Saturday, March 30, 2024
25.7 C
Jayapura

Angkot di Wamena Sulit Terapkan Physical Distancing

Mobil angkutan lajuran yang mengangkut barang dari Yalimo saat diamankan beberapa waktu lalu di RSUD Wamena.( FOTO: Denny/ Cepos) 

WAMENA-Imbauan menjaga jarak atau  Physical Ditancing   masih sulit diterapkan di Jayawijaya. Pasalnya masih banyak angkutan umum yang beroperasi dalam Kota Wamena yang membawa penumpang tanpa memperhartikan protocol kesehatan  dalam penanggulangan dan pencegahan penyebaran Covid -19.

   Kepala Dinas Perhubungan Jayawijaya Pardomuan Harahap saat dihubungi Cenderawasih Pos via selulernya mengaku sebenarnya pihaknya telah turun ke jalan memberikan sosialisasi agar sopir angkot yang beroperasi dalam Kota Wamena ini tak mengangkut penumpang hingga penuh.   

  “Kami akui memang dalam melakukan physical distancing ini masih sulit dilakukan, meskipun kami sudah memberikan sosialisasi, namun juga masih ada sopir angkot yang tidak memperhatikan masalah ini,”ungkapnya Jumat (8/5) kemarin.

  Ia bersama jajarannya akan  mengambil satu langkah untuk menertibkan sopir angkot dalam pemberlakukan physical distancing bagi penumpang dalam angkot.

Baca Juga :  Curi Motor Untuk Hidup dan Bayar Utang

  “Saya sudah berencana untuk mengumpulkan kepala bidang, minimal Bidang yang menangani masalah angkutan umum ini mungkin bisa kembali memberikan sosialisasi terlebih dahulu ke masyarakat, karena satu kesulitan dari budaya masyarakat di Jayawijaya seperti tak mau berpisah.”ungkapnya. 

   Ia mencontohkan ada dua orang mau naik ojek, namun mereka tidak mau menaiki kendaraan ojek itu secara terpisah padahal ojek di Kota Wamena sangat banyak, mereka pasti dengan satu ojek berboncengan dua orang, ini yang sulit untuk untuk ditertibkan.

  “Begitu juga terjadi di angkutan umum, pasti masyarakat tak mau untuk menjaga jarak itu, tapi kami pasti akan melakukan sosialisasi ke sopir -sopir angkot agar masyakat kita bisa paham apa artinya menjaga jarak ini,” beber Pardomuan.

Baca Juga :  Buka Lahan Percontohan dan Wisata Kopi di Wamena

  Kadis Perhubungan Jayawijaya juga memastikan, melakukan jaga jarak ini bukan berarti pemerintah ingin mengurangi pendapatna mereka, tetapi ini menjaga kesehatan masyarakat agar tidak terpapar dengan covid -19 ini. Pemahaman ini yang perlu disampaikan kepada para sopir angkot.

  Sementara itu untuk sopir lajuran antar kabupaten, saat ini tidak mengangkut penumpang dari kabupaten pemekaran ke Jayawijaya begitupun sebaliknya. Hasil  rapat pemda juga sudah dibatasi, sehingga untuk lajuran hanya membawa bahan pokok, bahan bangunan, BBM dengan surat jalan yang dikeluarkan pemerintah.

  “Sekarang sudah tidak ada lajuran yang mengangkut penumpang, sehingga dalam mengangkut barang ke kabupaten pemekaran kendaraan ini hanya membawa kondekturnya saja sehingga tidak menjadi masalah,”tutupnya. (jo/tri) 

Mobil angkutan lajuran yang mengangkut barang dari Yalimo saat diamankan beberapa waktu lalu di RSUD Wamena.( FOTO: Denny/ Cepos) 

WAMENA-Imbauan menjaga jarak atau  Physical Ditancing   masih sulit diterapkan di Jayawijaya. Pasalnya masih banyak angkutan umum yang beroperasi dalam Kota Wamena yang membawa penumpang tanpa memperhartikan protocol kesehatan  dalam penanggulangan dan pencegahan penyebaran Covid -19.

   Kepala Dinas Perhubungan Jayawijaya Pardomuan Harahap saat dihubungi Cenderawasih Pos via selulernya mengaku sebenarnya pihaknya telah turun ke jalan memberikan sosialisasi agar sopir angkot yang beroperasi dalam Kota Wamena ini tak mengangkut penumpang hingga penuh.   

  “Kami akui memang dalam melakukan physical distancing ini masih sulit dilakukan, meskipun kami sudah memberikan sosialisasi, namun juga masih ada sopir angkot yang tidak memperhatikan masalah ini,”ungkapnya Jumat (8/5) kemarin.

  Ia bersama jajarannya akan  mengambil satu langkah untuk menertibkan sopir angkot dalam pemberlakukan physical distancing bagi penumpang dalam angkot.

Baca Juga :  Pemda Jayawijaya Raih Opini WTP 5 Kali Beruntun

  “Saya sudah berencana untuk mengumpulkan kepala bidang, minimal Bidang yang menangani masalah angkutan umum ini mungkin bisa kembali memberikan sosialisasi terlebih dahulu ke masyarakat, karena satu kesulitan dari budaya masyarakat di Jayawijaya seperti tak mau berpisah.”ungkapnya. 

   Ia mencontohkan ada dua orang mau naik ojek, namun mereka tidak mau menaiki kendaraan ojek itu secara terpisah padahal ojek di Kota Wamena sangat banyak, mereka pasti dengan satu ojek berboncengan dua orang, ini yang sulit untuk untuk ditertibkan.

  “Begitu juga terjadi di angkutan umum, pasti masyarakat tak mau untuk menjaga jarak itu, tapi kami pasti akan melakukan sosialisasi ke sopir -sopir angkot agar masyakat kita bisa paham apa artinya menjaga jarak ini,” beber Pardomuan.

Baca Juga :  Ketua DPRD Tolak Vaksin Covid-19 Masuk Tolikara

  Kadis Perhubungan Jayawijaya juga memastikan, melakukan jaga jarak ini bukan berarti pemerintah ingin mengurangi pendapatna mereka, tetapi ini menjaga kesehatan masyarakat agar tidak terpapar dengan covid -19 ini. Pemahaman ini yang perlu disampaikan kepada para sopir angkot.

  Sementara itu untuk sopir lajuran antar kabupaten, saat ini tidak mengangkut penumpang dari kabupaten pemekaran ke Jayawijaya begitupun sebaliknya. Hasil  rapat pemda juga sudah dibatasi, sehingga untuk lajuran hanya membawa bahan pokok, bahan bangunan, BBM dengan surat jalan yang dikeluarkan pemerintah.

  “Sekarang sudah tidak ada lajuran yang mengangkut penumpang, sehingga dalam mengangkut barang ke kabupaten pemekaran kendaraan ini hanya membawa kondekturnya saja sehingga tidak menjadi masalah,”tutupnya. (jo/tri) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya