Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Khawatir Konflik Suku Meluas, Pemkab Tolikara Diminta Bergerak Cepat

JAYAPURA – Meski diawali karena persoalan  sepele, namun konflik antar suku atau warga di Kabupaten Tolikara mulai mengkhawatirkan. Pasalnya perlahan kelompok dari dua kubu ini semakin besar, bahkan informasi terakhir jika ada kelompok masyarakat dari kabupaten lain yang juga mulai bergabung. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolikara dalam hal ini bupati maupun DPRD Tolikara  diminta segera mengambil langkah cepat dan efektif, apalagi hingga pekan kemarin sudah 4 orang menjadi korban.

Ini disampaikan oleh salah satu Kepala Suku Masyarakat Lapago, Agus Rawa Kogoya yang dimandatkan menghandel 10  kabupaten di Papua. Ia menyebut bahwa situasi di Tolikara masih menghangat, hingga kemarin pelaku yang mengawali keributan belum diproses. Agus  Rawa khawatir, sebab ada kelompok dari luar Tolikara yang mulai bergabung. “Harus cepat, sebab jika lambat akan banyak orang tidak salah jadi korban. Ini hanya masalah sepele dan harus segera dituntaskan,” kata Agus Rawa di Jayapura, Rabu (28/9).

Baca Juga :  Jabat Pj Bupati Tolikara, Marthen Kogoya Siap Rangkul Semua Pihak

Iapun meminta kepada para kepala suku, tokoh adat dan pemuda untuk berfikir arif dan mementingkan keamanan daerah. Jangan karena konflik akhirnya banyak yang dikorbankan. “Kepala suku dan para tokoh juga harus duduk mendamaikan. Jangan justru ikut terlibat, apalagi jika konflik ini dimasukkan kepentingan politik,” jelasnya.

Ia tak mau karena lambat mendamaikan akhirnya ada kelompok dari Lanny Jaya, Puncak Jaya dan Mamberamo Tengah ikut di dalamnya. “Bupati juga jangan nonton, harus segera turun tangan untuk mendamaikan. Lalu kami minta polisi juga segera bongkar yang jual – jual Miras. Entah itu warga, atau oknum aparat. Tolikara itu kota injil dan jangan ada jual beli Miras di tanah ini, tolong dengar ini,” imbuhnya. Sekedar diketahui  Minggu (25/9) telah terjadi konflik  warga antar Kampung Kogome dan Kampung Kimibur Distrik Karuba, Kabupaten Tolikara.

Baca Juga :  500 Lebih Mahasiswa Papua Terdata Untuk Dipulangkan

Ini berawal sekira pukul 00.00 WIT salah satu warga Kampung Kimibur datang ke Kampung Kogome kemudian membunuh anjing milik Pak Heri Jikwa. Tak lama, pemilikknya bersama rekannya, Rikson  mengejar hingga perbatasan Kampung Kimibur dan ternyata di Kampung Kimibur sudah banyak warga  dan keduanya dikeroyok. Korban Heri mengalami luka bacok  parang di bagian kepala hingga menembus ke  tengkorak kepala. Untungnya korban masih dalam keadaan sadar  dan kini ditangani dokter. Sedangkan rekan Rikson mengalami patah tangan.

Terkait hal ini,  Kabag Ops Polres Tolikara, AKP Lalang membenarkan kejadian tersebut. “Sedang kami upayakan untuk ditangani secara tepat dan terukur. Yang jelas jangan sampai melebar, sebab ini berawal dari masalah sepele. Anjing milik korban ini dibunuh oleh salah satu warga kemudian korban justru dikeroyok,” imbuh Lalang. (ade/tho)

JAYAPURA – Meski diawali karena persoalan  sepele, namun konflik antar suku atau warga di Kabupaten Tolikara mulai mengkhawatirkan. Pasalnya perlahan kelompok dari dua kubu ini semakin besar, bahkan informasi terakhir jika ada kelompok masyarakat dari kabupaten lain yang juga mulai bergabung. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolikara dalam hal ini bupati maupun DPRD Tolikara  diminta segera mengambil langkah cepat dan efektif, apalagi hingga pekan kemarin sudah 4 orang menjadi korban.

Ini disampaikan oleh salah satu Kepala Suku Masyarakat Lapago, Agus Rawa Kogoya yang dimandatkan menghandel 10  kabupaten di Papua. Ia menyebut bahwa situasi di Tolikara masih menghangat, hingga kemarin pelaku yang mengawali keributan belum diproses. Agus  Rawa khawatir, sebab ada kelompok dari luar Tolikara yang mulai bergabung. “Harus cepat, sebab jika lambat akan banyak orang tidak salah jadi korban. Ini hanya masalah sepele dan harus segera dituntaskan,” kata Agus Rawa di Jayapura, Rabu (28/9).

Baca Juga :  500 Lebih Mahasiswa Papua Terdata Untuk Dipulangkan

Iapun meminta kepada para kepala suku, tokoh adat dan pemuda untuk berfikir arif dan mementingkan keamanan daerah. Jangan karena konflik akhirnya banyak yang dikorbankan. “Kepala suku dan para tokoh juga harus duduk mendamaikan. Jangan justru ikut terlibat, apalagi jika konflik ini dimasukkan kepentingan politik,” jelasnya.

Ia tak mau karena lambat mendamaikan akhirnya ada kelompok dari Lanny Jaya, Puncak Jaya dan Mamberamo Tengah ikut di dalamnya. “Bupati juga jangan nonton, harus segera turun tangan untuk mendamaikan. Lalu kami minta polisi juga segera bongkar yang jual – jual Miras. Entah itu warga, atau oknum aparat. Tolikara itu kota injil dan jangan ada jual beli Miras di tanah ini, tolong dengar ini,” imbuhnya. Sekedar diketahui  Minggu (25/9) telah terjadi konflik  warga antar Kampung Kogome dan Kampung Kimibur Distrik Karuba, Kabupaten Tolikara.

Baca Juga :  Pemkab Tolikara Bina Pengusaha Lokal Gunakan Aplikasi SIKAP

Ini berawal sekira pukul 00.00 WIT salah satu warga Kampung Kimibur datang ke Kampung Kogome kemudian membunuh anjing milik Pak Heri Jikwa. Tak lama, pemilikknya bersama rekannya, Rikson  mengejar hingga perbatasan Kampung Kimibur dan ternyata di Kampung Kimibur sudah banyak warga  dan keduanya dikeroyok. Korban Heri mengalami luka bacok  parang di bagian kepala hingga menembus ke  tengkorak kepala. Untungnya korban masih dalam keadaan sadar  dan kini ditangani dokter. Sedangkan rekan Rikson mengalami patah tangan.

Terkait hal ini,  Kabag Ops Polres Tolikara, AKP Lalang membenarkan kejadian tersebut. “Sedang kami upayakan untuk ditangani secara tepat dan terukur. Yang jelas jangan sampai melebar, sebab ini berawal dari masalah sepele. Anjing milik korban ini dibunuh oleh salah satu warga kemudian korban justru dikeroyok,” imbuh Lalang. (ade/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya