Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Keluarga Desak Lion Air Bertanggungjawab

Pihak keluarga almh.Yolanda Asmuruf, peraih medali emas PON Jabar saat mempertanyakan hilangnya jenazah almarhum Yolanda di Kantor Polisi Kawasan Bandara Sentani, Selasa (12/2). (FOTO : Robert Mboik Cepos)

*Terkait Jenazah Yolanda Asmuruf yang Hilang  Saat Tiba di Bandara Sentani*

SENTANI-Pihak keluarga besar almarhumah Yolanda Asmuruf, Atlet Karate asal Papua,  peraih medali emas PON  Jawa Barat yang meninggal beberapa waktu lalu, Selasa (12/2), kemarin mendatangi Kantor Layanan Kargo Lion Air di Bandara Sentani. Kedatangan mereka  bertujuan untuk meminta pertanggungjawaban pihak Kargo  Lion Air atas hilangnya jenazah atlet Yolanda Asmuruf yang dikirim melalui Kargo Lion Air, Kamis (7/2).

“Kami menuntut Lion Air harus bertanggung jawab atas hilangnya jenazah keluarga kami atas nama Yolanda Asmuruf. Sampai saat ini kami belum menerima jenazahnya  yang dikirim melalui Kargo Lion Air,” kata Mega Rina, salah satu keluarga Almh kepada wartawan di Kantor Kargo Lion Air, Selasa (12/2).

Dia menjelaskan, pada saat jenazah tiba di Sentani, pihaknya bersama rombongan penjemput yang terdiri dari keluarga besar Karate Provinsi Papua di Kargo Lion Air yang terletak di samping Bandara Sentani. Namun setelah beberapa saat menunggu, pihak keluarga beserta rombongan yang berada di sekitar ruangan Kargo Lion Air mendapat informasi bahwa  jenazah almarhumah Yolanda Asmuruf telah diambil dan dibawa pergi dari bandara. Sontak  peristiwa ini membuat seluruh keluarga  dan keluarga besar karate Papua yang datang menjemput jenazah tersebut kaget bukan main.  Sebab pada saat itu pihak keluarga belum menandatangani bukti serah terima jenazah dari pihak Lion Air kepada keluarga almarhumah Yolanda Asmuruf.

Baca Juga :  Seorang Wanita Ditemukan Tewas Tergantung di Kamar Mandi

“Sampai saat ini kami masih mengantongi manifes pengiriman jenazah keluarga kami dan belum ada tanda terima sehingga kami menuntut pihak Lion Air bertanggungjawab atas masalah ini,” tegasnya.

Lanjut dia, sejak saat itu pihak keluarga terus mempertanyakan persoalan itu kepada pihak Lion Air, namun hingga kemarin belum ada tanggapan dari manajemen Lion Air.

Terkait hal ini,  pihaknya mengaku sangat kecewa dan merasa tidak nyaman dengan pelayanan Kargo Lion Air yang dinilai lalai dan tidak menerapkan aturan sesuai  Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. 

“Intinya kami tidak mau tahu, apapun alasan mereka. Kami masih menaruh harapan pihak Lion Air bertanggung jawab karena sampai saat ini, kami masih memegang manifes dan kami belum menerima jenazah keluarga kami. Biaya angkut pesawat dari Sorong sampai Jayapura Rp12 juta di tambah biaya karantina sebesar Rp 24 juta, lalu sampai sini jenazah hilang begitu saja, ada apa,”ungkapnya penuh tanya.

Sementara itu, Bayu  Setiawan, Manager Kargo Lion Air Bandara Sentani menjelaskan, pihaknya merasa bingung dengan kejadian tersebut. Pasalnya sesuai dengan SOP yang ada di otoritas bandara, itu sudah sangat jelas bahwa yang bisa masuk ke dalam bandara atau pesawat untuk menjemput jenazah hanya ambulance milik pemadam kebakaran bukan pihak lain. Ambulance milik pemadam kebakaran ini   mengambil jenazah dari pesawat dan kemudian dibawa ke gudang kargo untuk diserahterimakan ke pihak keluarga. Namun yang terjadi pada saat itu, oleh pihak petugas ambulance pemadam kebakaran tidak sempat membawa jenazah tersebut ke gudang Kargo Lion Air dan langsung menyerahkan kepada pihak yang mengaku sebagai keluarga.  

Baca Juga :  Dapat Pelatihan Konservasi dan Rehabilitasi

Pihaknya menyatakan siap untuk bertanggung jawab atas peristiwa ini, namun dia menegaskan akan melakukan investigasi terhadap persoalan itu.

“Terkait hilangnya jenazah ini, seharusnya mobil pemadam kebakaran yang menjemput dari pesawat langsung mengantarkan jenazah itu untuk diserahterimakan di gudang Kargo Lion Air. Tetapi yang terjadi, mobil ambulancr tidak  melalui gudang kargo tapi melewati parameter gedung airnav yang berada di bawah tower. Yang pegang kunci itu hanya pihak keamanan bandara setempat bukan Lion Air,” tandasnya.

Dia pun mengaku kecewa dengan  petugas ambulance yang bertugas pada saat itu. Karena semua proses penerimaan maupun pengiriman barang dan jenazah sudah memiliki SOP dan itu harus dijalankan.

“Di sini yang saya perlu tegaskan bahwa pihak petugas mobil ambulance yang sudah kita percayakan untuk mengantar dan menjemput jenazah ternyata mereka melanggar prosedur aturan itu,”ungkapnya.(roy/tho)

Pihak keluarga almh.Yolanda Asmuruf, peraih medali emas PON Jabar saat mempertanyakan hilangnya jenazah almarhum Yolanda di Kantor Polisi Kawasan Bandara Sentani, Selasa (12/2). (FOTO : Robert Mboik Cepos)

*Terkait Jenazah Yolanda Asmuruf yang Hilang  Saat Tiba di Bandara Sentani*

SENTANI-Pihak keluarga besar almarhumah Yolanda Asmuruf, Atlet Karate asal Papua,  peraih medali emas PON  Jawa Barat yang meninggal beberapa waktu lalu, Selasa (12/2), kemarin mendatangi Kantor Layanan Kargo Lion Air di Bandara Sentani. Kedatangan mereka  bertujuan untuk meminta pertanggungjawaban pihak Kargo  Lion Air atas hilangnya jenazah atlet Yolanda Asmuruf yang dikirim melalui Kargo Lion Air, Kamis (7/2).

“Kami menuntut Lion Air harus bertanggung jawab atas hilangnya jenazah keluarga kami atas nama Yolanda Asmuruf. Sampai saat ini kami belum menerima jenazahnya  yang dikirim melalui Kargo Lion Air,” kata Mega Rina, salah satu keluarga Almh kepada wartawan di Kantor Kargo Lion Air, Selasa (12/2).

Dia menjelaskan, pada saat jenazah tiba di Sentani, pihaknya bersama rombongan penjemput yang terdiri dari keluarga besar Karate Provinsi Papua di Kargo Lion Air yang terletak di samping Bandara Sentani. Namun setelah beberapa saat menunggu, pihak keluarga beserta rombongan yang berada di sekitar ruangan Kargo Lion Air mendapat informasi bahwa  jenazah almarhumah Yolanda Asmuruf telah diambil dan dibawa pergi dari bandara. Sontak  peristiwa ini membuat seluruh keluarga  dan keluarga besar karate Papua yang datang menjemput jenazah tersebut kaget bukan main.  Sebab pada saat itu pihak keluarga belum menandatangani bukti serah terima jenazah dari pihak Lion Air kepada keluarga almarhumah Yolanda Asmuruf.

Baca Juga :  Masyarakat Diminta Sadar Urus Adminduk

“Sampai saat ini kami masih mengantongi manifes pengiriman jenazah keluarga kami dan belum ada tanda terima sehingga kami menuntut pihak Lion Air bertanggungjawab atas masalah ini,” tegasnya.

Lanjut dia, sejak saat itu pihak keluarga terus mempertanyakan persoalan itu kepada pihak Lion Air, namun hingga kemarin belum ada tanggapan dari manajemen Lion Air.

Terkait hal ini,  pihaknya mengaku sangat kecewa dan merasa tidak nyaman dengan pelayanan Kargo Lion Air yang dinilai lalai dan tidak menerapkan aturan sesuai  Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. 

“Intinya kami tidak mau tahu, apapun alasan mereka. Kami masih menaruh harapan pihak Lion Air bertanggung jawab karena sampai saat ini, kami masih memegang manifes dan kami belum menerima jenazah keluarga kami. Biaya angkut pesawat dari Sorong sampai Jayapura Rp12 juta di tambah biaya karantina sebesar Rp 24 juta, lalu sampai sini jenazah hilang begitu saja, ada apa,”ungkapnya penuh tanya.

Sementara itu, Bayu  Setiawan, Manager Kargo Lion Air Bandara Sentani menjelaskan, pihaknya merasa bingung dengan kejadian tersebut. Pasalnya sesuai dengan SOP yang ada di otoritas bandara, itu sudah sangat jelas bahwa yang bisa masuk ke dalam bandara atau pesawat untuk menjemput jenazah hanya ambulance milik pemadam kebakaran bukan pihak lain. Ambulance milik pemadam kebakaran ini   mengambil jenazah dari pesawat dan kemudian dibawa ke gudang kargo untuk diserahterimakan ke pihak keluarga. Namun yang terjadi pada saat itu, oleh pihak petugas ambulance pemadam kebakaran tidak sempat membawa jenazah tersebut ke gudang Kargo Lion Air dan langsung menyerahkan kepada pihak yang mengaku sebagai keluarga.  

Baca Juga :  Angka Kasus Stunting di Kab. Jayapura Masih 16.42 Persen

Pihaknya menyatakan siap untuk bertanggung jawab atas peristiwa ini, namun dia menegaskan akan melakukan investigasi terhadap persoalan itu.

“Terkait hilangnya jenazah ini, seharusnya mobil pemadam kebakaran yang menjemput dari pesawat langsung mengantarkan jenazah itu untuk diserahterimakan di gudang Kargo Lion Air. Tetapi yang terjadi, mobil ambulancr tidak  melalui gudang kargo tapi melewati parameter gedung airnav yang berada di bawah tower. Yang pegang kunci itu hanya pihak keamanan bandara setempat bukan Lion Air,” tandasnya.

Dia pun mengaku kecewa dengan  petugas ambulance yang bertugas pada saat itu. Karena semua proses penerimaan maupun pengiriman barang dan jenazah sudah memiliki SOP dan itu harus dijalankan.

“Di sini yang saya perlu tegaskan bahwa pihak petugas mobil ambulance yang sudah kita percayakan untuk mengantar dan menjemput jenazah ternyata mereka melanggar prosedur aturan itu,”ungkapnya.(roy/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya