WAMENA– Pemkab Jayawijaya memastikan jika aksi demo yang berujung para kericuhan dan pengerusakan kantor bupati hingga aksi penyerangan kepada Wakil Bupati Jayawijaya sudah diatur sebelumnya, sebab masih ada yang membawa sajam dalam aksi tersebut.
Wakil Bupati Jayawijaya Ronny Elopere, S.IP, M.KP menegaskan aspirasi yang disampaikan itu tetap diterima, dan sejak awal ia sudah meminta untuk masa yang masuk tak membawa alat tajam sebab jangan sampai ada pihak yang tak bertanggungjawab masuk namun semua masuk dengan jumlah yang besar.
“Dalam Aksi itu yang kemarin diminta masuk itu para kepala kampung atau Asosiasi 328 kepala kampung untuk menyampaikan aspirasi, namun semua simpatisan masuk dan aspirasi mereka juga sudah didengar dan kami meminta waktu untuk bicara,”ungkapnya di Kantor Bupati Jayawijaya. Rabu (10/9)
Menurutnya, sejak awal masuk sudah bisa dilihat akan ada kericuhan, sebab pasca diatur dan disuruh duduk masa ini tidak mau, seolah mencari moment untuk melakukan aksi, dari situ ia coba untuk menjelaskan yang diminta masuk hanya asosiasi kepala kampung namun semua sudah masuk sehingga bisa dengarkan penjelasan pemerintah namun semua teriak