“Jadi nanti ada dua jalur, dimana ada yang disalurkan ke Provinsi Papua pegunungan da ada yang nanti masuk ke Kota Wamena, sedangkan untuk Balai Wilayah Sungai hanya membangun intake dan bak penampung air bersih, sementara jaringan pipa distribusi itu dari Dinas PU,”jelas Jeki
Kata Pigome dalam pendistribusian air bersih ini ada kendala yang dialami dimana persyaratan dari Kementrian PUPR itu kelengmbanggan yang mengatur pendistribusian air bersih ini harus terbentuk dulu di Kabupaten Jayawijaya seperti PDAM, sebab di wilayah Wamena itu perusahaan tersebut sudah 7 tahun fakum.
“Kita sudah membentuk strukturnya dan sudah diberikan kepada Bupati Jayawijaya, kalau kelembagaannya tak ada, maka dari Satker juga tidak bisa memberikan instalasi pengolahan air, PDAM dulunya aktif, namun karena terjadi masalah nonteknis itu sehingga vakum,”katanya
Ia mengaku jika untuk jaringan air bersih dari kali wasi debit airnya cukup tinggi dimana perdetiknya itu bisa mencapai 60 liter. Sementara jaringan air bersih dari Napua yang lama hanya 15 liter perdetik, oleh karena itu jaringan air bersih dari kaliwasih ini harus dikonekan ke Kota baru nanti akan dicari tahu jaringan pipa yang rusak
Sebelumnya sumber air bersih yang masuk ke Kota Wamena terpasang dari Distrik Napua, namun sempat terputus lantaran dalam pemasangan pipa transmisi pendistribusiannya itu dipasang di bantaran sungai sehingga tidak memprediksi beberapa tahun kedepan dan rusak karena bencana longsor yang menghancurkan 60 pipa ,dari situlah air bersih ini putus selama 7 tahun hingga saat ini. (jo/tri)