Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Keluarga Korban Penembakan Pertanyakan Hasil Investigasi

Pembakaran Lilin untuk memperingati kematian dari Hendrik Lokbere yang ditembak di Jalan Batas Batu Kenyam Kabupaten Nduga, Sabtu (19/12). ( FOTO: Dok Keluarga Korban Hendrik Lokbere For Cepos)

WAMENA-Kasus penembakan terhadap seorang warga sipil di Jalan Batas Batu Kenyam, atas nama Hendrik Lokbere, sejak setahun lalu hingga saat ini, pihak keluarga   korban belum mengetahui hasil investigasi yang dilakukan oleh beberapa pihak. Hal ini yang dipertanyakan oleh keluarga dalam  aksi Bakar Lilin Sabtu 19 Desember 2020 untuk mengenang kembali peristiwa yang terjadi tahun 2019 lalu.

  Dalam pernyataan sikap  yang dikeluarkan oleh keluarga korban atas nama Weko Kogoya dan Mike Tabuni menyatakan,  kasus  tembak mati soperi perintis  Jalan Trans Nduga-Wamena atas onama alm. Hendrik Lokbere yang diduga dilakukan oleh aparat TNI/Polri  ini belum di tuntaskan sampai detik ini,

  “Semua kasus yang terjadi di kabupaten Nduga ini seakan nmegara Indonesia menyembunyikan kejahatan mereka terhadap masyakat sipil di Kabupaten Nduga dan OAP pada umumnya ini jelas dan fakta.” ungkapnya dalam pernyataan sikap yang dikirim kepada Cenderawasih Pos, usai melakukan pembakaran lilin di Jayapura, Sabtu (19/12).

Baca Juga :  Deklarasi Minum Tablet Tambah Darah Warnai Peringatan Hari Gizi Nasional di Mamteng

  Belum adanya hasil infestigasi yang dilakukan menunjukan tiadanya upaya negara mengungkap satu kasus itu sampai sekarang, dan  belum pernah di selesaikan. Dari fakta dan bukti menunjukkan indikasi kuat bahwa dalam peristiwa-peristiwa telah terjadi pelanggaran berat yang dilakukan secara sistematik serta meluas operasi militer yang dialami masyarakat Kabupaten Nduga. 

  “Kami minta Negara harus tuntaskan semua korban rakyat Nduga dan dengan tegas meminta segera tarik militer non organic di Kabupaten Nduga ,karena adanya militer di tempat tinggal masyarakat Nduga, maka rakyat setempat tidak ada,  dan juga tak ada  kehidupan seperti dulu berkebun, berternak babi,”bebernya

  Apalagi bulan Desember ini masyarakat mau rayakan natal sama seperti orang lain, namun ini agak susah dengan adanya kehadiran militer sedang beroperasi sampai saat ini. Ditambahkan bahwa pelanggaran HAM berat, berupa penembakan  warga sipil  Kabupaten Nduga, diantararanya dialami  Elias Karunggu, Saru Karunggu dan  Hendirik  Lokbere yang belum diselesaikan sesuai hukum yang berlaku.

Baca Juga :  Hardiknas, Pj Bupati Nduga Resmikan Rumah Pintar dan Pasar Rakyat

  “Kami keluarga korban mempertanyakan hasil investigasi yang telah dilakukan, kini sudah setahun kasus penembakan di jalan batas batu kenyam Kabupaten Nduga,”bebernya. (jo/tri)

Pembakaran Lilin untuk memperingati kematian dari Hendrik Lokbere yang ditembak di Jalan Batas Batu Kenyam Kabupaten Nduga, Sabtu (19/12). ( FOTO: Dok Keluarga Korban Hendrik Lokbere For Cepos)

WAMENA-Kasus penembakan terhadap seorang warga sipil di Jalan Batas Batu Kenyam, atas nama Hendrik Lokbere, sejak setahun lalu hingga saat ini, pihak keluarga   korban belum mengetahui hasil investigasi yang dilakukan oleh beberapa pihak. Hal ini yang dipertanyakan oleh keluarga dalam  aksi Bakar Lilin Sabtu 19 Desember 2020 untuk mengenang kembali peristiwa yang terjadi tahun 2019 lalu.

  Dalam pernyataan sikap  yang dikeluarkan oleh keluarga korban atas nama Weko Kogoya dan Mike Tabuni menyatakan,  kasus  tembak mati soperi perintis  Jalan Trans Nduga-Wamena atas onama alm. Hendrik Lokbere yang diduga dilakukan oleh aparat TNI/Polri  ini belum di tuntaskan sampai detik ini,

  “Semua kasus yang terjadi di kabupaten Nduga ini seakan nmegara Indonesia menyembunyikan kejahatan mereka terhadap masyakat sipil di Kabupaten Nduga dan OAP pada umumnya ini jelas dan fakta.” ungkapnya dalam pernyataan sikap yang dikirim kepada Cenderawasih Pos, usai melakukan pembakaran lilin di Jayapura, Sabtu (19/12).

Baca Juga :  Hardiknas, Pj Bupati Nduga Resmikan Rumah Pintar dan Pasar Rakyat

  Belum adanya hasil infestigasi yang dilakukan menunjukan tiadanya upaya negara mengungkap satu kasus itu sampai sekarang, dan  belum pernah di selesaikan. Dari fakta dan bukti menunjukkan indikasi kuat bahwa dalam peristiwa-peristiwa telah terjadi pelanggaran berat yang dilakukan secara sistematik serta meluas operasi militer yang dialami masyarakat Kabupaten Nduga. 

  “Kami minta Negara harus tuntaskan semua korban rakyat Nduga dan dengan tegas meminta segera tarik militer non organic di Kabupaten Nduga ,karena adanya militer di tempat tinggal masyarakat Nduga, maka rakyat setempat tidak ada,  dan juga tak ada  kehidupan seperti dulu berkebun, berternak babi,”bebernya

  Apalagi bulan Desember ini masyarakat mau rayakan natal sama seperti orang lain, namun ini agak susah dengan adanya kehadiran militer sedang beroperasi sampai saat ini. Ditambahkan bahwa pelanggaran HAM berat, berupa penembakan  warga sipil  Kabupaten Nduga, diantararanya dialami  Elias Karunggu, Saru Karunggu dan  Hendirik  Lokbere yang belum diselesaikan sesuai hukum yang berlaku.

Baca Juga :  Berhasil Bangun Puluhan Rumah Sehat

  “Kami keluarga korban mempertanyakan hasil investigasi yang telah dilakukan, kini sudah setahun kasus penembakan di jalan batas batu kenyam Kabupaten Nduga,”bebernya. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya