Sunday, September 28, 2025
21.9 C
Jayapura

Ones Pahabol: Cukup ini yang Pertama dan Terakhir Terjadi di Yalimo

WAMENA– Kerusuhan yang terjadi di Elelim Kabupaten Yalimo pekan lalu, benar-benar melumpuhkan sebagian besar sektor, baik pendidikan hingga perekonomian.

Wakil Gubernur Papua Pegunungan Dr. Ones Pahabol, SE, M.M menyatakan kedatangannya bukan sekadar kunjungan kerja, melainkan simbol kehadiran pemerintah yang peduli dan hadir di tengah luka masyarakat.

“Kemarin kita ke Yalimo melakukan koordinasi bersama Forkopimda dan membahas langkah-langkah strategis untuk memulihkan kondisi sosial dan psikologis masyarakat pasca kerusuhan,”ungkapnya Sabtu (20/9) di Wamena.

Ones juga menyebutkan jika masyarakat Yalimo menyampaikan aspirasi mereka untuk meminta pemenuhan kebutuhan dasar, penarikan pasukan militer non-organik, dan yang paling menyayat hati penolakan keras terhadap rasisme yang dilontarkan kepada orang Papua telah melukai hati dan martabat sehingga memicu kerusuhan.

Baca Juga :  Velix Wanggai: Perlu Penanganan Baik Dilevel Kabupaten Maupun Pola Komunal

“Cukup ini yang pertama dan terakhir terjadi di Yalimo. Mari kita semua bersatu menjaga kedamaian, karena ketenangan itu sangat penting. Kita jaga keluarga, kita kontrol kata-kata, supaya hal ini tidak boleh terjadi lagi, bukan hanya untuk Yalimo dan Papua tetapi untuk seluruh dunia terhadap orang kulit hitam dan rambut keriting. Tidak boleh rasis,” tegas Pahabol.

WAMENA– Kerusuhan yang terjadi di Elelim Kabupaten Yalimo pekan lalu, benar-benar melumpuhkan sebagian besar sektor, baik pendidikan hingga perekonomian.

Wakil Gubernur Papua Pegunungan Dr. Ones Pahabol, SE, M.M menyatakan kedatangannya bukan sekadar kunjungan kerja, melainkan simbol kehadiran pemerintah yang peduli dan hadir di tengah luka masyarakat.

“Kemarin kita ke Yalimo melakukan koordinasi bersama Forkopimda dan membahas langkah-langkah strategis untuk memulihkan kondisi sosial dan psikologis masyarakat pasca kerusuhan,”ungkapnya Sabtu (20/9) di Wamena.

Ones juga menyebutkan jika masyarakat Yalimo menyampaikan aspirasi mereka untuk meminta pemenuhan kebutuhan dasar, penarikan pasukan militer non-organik, dan yang paling menyayat hati penolakan keras terhadap rasisme yang dilontarkan kepada orang Papua telah melukai hati dan martabat sehingga memicu kerusuhan.

Baca Juga :  Minta Perpanjang Jadwal Penginputan Dokumen Calon Bupati Perseorangan

“Cukup ini yang pertama dan terakhir terjadi di Yalimo. Mari kita semua bersatu menjaga kedamaian, karena ketenangan itu sangat penting. Kita jaga keluarga, kita kontrol kata-kata, supaya hal ini tidak boleh terjadi lagi, bukan hanya untuk Yalimo dan Papua tetapi untuk seluruh dunia terhadap orang kulit hitam dan rambut keriting. Tidak boleh rasis,” tegas Pahabol.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/