WAMENA-Tim Percepatan Penanggulangan Covid -19 Kabupaten Jayawijaya kembali menemukan 11 penumpang terpapar Covid -19, sehingga sampai kemarin jumlah pasien mencapai 92 orang. Menyikapi hal ini, Pemkab Jayawijaya mengambil langkah cepat untuk menyediakan satu bangsal khusus bagi pasien Covid -19 di RSUD Wamena.
“Karena tempat yang kita sediakan untuk pasien Covid -19 juga penuh, maka di RSUD Wamena ada bangsal lama yang dikosongkan hari ini dipindahkan ke bangsal yang baru, sementara yang lama digunakan untuk penanggulangan Covid -19 karena angka warga yang terpapar terus bertambah,”ungkap Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jayawijaya Jhon Richard Banua, SE, MSi, Jumat (2/7) kemarin.
Penanganan Pasien Covid -19 di RSUD Wamena, kata Jhon Banua, akan dilakukan terpisah dan tak akan bergabung dengan pasien yang lain. Oleh karena itu, perlu protokolnya dijaga karena pelayanan di RSUD Wamena harus terus berjalan.
“Untuk situasi kita sampai dengan kemarin itu sudah mencapai 92 pasien, usai ditemukan 11 pasien lagi, namun untuk data hari ini belum diketahui, kalau hari ini kembali ada penambahan berarti tempat penampungan pasien Covid -19 di Wamena penuh semua,”katanya
Menurutnya, bangsal yang dibuka di RSUD Wamena ini bisa menampung 40 pasien Covid -19, namun dalam penanganannya perlu dipisahkan juga ada yang berat dan ringan kalau untuk yang ringan mungkin di Bangsal, tapi kalau yang berat mungkin di ruang isolasi yang ada 16 kamar.
“Tempat yang disediakan pemda saat ini Selain RSUD Wamena ada dua tempat yang di luar seperti di Siloam dan salah satu hotel yang digunakan,”jelasnya.
Ia menyatakan dalam peningkatan pasien Covid-19 di Jayawijaya, Tim Percepatan Penanggulangan Covid -19 belum bisa memastikan apakah ada varian baru atau tidak, sebab kalau sekarang didapatkan melalui PCR berarti masih virus yang lama.
“Penambahan pasien ini memang lebih banyak dari penumpang yang masuk, tetapi ada juga yang penularan lokal dimana didapatkan dari Klaster Gereja sehingga hampir semua jemaatnya rata -rata terpapar,”beber Bupati Jayawijaya.
Ia menyatakan untuk pembatasan waktu ibadah mungkin tidak untuk ibadah minggu, namun mungkin ibadah keluarga ini yang mungkin dibatasi. Oleh karena itu, ia berharap kepada masyarakat Jayawijaya dan Lapago pada umumnya untuk saling menjaga melihat angka kenaikan yang signifikan karena yang paling banyak adalah akses dari luar.
“Mungkin masyarakat bisa menjaga diri kita sendiri dengan situasi Covid -19 yang ada dengan menggunakan masker, menjaga jarak, ini yang sangat penting dilakukan oleh masyarakat,”bebernya. (jo/tri)