SENTANI- Film Sang Saudagar yang disponsori oleh Wagus Hidayat akan segera tayang secara serentak di bioskop seluruh Indonesia pada 21 April .
Wagus Hidayat sebagai salah satu sponsor Film Sang Saudagar mengatakan, film ini mengambil lokasi syuting di dua tempat yaitu di Makassar dan di Papua. Di mana film ini menceritakan tentang seorang saudagar kain dalam proses usahanya yang sempat mengalami pasang surut.
“Peran saya di situ sebagai salah satu sahabat orang tua dari Sang Saudagar. Dimana ceritanya ada 3 buah kunci (kesuksesan) dan salah satunya dipegang oleh saya. Oleh karena itu sang saudagar itu meminta restu dari orang tuanya untuk menemui saya guna mengambil kunci kesuksesan tersebut,” kata Wagus Hidayat, Senin (18/4).
Dia menjelaskan, ada pesan yang tersirat dibalik pembuatan film itu, terutama untuk memberikan semangat dan motivasi secara khusus kepada para saudagar- saudagar dari Bugis Makassar untuk terus bekerja dan berusaha tanpa kenal lelah dan juga tidak mudah putus asa, karena dalam dunia usaha, pasang surut atau untung maupun rugi itu hal yang biasa.
Lebih lanjut dia mengatakan, film ini juga menceritakan banyak hal termasuk ada unsur komedinya dan juga menceritakan tentang bagaimana Sulawesi Selatan.
“Sesuai motto kami sekali layar berkembang pantang biduk surut ke pantai. Artinya kita tidak boleh menyerah sampai apa yang kita inginkan itu terwujud atau tercapai,” jelasnya.
Lanjut dia, film ini digarap sejak tahun 2018 lalu namun akibat pandemi Covid-19 yang berkembang turut mengganggu proses produksi film, hingga pada akhirnya film ini rampung di tahun 2022 . Selanjutnya dijadwalkan pada tanggal 21 April tahun ini mulai ditayangkan secara serentak di seluruh bioskop yang ada di Indonesia.
“Sutradara dari film ini adalah Arsul Sani. Beliau juga menyutradarai Film Wong Paniai yang pertama,” ucapnya. (roy/ary)
SENTANI- Film Sang Saudagar yang disponsori oleh Wagus Hidayat akan segera tayang secara serentak di bioskop seluruh Indonesia pada 21 April .
Wagus Hidayat sebagai salah satu sponsor Film Sang Saudagar mengatakan, film ini mengambil lokasi syuting di dua tempat yaitu di Makassar dan di Papua. Di mana film ini menceritakan tentang seorang saudagar kain dalam proses usahanya yang sempat mengalami pasang surut.
“Peran saya di situ sebagai salah satu sahabat orang tua dari Sang Saudagar. Dimana ceritanya ada 3 buah kunci (kesuksesan) dan salah satunya dipegang oleh saya. Oleh karena itu sang saudagar itu meminta restu dari orang tuanya untuk menemui saya guna mengambil kunci kesuksesan tersebut,” kata Wagus Hidayat, Senin (18/4).
Dia menjelaskan, ada pesan yang tersirat dibalik pembuatan film itu, terutama untuk memberikan semangat dan motivasi secara khusus kepada para saudagar- saudagar dari Bugis Makassar untuk terus bekerja dan berusaha tanpa kenal lelah dan juga tidak mudah putus asa, karena dalam dunia usaha, pasang surut atau untung maupun rugi itu hal yang biasa.
Lebih lanjut dia mengatakan, film ini juga menceritakan banyak hal termasuk ada unsur komedinya dan juga menceritakan tentang bagaimana Sulawesi Selatan.
“Sesuai motto kami sekali layar berkembang pantang biduk surut ke pantai. Artinya kita tidak boleh menyerah sampai apa yang kita inginkan itu terwujud atau tercapai,” jelasnya.
Lanjut dia, film ini digarap sejak tahun 2018 lalu namun akibat pandemi Covid-19 yang berkembang turut mengganggu proses produksi film, hingga pada akhirnya film ini rampung di tahun 2022 . Selanjutnya dijadwalkan pada tanggal 21 April tahun ini mulai ditayangkan secara serentak di seluruh bioskop yang ada di Indonesia.
“Sutradara dari film ini adalah Arsul Sani. Beliau juga menyutradarai Film Wong Paniai yang pertama,” ucapnya. (roy/ary)
