Friday, November 7, 2025
27.7 C
Jayapura

Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sarmi Capai 161 Orang

Dinkes: Kesadaran Masyarakat Masih Rendah

SARMI-Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sarmi terus menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi, sejak tahun 2024 hingga 2025 tercatat sebanyak 161 orang terinfeksi HIV/AIDS.

Puskesmas dengan jumlah kasus tertinggi adalah Puskesmas Sarmi dengan 60 kasus, disusul Puskesmas Arbais , Bages, Burtin, Betaf,Bonggo Petam Samanente, dan Bonggo Barat.

Dari sisi jenis kelamin, penderita HIV/AIDS didominasi oleh perempuan sebanyak 116 orang, sedangkan laki-laki sebanyak 45 orang. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi, Miller Bane, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kasus ini disebabkan oleh perilaku masyarakat yang berisiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS.

“Kasus ini terus bertumbuh karena faktor perilaku masyarakat itu sendiri. Mulai dari perilaku seks bebas hingga kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol yang dapat memengaruhi cara berpikir,” ujarnya, Selasa (4/11).

Baca Juga :  Tinggal Finishing, Tiga Puskesmas Segera Diresmikan

Menurut Miller, untuk menghentikan penyebaran HIV/AIDS dibutuhkan kerjasama semua pihak, terutama dari lingkungan keluarga, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan. “Kesadaran masyarakat harus ditingkatkan, karena ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata,” tegasnya.

Dinkes: Kesadaran Masyarakat Masih Rendah

SARMI-Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Sarmi terus menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi, sejak tahun 2024 hingga 2025 tercatat sebanyak 161 orang terinfeksi HIV/AIDS.

Puskesmas dengan jumlah kasus tertinggi adalah Puskesmas Sarmi dengan 60 kasus, disusul Puskesmas Arbais , Bages, Burtin, Betaf,Bonggo Petam Samanente, dan Bonggo Barat.

Dari sisi jenis kelamin, penderita HIV/AIDS didominasi oleh perempuan sebanyak 116 orang, sedangkan laki-laki sebanyak 45 orang. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sarmi, Miller Bane, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kasus ini disebabkan oleh perilaku masyarakat yang berisiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS.

“Kasus ini terus bertumbuh karena faktor perilaku masyarakat itu sendiri. Mulai dari perilaku seks bebas hingga kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol yang dapat memengaruhi cara berpikir,” ujarnya, Selasa (4/11).

Baca Juga :  Koperasi Merah Putih Jadi Syarat Pencairan Dana Desa

Menurut Miller, untuk menghentikan penyebaran HIV/AIDS dibutuhkan kerjasama semua pihak, terutama dari lingkungan keluarga, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan. “Kesadaran masyarakat harus ditingkatkan, karena ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata,” tegasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/