Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Pembatalan FBLB Berdampak Bagi Usaha Perhotelan

Hotel Baliem Pilamo di Wamena yang biasanya menjadi pilihan utama turis saat pelaksanaan FBLB Di Wamena. ( FOTO: Denny/ Cepos )

WAMENA-Pembatalan pelaksanaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) tahun 2020, yang sudah menjadi even wisata budaya tahunan, bakal dirasakan dampaknya bagi dunia usaha, khusunya bidang pehotelan. Dipastikan akan mengurangi pendapatan mereka, karena selama ini setiap even budaya ini digelar banyak turis asing datang ke Wamena. 

    Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jayawijaya Adi Chandra mengakui keputusan pembatalan FBLB ini sangat besar dampaknya bagi perhotelan di Jayawijaya dan juga pariwisata. Sebab, PHRI hidup dari para turis baik itu lokal dan non lokal yang datang ke Wamena. 

  “Jika pemda membatalkan FBLB ini sangat berat bagi kami, namun karena ini menyangkut jiwa kami berharap ada solusi lain, artinya mungkin ada peralatan pendeteksi virus corona untuk para tamu yang datang,”ungkapnya Kamis (12/3) Kepada Cenderawasih pos via selulernya. 

Baca Juga :  Pelaku Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 19 Orang

   Ia menyatakan, mungkin dalam pemeriksaannya filternya dari bandara Jakarta, Bali yang hendak menuju ke Jayapura sehingga bisa dilakukan pemeriksaan berkali kali atau double Filter, sehingga tak bisa pemerintah langsung lockdown seperti ini dengan membatalkan iven tahunan tersebut.

  “Kalau kita lockdown seperti ini, pengusaha hotel sangat merasakan efeknya, jujur kita juga masih punya tanggungan di bank, kalau tak ada omset atau pemasukan kasihan pengusaha hotel, dan karyawannya,”bebernya

   Adi Chandra mengaku sangat besar dampaknya dan seperti musibah yang secara internasional dan Nasional juga, contoh seperti Hotel Baliem Pilamo menjelang pelaksanaan FBLB semua kamar telah dibooking.  

  “Artinya sudah 100 persen okupansi untuk bulan Agustus, yang jadi masalah telah dilakukan pembatalan dan larangan turis masuk, sehingga kami minta kebijakan. Mungkin keputusan pemberhentian FBLB ini harus dilihat 1-2 bulan kedepan, karena masih ada waktu dan mungkin ada vaksin yang ditemukan, sehingga tak bisa dibilang batal namun ada kemungkinan untuk tetap digelar lagi.”jelasnya. (jo/tri)

Baca Juga :  PT.Telkom Janji Perkuat Signal di Kabupaten Puncak
Hotel Baliem Pilamo di Wamena yang biasanya menjadi pilihan utama turis saat pelaksanaan FBLB Di Wamena. ( FOTO: Denny/ Cepos )

WAMENA-Pembatalan pelaksanaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) tahun 2020, yang sudah menjadi even wisata budaya tahunan, bakal dirasakan dampaknya bagi dunia usaha, khusunya bidang pehotelan. Dipastikan akan mengurangi pendapatan mereka, karena selama ini setiap even budaya ini digelar banyak turis asing datang ke Wamena. 

    Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jayawijaya Adi Chandra mengakui keputusan pembatalan FBLB ini sangat besar dampaknya bagi perhotelan di Jayawijaya dan juga pariwisata. Sebab, PHRI hidup dari para turis baik itu lokal dan non lokal yang datang ke Wamena. 

  “Jika pemda membatalkan FBLB ini sangat berat bagi kami, namun karena ini menyangkut jiwa kami berharap ada solusi lain, artinya mungkin ada peralatan pendeteksi virus corona untuk para tamu yang datang,”ungkapnya Kamis (12/3) Kepada Cenderawasih pos via selulernya. 

Baca Juga :  PT.Telkom Janji Perkuat Signal di Kabupaten Puncak

   Ia menyatakan, mungkin dalam pemeriksaannya filternya dari bandara Jakarta, Bali yang hendak menuju ke Jayapura sehingga bisa dilakukan pemeriksaan berkali kali atau double Filter, sehingga tak bisa pemerintah langsung lockdown seperti ini dengan membatalkan iven tahunan tersebut.

  “Kalau kita lockdown seperti ini, pengusaha hotel sangat merasakan efeknya, jujur kita juga masih punya tanggungan di bank, kalau tak ada omset atau pemasukan kasihan pengusaha hotel, dan karyawannya,”bebernya

   Adi Chandra mengaku sangat besar dampaknya dan seperti musibah yang secara internasional dan Nasional juga, contoh seperti Hotel Baliem Pilamo menjelang pelaksanaan FBLB semua kamar telah dibooking.  

  “Artinya sudah 100 persen okupansi untuk bulan Agustus, yang jadi masalah telah dilakukan pembatalan dan larangan turis masuk, sehingga kami minta kebijakan. Mungkin keputusan pemberhentian FBLB ini harus dilihat 1-2 bulan kedepan, karena masih ada waktu dan mungkin ada vaksin yang ditemukan, sehingga tak bisa dibilang batal namun ada kemungkinan untuk tetap digelar lagi.”jelasnya. (jo/tri)

Baca Juga :  Pelaku Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 19 Orang

Berita Terbaru

Artikel Lainnya