SENTANI- Masa depan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa-siswi di SMP Negeri 1 Sentani Kabupaten Jayapura masih terkatung-katung. Hal ini disebabkan siswa-siswi di lembaga pendidikan itu masih belajar menumpang di sekolah lain.
Di sisi lain, Pemkab Jayapura diketahui tidak tinggal diam. Mereka masih berupaya keras mencari anggaran untuk membangun baru sekolah yang sudah berhasil mencetak cukup banyak pejabat tinggi di Tanah Papua itu.
Sekretaris daerah Kabupaten Jayapura, Hanna Hikoyabi mengatakan, terkait pembangunan gedung baru SMP Negeri 1 Sentani , Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinas Pendidikan sedang menyiapkan skema terkait pembiayaan terhadap pembangunan gedung baru sekolah itu.
“Sesuai arahan Bapak Bupati, kita harus cari pengembang karena anggaran untuk tahun ini belum mencukupi,” kata Sekda Hanna Hikoyabi, kepada wartawan di Sentani, Kamis (16/6).
Dikatakan, untuk mempercepat proses pembangunan gedung sekolah ini, pihaknya sudah mencari pengembang untuk membangun dengan opsi menggunakan dana pribadi sambil menanti anggaran pemerintah yang baru disediakan tahun depan.
Tapi upaya itu masih sia-sia karena belum ada pengembang yang mau. Ada juga opsi lain, misalnya bangunan sekolah itu akan dibangun oleh Dinas Perumahan,  Dinas Pertanahan, Perumahan dan Kawasan Pemukiman ( DP2KP) Kabupaten Jayapura. Adapun Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura telah mengajukan anggaran pembangunan yang dinilainya sangat tinggi yakni Rp 100 miliar.
“Sementara kemampuan anggaran daerah kita tidak mencukupi. Saya sudah bicara dengan DP2KP, mereka akan cari pengembang tapi bukan dengan nilai seperti itu. Kita belum tetapkan anggarannya, karena kita belum ada pembahasan.Kalau sudah pembahasan baru kita taruh nilai,”jelasnya.
Diakuinya, akibat kondisi itu, ada sejumlah orang tua siswa SMPN 1 yang terpaksa memindahkan sekolah anaknya ke lembaga lain. Ini tentunya sangat memprihatinkan, apalagi SMPN 1 ini merupakan lembaga pendidikan yang sudah banyak mencatat keberhasilan gemilang, terutama dalam melahirkan sejumlah pejabat Papua.
“Ada keterangan dari kepala sekolah katanya banyak anak anak pindah sekolah. Ini menyedihkan sekali,” pungkasnya. (roy/ary)