi dia tinggal dengan istrinya, selama ini kami hanya lihat istrinya, sementara dia tidak pernah kami lihat,”ujarnya.

Informasi lain yang dihimpun media ini, korban tinggal bersama istrinya dan memiliki dua orang anak. Satu anak berusia tiga tahun dan satunya lagi usia baru satu tahun. Saat kejadian, diduga istri dan anaknya sudah meninggalkan pelaku sendirian.

“Sempat antar beli obat hari Minggu 5 Maret, dia minta bantuan belikan obat, tapi dia kasih HPnya untuk dijual. Saya yang bantu jual dia punya HP dengan harga Rp 150 ribu dan uangnya saya pakai beli obat milanta, sisanya saya kasih kembali ke dia,”ujar tetangga lainnya bernama  Mikel.

Baca Juga :  Mulai Antisipasi Kerawanan Menjelang Pemilu 2024

Polisi sudah mengamankan mayat korban dan dibawa ke RS Bhayangkara. (roy/ary)

SENTANI-Mayat pria tanpa identitas ditemukan di BTN Dononsolo Sentani, Senin (27/3) sore. Belum diketahui penyebab kematian pria yang diperkirakan berusia antara 30-40 tahun itu. Saat di lokasi, polisi masih kesulitan mengidentifikasi korban. Hal ini disebabkan karena minimnya petunjuk,  termasuk barang bukti yang ada di lokasi kejadian.

Riki salah satu saksi mata menyebutkan,  sebelum ditemukan, warga yang tinggal di sekitar lokasi itu mencium bau menyengat sejak Sabtu (26/3). Mereka sempat menyangka  ada bangkai tikus, namun bau itu semakin menyengat selama dua hari terakhir. Hingga saksi Riki memanggil tetangganya untuk mengecek dari luar karena banyaknya kerumunan lalat didekat jendela kamar rumah korban. Selanjutnya saksi bersama rekannya melapor ke Ketua RT setempat mengenai kondisi tersebut. Mereka juga menghubungi pemilik rumah, karena korban diketahui hanya mengontrak di rumah tersebut.

Baca Juga :  Pemerintah Identifikasi Kerusakan Bangunan Kantor di Lingkungan Pemprov

“Jadi dia tinggal dengan istrinya, selama ini kami hanya lihat istrinya, sementara dia tidak pernah kami lihat,”ujarnya.

Informasi lain yang dihimpun media ini, korban tinggal bersama istrinya dan memiliki dua orang anak. Satu anak berusia tiga tahun dan satunya lagi usia baru satu tahun. Saat kejadian, diduga istri dan anaknya sudah meninggalkan pelaku sendirian.

“Sempat antar beli obat hari Minggu 5 Maret, dia minta bantuan belikan obat, tapi dia kasih HPnya untuk dijual. Saya yang bantu jual dia punya HP dengan harga Rp 150 ribu dan uangnya saya pakai beli obat milanta, sisanya saya kasih kembali ke dia,”ujar tetangga lainnya bernama  Mikel.

Baca Juga :  Progres Program di DP2KP di Atas 90 Persen

Polisi sudah mengamankan mayat korban dan dibawa ke RS Bhayangkara. (roy/ary)

Berita Terbaru

Belasan Orang Hilang Hingga November 2024

Jangan Ada PSU Maupun Gugatan di MK

DPTb Kota Jayapura 21 Orang

Artikel Lainnya