Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Nimbokrang Butuh Sarana Air Bersih

SENTANI-Masyarakat Nimbokrang sampai saat ini masih membutuhkan sarana air bersih.  Hal ini diungkapkan oleh salah satu kepala suku di Nimbokrang, Demianus Demonggreng, Jumat (8/7).

Dia mengatakan, air bersih menjadi kerinduan masyarakat setempat, karena saat ini mereka hanya mengandalkan air sumur tanah dan itupun mengadung zat kapur cukup tinggi sehingga sangat tidak baik untuk kesehatan.

“Selama ini masih pakai air sumur saja, tapi zat kapurnya tinggi,” kata Demianus Demonggreng, Kamis (7/7).

Dikatakan, sejak masa pemerintahan  Orde Baru, kampung kampung transmigrasi itu dibangun, namun tidak dibarengi dengan pembangunan sarana infrastruktur, terutama sarana air bersih yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat.

Saat ini masyarakat lokal asli Papua hidup berdampingan dengan warga Papua ekstransmigrasi. Namun pembangunan sarana air bersih menjadi kebutuhan yang sampai saat ini belum pernah terpenuhi. “Dulu zaman Orde Baru itu sempat ada pipa, tapi tidak jadi jadi sampai sekarang,”ujarnya.

Baca Juga :  Aman, Tak Ada Aksi Penolakan Pelantikan Anggota MRP

Sejumlah persoalan sebenarnya selalu disampaikan kepada pemerintah apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Salah satunya melalui Musrenbang di tingkat kampung dan distrik. Kami harap sampai ke kabupaten. Namun belum terjawab,” imbuhnya.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari,  khususnya untuk minum,  mereka menggunakan air galon yang dibeli dari para pengusaha air bersih.  Namun untuk masak tetap menggunakan air sumur.

Oleh karena itu pihaknya berharap kepada pemerintah melalui instansi teknis supaya memperhatikan persoalan ini. “Kami tetap berharap semoga kedepan ada perhatian dari pemerintah,” imbuhnya. (roy/ary)

SENTANI-Masyarakat Nimbokrang sampai saat ini masih membutuhkan sarana air bersih.  Hal ini diungkapkan oleh salah satu kepala suku di Nimbokrang, Demianus Demonggreng, Jumat (8/7).

Dia mengatakan, air bersih menjadi kerinduan masyarakat setempat, karena saat ini mereka hanya mengandalkan air sumur tanah dan itupun mengadung zat kapur cukup tinggi sehingga sangat tidak baik untuk kesehatan.

“Selama ini masih pakai air sumur saja, tapi zat kapurnya tinggi,” kata Demianus Demonggreng, Kamis (7/7).

Dikatakan, sejak masa pemerintahan  Orde Baru, kampung kampung transmigrasi itu dibangun, namun tidak dibarengi dengan pembangunan sarana infrastruktur, terutama sarana air bersih yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat.

Saat ini masyarakat lokal asli Papua hidup berdampingan dengan warga Papua ekstransmigrasi. Namun pembangunan sarana air bersih menjadi kebutuhan yang sampai saat ini belum pernah terpenuhi. “Dulu zaman Orde Baru itu sempat ada pipa, tapi tidak jadi jadi sampai sekarang,”ujarnya.

Baca Juga :  Cakupan Kepemilikan Dokumen Kependudukan Belum Capai Target

Sejumlah persoalan sebenarnya selalu disampaikan kepada pemerintah apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Salah satunya melalui Musrenbang di tingkat kampung dan distrik. Kami harap sampai ke kabupaten. Namun belum terjawab,” imbuhnya.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari,  khususnya untuk minum,  mereka menggunakan air galon yang dibeli dari para pengusaha air bersih.  Namun untuk masak tetap menggunakan air sumur.

Oleh karena itu pihaknya berharap kepada pemerintah melalui instansi teknis supaya memperhatikan persoalan ini. “Kami tetap berharap semoga kedepan ada perhatian dari pemerintah,” imbuhnya. (roy/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya